Chapt 64 ; Boleh juga

1.3K 123 11
                                        

Kedua kaki Abyaz akhirnya menapakki perkarangan rumah orang tuanya ini. Ia menarik nafas panjang sebelum menekan bel pintu.

Pintu dibuka, Anna menyambut putranya ini dengan senyuman lebar. Matanya sibuk melirik kesana kemari, sibuk mencari wanita seperti apa yang berhasil meluluhkan hati putra sulungnya ini.

“Mana?” Tanya Anna. Abyaz mencebikkan bibirnya.

“Dipeluk dulu dong ini anaknya.” Protes Abyaz. Anna tertawa. Merentangkan kedua tangannya memeluk Abyaz.

“Maaf hahaha, mama cuma kelewat excited ini. Uda ga sabar mau ketemu calon mantu.” Ucap Anna. Melepaskan pelukannya dan menatap Abyaz. Mereka berdiam kurang lebih lima belas detik sebelum akhirnya senyum Anna luntur.

“Mana? Kamu datang sendiri? Ga mungkin kan?” Abyaz tersenyum dengan tatapan menyesal. Tapi ia tidak mengatakan apapun.

“Serius?! Sendiri?!” Anna kerap melirik kekanan dan kekiri. Mengira putranya ini hanya bercanda tapi memang benar. Tidak ada siapapun disini selain Abyaz. Oh! Pak Aji—satpam rumah mereka yang ada pos didepan sana.

Anna menutup matanya kesal. “Kamu bohong sama Mama?” Tanya Anna.

Abyaz menggeleng cepat. “Engga, Ma! Memang Abyaz niatnya mau ngenalin Tyas ke Ma—” Abyaz mengatupkan bibirnya saat tidak sengaja menyebut nama Tyas.

“Trus kenapa? Tyas ya namanya? Tyas sakit kah? Atau ada kemalangan? Ada apa?” Perlahan Anna jadi khawatir. Apalagi setelah melihat ekspresi sedih dari putranya ini.

Abyaz menggeleng, lagi. “Engga, Ma. Tyas sehat kok. Cuma—” Bunyi pagar rumah yang dibuka oleh Pak Aji menarik perhatian Abyaz dan Anna.

Abyaz hapal betul mobil siapa itu. Pertanyaan di kepalanya jadi banyak. Bagaimana dia bisa ada disini dan bagaimana dia tahu, Abyaz ada disini?

Tyas turun secara terburu-buru dari mobilnya. “Yaampun, Tante! Maafin Tyas telat ya, soalnya ini.. Tyas beli sesuatu dulu buat Tante dan orang rumah.” Ucap Tyas membuka bagasi. Abyaz membeku ditempatnya sebelum dipukul oleh Anna.

“Dibantuin loh itu pacarnya!” Hardik Anna, berjalan mendekat ke Tyas. “Ampun! Ga usah repot-repot loh, Nak Tyas..” Anna menerima paper bag demi paper bag yang disodorkan Tyas.

“Ah gapapa, Tante. Ga enak dong Tyas kalau datang bertamu, ga bawa apa-apa.” Jawab Tyas tersenyum saat kedua matanya bertemu dengan Abyaz.

“Aduh! Tante jadi ga enak! Nak, bantu bawa barang-barangnya, ya. Ayuk Nak Tyas, mari masuk bareng Tante.” Anna menyodorkan paper bag ditangannya ke Abyaz dan memeluk lengannya Tyas. Membawa Tyas masuk kedalam rumahnya. Meninggalkan Abyaz yang masih bingung dengan segala pertanyaan berkeliaran di kepalanya.

 Meninggalkan Abyaz yang masih bingung dengan segala pertanyaan berkeliaran di kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Benar kan! Makanya Mama merasa kok ga asing sama Tyas ini loh!” Seru Anna senang. Ia baru menemukan fakta bahwa Tyas ini putri keluarga Darmaris. Anna kan pernah mengatur kencan buta untuk mereka berdua melalui Lovester.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang