Duk duk duk! “CILLA!” Suara teriakan itu terdengar terus menerus seiringan dengan bunyi bell dan pintu yang digedor-gedor dari luar. Tyas memegang pelipisnya pusing.
Tyas turun dan naik dengan pak satpam, terpaksa ia harus melakukan ini. Di setiap pintu yang ada di apartemen ini, ada tempat kunci cadangan yang hanya bisa dibuka oleh Pak Satpam.
“Tolong ya pak,” Kebetulan Pak Ali sudah lama mengenal Tyas jadi dia tahu Tyas tidak akan berbuat yang tidak-tidak dikediamannya Cilla. Pak Ali tersenyum. “Silahkan neng. Kalau ada perlu apa-apa, boleh telpon saya saja ya neng.” Ujar Pak Ali, masih senantiasa dengan senyuman ramahnya. Tyas mengangguk dan berterima kasih.
Setelah kepergian Pak Ali, Tyas menggulung naik lengan kemejanya dan memandangi kondisi apartemennya Cilla. Hanya gelengan kepala yang bisa ia berikan. Di meja, setumpuk kalengan bir menarik perhatian Tyas. Bau sisa makanan, dan tumpukan bucket ice cream membuat Tyas menutup hidungnya. Sampah yang menumpuk sampai keluar-keluar dari tempatnya itu membuat Tyas memejamkan matanya pusing. Tanpa babibu, Tyas membuka kamarnya Cilla. Pakaian bekas berserakan dilantai dan di meja rias. Cilla sedang tertidur didalam gulungan selimut. Berusaha menyembunyikan dirinya dari dunia yang kejam.
Tyas langsung memukul Cilla dari luar selimut membuat Cilla terperanjat dari tidurnya. “Bangun! Bangun!”
“AW! AW!”
“Sakit, Tyas!” Tyas mengangguk. “Gue tau sakit, makanya bangun! Habis suara gue neriakin lo, gedor-gedor pintu lo, gue rasa itu bel nya juga uda capek gue teken-teken mulu!” Omel Tyas. Cilla kembali menyembunyikan dirinya kedalam selimut, tapi Tyas kembali memukulnya membuat Cilla membuka selimutnya dengan sebal.
“Apasih ty! Jangan ganggu gue ah!” Ketus Cilla. Tyas menghembuskan nafasnya sebal. “Lo jangan gini dong cil, lo harus bangkit dan datengin dia. Minta pertanggung jawaban dia, sejak kapan cilla jadi selemah ini?” Suara Tyas membujuk Cilla dengan lembut.
“Hiks Hiks.” Suara tangisan mulai terdengar secara perlahan. Cilla menangis dibalik selimutnya, membuat Tyas menepuk pelan punggung Cilla mencoba menyemangati temannya ini.
“Dia uda janji sama gue, ty..” Gumam Cilla disela-sela tangisnya. “Ya makanya! Kalau aja lo izinin gue ketemu sama dia, uda gue jambak sampe botak itu rambutnya!” Emosi Tyas. Cilla menggeleng cepat. “Jangan! Kasian..” Tyas berdecak. Cilla sudah disakiti separah ini, bisa-bisanya masih kasihan dengan pria brengsek itu? Tyas tidak habis pikir.
“Yauda terserah loh deh, tapi tuk! Uda nangisnya, ga worth it air mata lo buat buaya cap kakap kaya dia. Bangkit dan tunjukkin ke dunia kalau lo bisa tanpa dia!” Ujar Tyas. Cilla menggeleng, “Tapi gue gabisa tanpa dia, ty..” Astaga! Tyas frustasi! “Ini uda hampir tiga minggu dia campakkin lo, cil! Ga capek apa ya? Lo bisa dapet yang lebih bagus dari dia! Lo cantik, baik, rajin, ya kurangnya ini aja.. dibersihin apartemennya neng, ampun deh..” Ujar Tyas sedikit bercanda. Cilla menghapus air matanya dan menatap Tyas sekilas.
“Ayok bangkit! Kerja yuk, ntar dipecat loh.” Ujar Tyas menepuk bokongnya Cilla. Memang sudah hampir tiga minggu Cilla minta cuti setelah diputusi secara sepihak oleh Devan.
“Kita putus. Aku ga tahan lagi sama kamu.” itu kalimat pertamanya Devan setelah hampir dua minggu tidak bertemu dengan Cilla. Cilla terdiam kaget.
“Ha?”
“Kita putus. Ga jelas?” Cilla mengusap wajahnya dan tersadar bahwa matanya mulai berair. “...kenapa?” Setelah beberapa saat terdiam, hanya kata ini yang bisa dijadikan respon oleh Cilla.
“Aku capek sama kamu. Terima kasih buat lima tahun belakangan ini, aku pergi ya. Kamu baik-baik ya.” Devan bangkit dari kursinya dan melangkah pergi meninggalkan Cilla tanpa sekalipun menoleh ke belakang hanya untuk sekedar memastikan bagaimana kondisi Cilla.
![](https://img.wattpad.com/cover/349742436-288-k712441.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Romantizm[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...