Chapt 23 ; Cium

2K 124 10
                                    

“Bapak marah?” Tanya Cilla saat Januar tidak mengatakan sepatah katapun saat membawa Cilla keluar dari Restorannya Abyaz sampai memasukkan Cilla kedalam mobilnya.

Januar menggeleng cepat. “Tidak. Untuk apa saya marah.” Jawab Januar. Cilla mengerucutkan bibirnya.

Tidak. Dia marah. Cilla tahu, Januar sedang berusaha untuk tidak berbicara dengannya menggunakan nada yang tinggi.

“Lain kali kalau memang mau kencan buta lagi, kabari saya cilla. Bagaimana kalau keluarga saya tau, atau orang-orang yang tau mengenai hubungan kita melihat kamu?” Ujar Januar. Cilla jadi kesal. Maksud Januar, Cilla hanya akan mengotori nama Brijaya? Lantas memang hubungan apa yang mereka punya?

“Bukankah bagus? Jika mereka tahu, artinya saya dan bapak tidak perlu menikah kan?” Jawab Cilla dengan nada yang sedikit meninggi. “Anggap saja, saya yang berselingkuh?” Lanjut Cilla membuang pandangannya ke jendela.

Januar menghentikan mobilnya. “Cilla..” Januar menghela nafas pelan. Mencoba mengendalikan dirinya.

Cilla bahkan tidak bergeming. Tangan Januar terulur untuk menggenggam kedua bahunya Cilla, membuat Cilla akhirnya menatap Januar dengan tatapan malas.

“Maafin saya.” Lanjut Januar memandangi Cilla dengan tatapan lembut. Tck! Kalau gini, Cilla kan jadi ga bisa marah!

“Bapak ga suka saya kan?” Tanya Cilla. Januar menoleh kembali ke arah depan lalu mulai menjalankan mobilnya.

“Kamu maunya saya jawab apa?” Tanya Januar.

“Saya gatau. Itu kan perasaan bapak. Saya tanya gimana perasaan bapak.” Jawab Cilla kembali membuang pandangannya ke arah lain.

“Saya tidak suka kamu cantik.” Celetuk Januar membuat Cilla menoleh cepat ke Januar dengan tatapan bingung.

“Cantik dihadapan pria lain.” Lanjut Januar. Anjir! Ini mah namanya yang diserang si Cillanya!

Cilla membuang wajahnya kembali ke arah kiri untuk menyembunyikan kedua pipinya yang memerah.

“Saya berubah pikiran. Jangan melakukan kencan buta lagi, cilla.” Ujar Januar membuat Cilla lagi-lagi kembali menoleh kearahnya.

“Menikahlah dengan saya..” Lanjut Januar. Cilla membeku. Kalimat yang dilontarkan Januar kali ini terdengar tulus. Kedua mata gelapnya Januar menusuk langsung ke kedua mata indahnya Cilla. Seakan-akan mengajak Cilla untuk menyelam bersama. Kalau gini kan Cillanya jadi grogi.

“Saya lapar, pak.” Ucap Cilla. Januar tersenyum walau kalimat yang dilontarkan Cilla ini bukan jawaban yang ia inginkan.

“Emang tadi ga kenyang makannya?” Tanya Januar. Cilla menggeleng.

“Pasti makannya sedikit-sedikit biar keliatan anggun.” Ejek Januar. Cilla tertawa. Sinis bener ini cowo.

“Kok tau?” Tanya Cilla. Januar mendengkus kesal, tapi kemudian tersenyum.

“Sama saya ga gitu, kamu tau artinya apa?”

“Apa?”

“Kamu nyaman dengan saya, makanya kamu bisa jadi diri kamu sendiri. Saya suka itu cilla. Apapun yang mau kamu lakukan, saya lebih suka kamu melakukannya tanpa berpura-pura.” Sial! Sial! Sial! Ini mah alamatnya Cilla yang makin cinta! Tatapan Januar berbahaya sekali!

” Sial! Sial! Sial! Ini mah alamatnya Cilla yang makin cinta! Tatapan Januar berbahaya sekali!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang