Kurang lebih begini yang terjadi diantara Tyas dan Abyaz semalam.
Ini restoran kan? Tentu saja Abyaz punya koleksi wine sampai minuman alkohol yang lebih besar kadarnya.
“Wah! Mas punya Domaine de la Romanée-Conti La Tache yang 2019? Papa pengen banget ini, tapi ga pernah dapet.” Cerita Tyas. Abyaz tersenyum kecil. “Ohya? Ambil saja kalau begitu, anggap saja hadiah buat papa.” Tyas menggeleng cepat.
“Aku juga punya yang 2011. Kamu mau coba?” Tanya Abyaz. Tyas mengangguk.
“Tapi adanya di kamar.” Lanjut Abyaz, mengusap kecil tengkuk lehernya. Tyas tersenyum tipis. “May i?”
Abyaz mengangguk kecil. “Please.” Abyaz membuka sebuah pintu dengan kunci ditangannya.
Sebuah ruangan dengan nuansa hitam namun nyaman menyambut Tyas.
“Silahkan.” Ujar Abyaz mempersilahkan Tyas. “Mas tinggal disini?” Abyaz menggeleng. “Hanya sesekali kalau restoran sedang dalam peak season.” Jawab Abyaz. Tyas mengangguk dan melangkah masuk.
Tyas mengambil duduk diatas karpet dan menyandarkan punggungnya ke pinggir badan kasur.
Abyaz membuka lemari dan mengeluarkan botol wine mahal bertuliskan Romanée-Conti Année 2011 dan dua buah gelas wine.
Abyaz membuka tutup botol membuat Tyas tersenyum senang. Abyaz mulai menuangkan segelas untuk Tyas dan segelas untuk dirinya. Jika Cilla gila dengan es krim mint, Tyas gila dengan wine.
“Cheers?” Senyum Tyas merekah saat Abyaz mendentingkan gelas mereka.
Suka bukan berarti jago. Sudah habis beberapa gelas, Tyas sudah mulai mabuk sepertinya karena ia mulai menyenderkan kepalanya di bahunya Abyaz.
Abyaz tersenyum gemas. Membiarkan Tyas meminjam bahunya.
“Dingin..” Gumam Tyas. Abyaz menarik selimut secara hati-hati karena tidak ingin kepala Tyas terjatuh dari bahunya.
Abyaz menyingkirkan gelas dari sisi Tyas. Takut Tyas menyenggol gelas dengan kakinya.
Baru diselimuti sekitar tiga menit, Tyas sudah mulai menggeliat tidak nyaman. “Panas..” Begini katanya. Maka Abyaz menyingkap selimut yang menyelimuti Tyas.
Melihat Tyas yang terlihat tidak nyaman, Abyaz membawa Tyas kedalam gendongannya dan membaringkan Tyas diatas tempat ti--Tyas mengalungkan kedua lengannya di lehernya Abyaz, menahan Abyaz yang ingin beranjak pergi. Kedua mata sayunya memicing menggoda memandangi Abyaz dengan senyuman manis.
“Mas..” Gumamnya menyentuh pipinya Abyaz lantas menghembuskan nafas ditelinga Abyaz membuat Abyaz sedikit bergidik. Abyaz menggelengkan kepalanya. Dia bukan pria brengsek yang memanfaatkan kesempatan didalam ketidaksadaran seorang wanita.
Tyas mengerucutkan bibirnya lucu, lantas memajukan wajahnya dan mencium bibirnya Abyaz membuat kedua mata Abyaz membelalak kaget.
Abyaz segera menarik kembali wajahnya dan melompat turun dari kasur.
Tyas berdecak dan mulai membuka kemejanya membuat Abyaz langsung melemparkan selimut ke Tyas. Tidak tahu bahwa Tyas jadi seperti ini setelah mabuk. Abyaz bersumpah ia tidak akan membiarkan Tyas minum dengan pria lain!
“Mas!” Teriak Tyas secara tiba-tiba. Menyingkap selimut, melempar selimut dan menanggalkan celananya. Maka benang yang terlilit di tubuh Tyas saat ini hanya pakaian dalam penutup atas dan bawahnya.
Abyaz segera membalikkan tubuhnya.
“Hiks..!” Suara isakan membuat Abyaz tanpa sadar membalikkan kembali tubuhnya. “Kenapa? kenapa?!” Abyaz dengan gesit kembali meraih selimut yang tadi sudah dilempar Tyas keatas lantai dan kembali melilitkannya di tubuhnya Tyas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Любовные романы[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...
