Chapt 19 ; Beliau suka menolong

1.5K 118 0
                                    

Sebenarnya apa yang terjadi? Ningsih meminta Tyas untuk menjemput Cilla sepulang kerja dan membawanya ke rumah.

Dirumah kedua orang tuanya Tyas ini sudah terlihat ada Ningsih dan Ayahnya Tyas -- Harry yang menunggu kedatangan mereka.

“Hi ma.” Sapa Tyas. Mencium kedua pipi Sang Ibu lalu beralih melakukan yang sama untuk Harry. Hal ini juga dilakukan oleh Cilla. Cilla sudah seperti putri bungsunya mereka. Terhitung sudah delapan tahun Cilla masuk kedalam keluarganya Tyas. Bukan hanya itu, Cilla juga sudah masuk kedalam kartu keluarganya mereka.

Banyak yang menanyakan apakah Tyas tidak sedih karena dengan kehadiran Cilla, tandanya kasih sayang kedua orang tuanya jadi terbagi? Tyas dengan tegas menjawab tidak. Tyas menyayangi Cilla seperti menyayangi adiknya sendiri. Jadi bagaimana dia bisa sedih?

“Ada apa ma, pa?” Tanya Cilla. Ningsih menatap Cilla intens. “Kamu pacaran sama januar brijaya ya?” Mendengar hal ini, Cilla langsung terbatuk-batuk membuat mereka sibuk menyodorkan air minum untuk Cilla. Selama Cilla minum, kedua mata Cilla memicing tajam ke Tyas.

“Bukan gue!” Pekik Tyas seolah sadar apa maksud dari tatapan Cilla.

“Papa dengar sendiri dari rekan bisnis papa.” Ujar Harry tenang. Cilla mengatupkan bibirnya. Bagaimana cara ia menjelaskan ini? Kalau saja Cilla mengatakan yang sebenarnya, mereka hanya akan khawatir ke Cilla dan seperti sebelumnya, Ningsih akan kerap meneleponnya.

“Ini uda jadi rumor panas untuk kalangan atas.” Lanjut Ningsih. Tentu. Setelah Cilla pikir-pikir yang hadir di pesta Raina semalam pasti orang-orang penting. Tidak menutup kemungkinan ia akan dibicarakan disana, apalagi dengan bagaimana internet memanas akhir-akhir ini. Cilla sudah setara seleb. Seleb meme :").

“Belum ada berita yang keluar karena papa yakin brijaya pasti sudah lebih dulu menutup apapun yang berhubungan dengan keluarga mereka.” Lanjut Harry. Cilla menarik nafas panjang, lantas menutup kedua matanya bingung ingin menjawab apa. “Iya ma, pa. Cilla pacaran sama januar.” Jawab Tyas. Cilla menoleh kaget ke Tyas.

Cilla melirik Tyas dengan tatapan bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang sedang dikatakan oleh Tyas?

“Lalu? Kenapa tidak bawa dia kemari?” Tanya Ningsih. Cilla beralih kembali ke Ningsih dan tersenyum kecil. “Nanti ma. Belum ada niat sampai serius kok, masih awal hubungannya..” Jawab Cilla. Maaf, Pak Januar. Melihat ekspresi khawatirnya Ningsih membuat Cilla tidak bisa mengatakan ia tidak berpacaran dengan Januar.

“Zaman sekarang memang tidak usah pacaran terlalu lama sayang..” Ujar Ningsih membuat Cilla tertohok. Benar. Pacaran lama seperti dirinya dan Devan tidak menjamin bahwa mereka akan berakhir di pelaminan.

Tapi ya kan Cilla tidak benar-benar pacaran dengan Januar, hanya pura-pura saja dan agar kedua orang tuanya Tyas ini tidak khawatir, Cilla menggunakan Januar.

“Yasudah, nanti coba cilla ajak kemari.” Ujar Cilla. Sekali lagi, Maaf pak. Ningsih tersenyum senang, tapi sepertinya tidak dengan Harry.

“Kamu yakin nak?” Tanya Harry.

“Kenapa pa?” Tanya Tyas. Cilla melirik Harry. Sebuah helaan nafas keluar dari bibirnya Harry. “Papa tau sekali sifat anak-anak keluarga brijaya. Papa hanya takut kamu dipermainkan oleh si januar itu.” Sebenarnya setelah kejadian Devan yang menikah tiba-tiba dan meninggalkan Cilla, Harry menjadi lebih protektif terhadap Cilla.

Tanpa diketahui Cilla, Harry bahkan menemui Devan dan menghajar pria itu. Salah satu alasan Ningsih kerap meneleponnya ya juga Harry sendiri.

“Engga kok pa. Pak januar itu pria yang baik. Sangat baik.” Ucap Cilla.
Ningsih tersenyum senang.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang