Chapt 59 ; Nikah

1.1K 110 11
                                    

“Mas,” Abyaz mendongakkan kepalanya dan berjalan pergi. Tyas berdecak. “Mas!” Panggil Tyas, menyusul Abyaz yang berjalan menuju kamarnya.

Para karyawannya Abyaz saling melirik. Tentu mengetahui ada yang tidak beres diantara kedua sejoli tersebut. Biasanya Abyaz akan menyambut Tyas dengan wajah yang bersinar-sinar dan senyum yang lebar. Tapi ini? Abyaz kelihatan tidak suka akan keberadaan Tyas pada malam ini. Sesuatu yang sangat-sangat tidak biasa.

Akhir-akhir ini juga Abyaz kelihatan banyak pikiran. Rupanya Tyas sumber pikirannya.

“Mas, please lah.” Ucap Tyas. Abyaz mengabaikannya dan berusaha menutup pintu kamarnya, tapi kaki Tyas menyelip disana. Alhasil, Abyaz menjepit kaki Tyas membuat Tyas memekik kesakitan.

“Astaga, Sayang! Maaf-maaf! Beneran, aku ga sengaja!” Panik Abyaz, langsung terduduk dilantai untuk menyentuh kakinya Tyas.

“Sudah mau ngomong sekarang sama aku, Mas?” Tanya Tyas. Menyilangkan kedua tangannya di dada. Menatap Abyaz dengan tatapan kesal. Dahi Abyaz berkerut. Maksudnya bertanya apakah Tyas ini sedang membohonginya.

Abyaz bangkit dari posisinya dan berniat  kabur lagi, tapi Tyas langsung memeluk dirinya dari belakang.

“Jangan gini dong, Mas. Aku ga bisa gaada kamu.” Gumam Tyas. Mendusel punggung lebarnya Abyaz dengan pipinya.

“Kalau ga bisa ada aku, harusnya kamu ga say no to my proposal, Tyas?” Abyaz membalikkan tubuhnya. Menatap Tyas dengan tatapan sebal.

“Kalau kamu say no, aku tentu harus mundur. It means, kita ga cocok. Kamu ga mengharapkan pernikahan dan masa depan bersama aku.” Ucap Abyaz. Tyas menggeleng cepat. “Aku lihat kamu di masa depan aku, Mas.”

Abyaz bingung sebenarnya apa yang diinginkan Tyas. Ia merasa seperti dipermainkan.

So what? Kamu ga mau membiarkan aku bertemu dengan orang tua kamu, aku ajak kamu ketemu orang tua aku juga kamu gamau, dan kamu menolak lamaranku. Bukankah hal ini berarti kamu ga bisa melihat aku sebagai suami kamu nantinya? Jangan membohongi diri sendiri, Tyas. Aku ga mau kamu menikah bukan karena kamu mau.” Tyas mau nangis rasanya. Dia mau menikah. Tapi tidak dengan pernikahan tanpa restu kedua orang tuanya.

“Kita kan uda bicarain ini sebelumnya, Mas. Papa dan Mama gaakan setuju.” Abyaz menghela nafas pelan. Duduk di tepi kasur, diikuti Tyas.

Tangan Abyaz terulur untuk meraih tangannya Tyas dan menggenggamnya sembari mengelus punggung tangan tersebut dengan jempolnya. “At least, biarin aku ketemu mereka, Sayang. Biarkan aku minta kamu secara baik-baik ke mereka. You know how much i loves you, right?” Tyas terharu. Ia pun jujur, ingin menikah dengan Abyaz. Berdiri disisi Abyaz selama mereka berjalan diatas altar mungkin saat ini sudah menjadi impian barunya Tyas. Tapi pernikahan itu bukan hanya menyatukan dua insan, tapi juga dua keluarga. Abyaz sendiri tahu kan bagaimana tanggapan kedua orang tuanya setelah kejadian malam itu terjadi.

“Cilla dan Januar juga kan sudah bersama kini, jadi apa yang menahan kita?” Tanya Abyaz. Banyak. Banyak yang menahan hubungan mereka. Yang pertama? Kedua orang tuanya tidak tahu bahwa Cilla dan Januar sudah kembali berhubungan.

Tyas jadi teringat ucapannya Cilla. Tidak ada salahnya mencoba, kan?

“Yauda iya.” Ucap Tyas. Elusan Abyaz pada tangannya Tyas terhenti. “Apa?”

“Besok kita ketemu sama Mama dan Papa, Mas.” Ucap Tyas. Kedua mata Abyaz berbinar dan langsung membawa Tyas kedalam pelukannya. Tyas tersenyum dan mengelus punggungnya Abyaz. Kalau tau reaksi sesenang ini yang akan Abyaz berikan kepadanya, sudah sejak dulu Tyas rasa ia mengajak Abyaz menemui keluarganya.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang