“Siapa ini, Mas?” Tanya Aunty Della. Kedua matanya bersinar. Mendengar ucapan Della, Kakaknya ini ikut mendekat bagaikan hyena yang menandai mangsanya.
Harry was-was. “Dion. CMO di Darmaris Food.” Jawab Harry.
Aunty Reva tersenyum senang melihat lesung pipit manis dipipinya Dion.
“Dion, ini adik-adik saya. Reva, dan Della. Sarah mana?” Tanya Harry setelah memperkenalkan adik-adiknya ke Dion.
“Mengurus Sisi, sepertinya dia lagi kurang enak badan.” Balas Della menjawab rasa penasaran Harry atas ketidakhadiran adiknya yang satu itu.
“Raina, Rasha! Sini, Nak!” Panggil Reva. Reva tersenyum lebar melihat putri-putrinya yang terlihat begitu cantik pada malam ini.
Della tidak mau kalah. Matanya sibuk mencari keberadaan Astrid dan Ajeng—putri bungsungnya. Della punya tiga anak. Astrid yang pertama, seumuran dengan Tyas dan Cilla. Galih yang kedua, lebih kecil dua tahun dari Astrid dan Ajeng yang ketiga. Ajeng berjarak empat tahun dari Astrid.
Sedangkan Reva punya empat anak.
Raina, seumuran juga dengan Cilla, Tyas dan Astrid. Ryan dan Romi—kembar identik yang lebih kecil setahun dari Raina dan Rasha beda dua tahun dari Astrid.“Apa, Ma?” Tanya Raina. Reva melirik Dion. “Dion, kamu kenal putri saya? Dia ini model internasional loh. Pasti pernah lewat di televisi kamu.” Ucap Reva membanggakan putrinya.
“Maaf, Bu. Saya ga nonton televisi.” Jawab Dion tanpa tahu bahwa ia sudah membuat wajah Reva memerah malu.
“PPFFTTTT--HAHAHAHAHA!” Tawa Astrid meledak. Raina berdecak dan membekap mulutnya Astrid. Sial. Dia tarik ucapannya tertarik dengan Dion. Pria ini tidak meliriknya sama sekali.
Harry tersenyum bangga. Beraninya adik-adiknya ini ingin merebut Dion darinya. Padahal Dion sudah dia booking untuk Cilla. Kamar kali ah, Om!
“Kalau youtube? Pasti nonton dong? Ni anak bungsu saya, youtuber terkenal. Pernah lihat kan, kamu?” Lanjut Reva. Dion tersenyum menyesal, lalu menggeleng.
Kali ini, Ajeng ikut ngakak bersama kakaknya—Astrid. Mereka bahkan tidak mencoba menyembunyikan tawa mereka. Rasha kesal, Raina lebih kesal lagi.
“Udahlah ma..” Bisik Raina. Malu!
“Hahaha gitu ya? Ga ada kesenangan ya, dihidup kamu.” Celetuk Reva. Sudah malu dia. Della tersenyum manis ke Dion.
“Kamu belum punya pacar kan, Dion?” Tanya Della. Dion menggeleng. “Belum, Bu.” Astrid berniat beranjak dari sana karena tahu maksud Sang Ibu.
“Eit! Mau kemana?” Tangan Della yang menahannya membuatnya kembali dan memasang senyuman kapitalis.
Astrid sedang tidak butuh Pria baru. Ia hanya butuh ketenangan untuk menenangkan diri dari patah hatinya. Walaupun ia selingkuhan, ia tidak sepenuhnya merasa ini salahnya. Setahunya, kekasihnya dan Istrinya itu sedang diambang perpisahan. Ia memulai hubungan juga karena bujukan si Pria yang menyatakan bahwa ia akan segera bercerai. Siapa yang sangka, ia di bohongi?
Ajeng lebih tidak butuh lagi, karena dia sudah punya pacar. Pria biasa. Jauh dari status keluarganya. Makanya, Ajeng belum siap memperkenalkan kekasihnya ke Ibunya.
“Mau ga, makan malam sama Astrid berdua?” Tanya Della to the point. Harry langsung menggeleng. “Gabisa.” Jawab Harry. Della melirik bingung Sang Kakak. Yang Della tanya kan Dion, bukan Harry.
“Kenapa, Mas?” Tanya Della. Harry sibuk memikirkan satu seribu alasan sebelum berceletuk, “Kamu mau scout dia ya? Mentang-mentang perusahaan suami kamu lawan dari perusahaan aku?” Ngasal. Iya, Harry cuma nyeletuk ngasal doang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Romance[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...