Chapt 28 ; Suka siapa?

2.1K 138 11
                                        

“Kamu bilang cilla sakit? Kok ini cilla bilang dia ga sakit? Kamu bohong sama mama?” Tanya Dewi memicing curiga ke Januar. Januar melirik Cilla. Cilla menatap Januar dengan tatapan, "Ada apa? Kalau mau bohong ya setidaknya koordinasi dulu kek, pak. Ampun."

Januar menatap Cilla dengan tatapan meminta tolong.

“Kamu beneran bohong sama mama? Kenapa? Kamu selingkuh ya, januar?!” Teriak Dewi marah. Cilla balas menatap Januar dengan tatapan curiga. Apa benar Januar selingkuh? Tunggu. Ini konteksnya apa?

“Engga ma! Mana mungkin januar selingkuh! Yang januar cinta cuma cilla!” Jawab Januar tanpa sadar membuat Cilla tersenyum walau Cilla tahu Januar hanya berakting.

Dewi tersenyum tipis. “Lalu? Alasan kamu tidak mau bawa cilla ke acara penggalangan dana kenapa kalau bukan karena takut ketahuan kamu sudah punya calon istri?” Tanya Dewi.

Penggalangan dana? Walau Cilla tidak begitu tahu, tapi Cilla pernah dengar mengenai penggalangan dana yang dilakukan oleh keluarga Brijaya. Keluarga Darmaris juga selalu menghadiri acara tersebut.

“Eum, iya ma. Tadi cilla emang sedikit ga enak badan. Memang dia nya aja yang lebay, ga parah kok ma. Cilla baik-baik aja.” Celetuk Cilla. Januar mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Oh begitu..” Dewi memegang bahunya Cilla dan mengelusnya. “Tetap aja januar salah ni! Kamu lagi sakit kok masih disuruh kerja!” Omel Dewi melirik tajam ke arah Januar yang menyengir.

“Iya ma, januar yang salah emang.” Ucap Januar. Iya iya aja daripada dikutuk Mama jadi batu.

“Walau begitu tetap aja kalau kamu ga tahan lagi, kerumah sakit ya cilla? Atau sekalian diperiksa sekarang aja?” Tanya Dewi. Memang orang kaya. Gausah ke rumah sakit, dokternya langsung yang datengin kita.

“Gapapa ma, Cilla uda oke kok.” Ucap Cilla tersenyum memenangkan ke Dewi. Dewi mengangguk. “Yasudah, mama pulang ya kalau begitu?” Iya ma tolong pulang. Ini kata hatinya Januar. Durhaka bener Januar ini.

“Mari ma, biar cilla antar sampai depan.” Ucap Cilla. Dewi menggeleng. “Eh! Gausah-gausah. Cilla balik kerja aja, maafin mama ya uda gangguin cilla.” Ucap Dewi. “Iya ma, ganggu emang mama.” Jenaka Januar membuat Dewi memukul punggungnya.

“Aduh!” Ringis Januar. Cilla tertawa. “Engga ma, justru cilla berterima kasih mama uda baik banget sama cilla gini.” Ucap Cilla. Dewi menggeleng. “Engga kok sayang, kalau ada apa-apa juga cilla boleh kabarin mama ya. Biar januar aja yang nganterin mama keluar.” Ujar Dewi. Mereka berjalan menuju lift diikuti tiga dokter keluarga Brijaya.

Kebetulan di lantai sebelas ini tidak ada orangnya karena hanya diisi ruangan-ruangan untuk rapat.

Masuk lift dan saat lift berhenti di lantai sepuluh, Dewi memeluk Cilla. “Jangan lupa datang sama januar ke penggalangan dana ya, sayang.” Cilla mengangguk. “Pasti ma, hati-hati ya ma.” Ucap Cilla. Sebuah helaan nafas ia hembuskan saat lift sudah kembali tertutup. Semua orang yang ada dilantai ini memusatkan perhatian mereka kepada Cilla.

“Ada hubungan apa lo sama mamanya pak januar, cil?” Tanya Roni segera setelah Cilla sampai di kursinya.

“Cil! Jadi beneran?” Reza tiba dengan wajah bertanya-tanya. “Apaan za?” Tanya Lara penasaran.

“Lo beneran pacaran sama pak januar?!” Tanya Reza. Tentu sebelumnya ia sudah mendengar hal ini dari Devan. Reza kira Devan berbohong.

Cilla menghela nafas panjang. Benar-benar!

“Beneran, cil?!”​ Tanya Sara. Cilla bangkit dari duduknya, dan meraih tasnya. Lantas masuk kedalam lift. Benar-benar Januar ini!

 Benar-benar Januar ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Iya ma. Hati-hati ya pak bawanya.” Ucap Januar ke Pak Akbar dan mengirim kepergian mobilnya Dewi dari depan perusahaannya. Sebuah helaan nafas lega muncul dari bibirnya Januar.

Januar lantas kembali ke lantai ruangannya. Saat membuka pintu jati ini, tatapan matanya mendapati Cilla sedang duduk di sofa ruangannya dengan ekspresi wajah yang marah.

“Zachri, kamu kembali saja ke meja kamu.” Ucap Januar. Zachri mengangguk dan keluar dari ruangannya Januar. Dia juga ga mau ikut campur pada perang dunia ketiga yang mungkin saja akan terjadi beberapa saat lagi.

“Maafin saya, saya gatau kalau mama bakalan nyamperin kamu.” Ucap Januar mendekati Cilla dan duduk di sisi Cilla.

“Ya kalau bapak mau bohong setidaknya bilang dulu dong sama saya. Tadi kalau saya salah ngomong gimana?” Kesal Cilla.

Januar mengangguk. “Iya maaf cilla. Kamu mau apa biar ga marah lagi?” Bujuk Januar. Cilla berdecak.

“Engga usah. Pokoknya lain kali kalau ada yang kaya gini, bapak bilang dulu sama saya.” Ujar Cilla. Januar mengangguk memasang wajah menyesal. Kalau gini mana bisa sih Cilla marahnya lama-lama? Curang ni Januar. Mentang-mentang ganteng.

“Jadi kamu bakalan tetap bantuin saya?” Tanya Januar menatap Cilla dengan tatapan berbinar.

Ya mau gimana? Kalau Januar tidak pura-pura punya pacar, bukankah warisannya akan terancam? Tapi tetap saja, Cilla tidak akan menikah dengan Januar sebelum pria itu jatuh cinta kepadanya.

Cilla mengangguk. “Lalu kamu akan datang ke penggalangan dana?” Tanya Januar. Nah untuk yang ini? Cilla bingung sungguh. Jika ia kesana, maka satu dunia akan tahu bahwa calon istri Januar adalah dirinya kan? Astaga!

“Tapi kalau gini tandanya semua orang bakalan tau saya adalah pasangan bapak kan?” Tanya Cilla. Januar mengangguk.

“Ntar jadinya gaada yang bisa deketin saya lagi dong.” Jenaka Cilla. Januar memasang ekspresi kesal. “Deketin? Kamu punya orang yang kamu suka?” Tanya Januar.

Cilla menatap Januar. Tidak mau mengakui, tapi ya sudah terlanjur begitu jauh. “Tentu.” Ucap Cilla. Januar terlihat tidak suka dengan jawaban yang diberikan Cilla.

“Siapa?”

Cilla bangkit dari duduknya. “Kepo. Nanti saya pikir-pikir dulu ya pak mengenai penggalangan dana.” Ujar Cilla berdiri dari duduknya. Ia harus bertanya kepada Tyas dulu mengenai hal ini. Ingin tahu bagaimana pendapat temannya itu.

“Bagaimana kalau saya gunakan pertanyaan ketiga saya untuk ini? Siapa yang kamu suka? Setidaknya saya harus tahu agar selama kamu dengan saya, kamu tidak terlihat berduaan dengannya.” Caranya? Januar mau mengunci pria yang disukai Cilla?

“Saya tolak pertanyaan bapak. Lagipula saya pasti menjaga nama baik keluarga bapak yang terhormat itu kok.” Ucap Cilla. Januar menahan tangannya Cilla.

“Kalau gitu, ayok kita buat kontrak.” Cilla jadi merasa kesal. Jadi maksudnya Januar ini tidak percaya Cilla bisa menjaga nama baik keluarga Brijaya? Lagian yang disukai Cilla, Januar kok!

“Saya pengusaha, cilla.” Ucap Januar seakan-akan tahu bahwa Cilla terlihat tidak senang. “Saya yakin kontrak yang akan saya berikan tidak merugikan kedua belah pihak.” Lanjut Januar.

“Baik. Tapi kontrak pasangan pura-pura saja. Bukan kontrak pernikahan.” Ucap Cilla. Januar terlihat kecewa karena ucapan Cilla mengartikan bahwa memang benar ada pria lain yang Cilla sukai bahkan mungkin diimpikan Cilla sebagai ayah dari anak-anaknya kelak.

Kenapa Januar merasa sekesal ini?

WWKKWWKW sadar bro sadar, kalau ga cepet ntar cillanya diambil orang loh hayoooo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WWKKWWKW sadar bro sadar, kalau ga cepet ntar cillanya diambil orang loh hayoooo

Sincerely,

Pikachuu.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang