"Pak! Bapak sakit gini, pulang aja la ya." Ucap Zachri. Dia benar-benar harus minta bonus dari Januar karena kini ia bahkan harus mengurus Januar yang sakit cinta. Hah! Benar-benar!
Januar yang kelihatan menggigil di kursi belakang itu menggeleng. "Gapapa. Saya harus ketemu Cilla." Kekeuh Januar. Zachri mah apa. Cuma budak korporat. Jadi apapun perintah bossnya, Zachri harus menyetujuinya. Tentu dengan tambahan bonus yang tinggi. Mana mau dia melakukan pengabdian diluar jam kerja tanpa uang bonus.
Mobil Januar ini bergerak cepat menuju apartemennya Cilla.
Zachri menghentikan mobilnya saat melihat seorang wanita dan seorang pria berpelukan didepan sana. Kedua mata Zachri membelalak karena ia bisa mengidentifikasi siapa wanita tersebut.
"Pak! Pak! Kita balik aja ya? Ini saya rasa mba Cillanya ga lagi dirumah." Ucap Zachri panik. Januar melirik Zachri lemas dan mulai melepaskan sabuk pengamannya.
"Ngomong apa kamu. Kita kan uda sampai sini. Kamu pulang aja, biar saya nunggu Cilla disini." Ucap Januar, turun dari mobil namun langkahnya terhenti saat melihat Cilla menangis dipelukan pria lain.
Dada Januar terasa sakit. Ia menatap mereka dengan tatapan sedih tanpa sadar bahwa air matanya turun begitu saja. Apa ini efek karena dirinya sakit?
Zachri mengusap wajahnya frustasi. "Gimana, Pak? Saya pulang beneran ini? Sendiri?" Tanya Zachri menoleh ke belakang.
Januar mengusap air matanya dan kembali naik kedalam mobil. Entah karena sepatunya licin atau apa, Januar terjatuh ke lantai mobil.
"Pak!" Pekik Zachri. Zachri turun untuk menutup mobil dan membawa Januar kerumah sakit.
Begini kurang lebih bagaimana Januar bisa menyimpulkan bahwa Cilla dan Dion kini sudah bersama, walau tentu. Ia salah besar.
"Jadi aku salah paham?" Tanya Januar. Dion mengangguk. "Gue cuma tenangin Cilla karena dia nangis nyari lo." Bongkar Dion. Pipi Cilla memerah mendengar ucapan Dion lantas memukul bahu Dion membuat Dion terkekeh kecil.
"Eit! Kalau gitu gaboleh lagi meluk-meluk Cilla. Apalagi tenang-tenangin dia!" Ucap Januar memeluk Cilla erat. Cilla terkekeh dan Dion mendengkus.
"Bapak cemburu?" Tanya Cilla memunculkan kepalanya dari pelukannya Januar. Januar mengangguk cepat. "He-eum!" Cilla tertawa dan menduselkan pipinya didadanya Januar.
Yang melihat mereka pasti akan berpikir mereka berlebihan, tapi Januar tidak peduli.
"Kamu panas banget, Cilla. Ayok kerumah sakit!" Kaget Januar. "Pak, pesawatnya?" Tanya Zachri panik.
Januar melirik Zachri. "Kamu pergi dulu, nanti saya nyusul." Januar memberikan kopernya kepada Zachri dan menarik tangan Cilla untuk beranjak dari sini.
Dion menggelengkan kepalanya sementara Zachri membeku tak percaya. Seneng sih seneng, boss nya yang ngenes itu akhirnya bisa tersenyum bahagia. Tapi bukankah Januar keterlaluan? Yang menjaga dia saat dia sakit siapa?! Zachri mencoba sabar. Bonus inget, Zachri. Bonus.
"Pasti capek punya boss seperti itu ya." Ucap Dion. Zachri mengangguk dan tersenyum lebar. Akhirnya ada yang mengerti mengenai isi hatinya! "Banget, Pak! Capek banget!"
"Kalau begitu, mau pindah ke darmaris food saja?" Waduh waduh! Ditengah-tengah begini bisa-bisanya Dion malah mau nge-scout Zachri. Ampun!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Roman d'amour[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...