Chapt 33 ; Pertunangan

1.8K 148 18
                                    

Setelah melangkah masuk, hal yang pertama Cilla sadari adalah ramai. Ramai sekali tempat ini.

Didalamnya tidak ada wartawan atau reporter karena memang isi acara tidak boleh dibiarkan jadi konsumsi publik. Jadi wartawan dan reporter hanya sampai didepan gedung saja.

Banyak orang-orang terkenal yang mungkin Cilla pernah lihat sesekali di televisi atau majalah-majalah fashion bahkan bisnis.

“Kamu mau makan dulu?” Tanya Januar. Sebelum acara dimulai, biasanya orang-orang dipersilahkan untuk menikmati segala fasilitas yang disediakan di hall hotel mewah ini.

Disebelah kiri pintu ada buffet yang menyediakan makanan berat sampai dessert. Cilla menggeleng.

“Januar!” Panggilan itu sontak membuat Januar menoleh, diikuti Cilla.

Dewi muncul dengan dress silvernya yang menawan. “Akhirnya kamu datang juga. Cilla!” Dewi cipika-cipiki dengan Januar lalu beralih ke Cilla. Ekspresi Dewi terlihat begitu senang melihat kedatangan Cilla.

“Mama senang sekali bertemu dengan cilla.” Ujar Dewi, lalu lanjut memuji penampilan Cilla. Cilla tertawa kecil. “Mama lebih cantik berkali-kali lipat dari cilla, cilla hampir manggil kakak tadi.” Balas Cilla memuji penampilan Dewi. Dewi terkekeh malu.

“Dengar kamu ngomong gitu, mama berasa makin muda ya hahaha! Bisa aja kamu sayang. Mau makan apa? Janu! Ambilin dong buat calon istri kamu! Gimana sih?” Omel Dewi memukul bahu Januar. Cilla menggeleng. “Gapapa ma, cilla masih kenyang.” Jawab Cilla. Malu aja kalau dia kelihatan tidak bisa mengendalikan diri didepan makanan-makanan yang enak itu. Walau rugi ya rasanya sampai sini tapi tidak makan hoho. Jika tidak ada yang memperhatikannya nanti, Cilla akan menyelip dan mengambil beberapa kue mini lucu disebelah sana.

“Janu heran ini, mama ini mamanya cilla apa mamanya janu?” Protes Januar jenaka. Dewi berdecak. “Ya kan sebentar lagi jadi mamanya cilla juga! Protes aja kamu! Eh nak, ayok mama kenalin ke teman-teman mama!” Ujar Dewi menarik Cilla dengan antusias. Cilla menoleh ke Januar yang hanya tersenyum dan mengangguk kepadanya. Loh ini gimana? Loh! Loh!

Dewi membawa Cilla mendekati segerombolan ibu-ibu sosialita dengan penampilan yang luar biasa mengkilau pada malam ini.

“Eh! Eh! Kenalin! Ini calon mantu aku!” Ujar Dewi. “Iya iya. Calonnya januar.” Jawabnya Dewi saat ada yang bertanya.

“Saya cilla, salam kenal.” Ujar Cilla tersenyum kapitalis.

“Aduh! Cantik banget jeng!” Ujar salah satu dari mereka memuji Cilla, yang bangga malah Dewi. “Iya toh? HAHAHA!”

Cilla tertawa. Calon mertuanya ini luar biasa energinya. Sih! Camer deh.

“Engga ah. Tante lebih cantik. Kulitnya kenceng banget, tante suka olahraga ya? Mau dong cilla ikut.” Ujar Cilla. Mereka tertawa heboh. “Aduh boleh banget! Sudah cantik, mulutnya manis banget deh.” Cilla terkekeh.

Cilla sibuk celingak-celinguk tapi Januar sudah tidak ada lagi ditempatnya berdiri tadi. Loh kemana ya Januar ini?

Dewi mulai mengajak Cilla kesana dan kesini. Mengenalkan Cilla ke-siapapun yang ia kenal. Cilla yang sudah merasa sosial energinya dikuras terlalu cepat akhirnya memilih mundur dengan menyatakan bahwa ia ingin sedikit mencicipi makanan yang dihidangkan. Energi Dewi luar biasa sekali. Cilla sulit mengimbangi.

“Boleh nak, janu kemana ya aduh.” Respon Dewi. Cilla menggeleng. “Gausah ma. Cilla bisa sendiri.” Dewi mengangguk. “Ya sudah, hati-hati.” Cilla lantas berjalan menjauh. Niatnya sebenarnya memang ke tempat kue-kue lucu yang disediakan diujung sana tapi lagi-lagi ia menghadapi sesuatu yang membuatnya lelah.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang