Chapt 71 ; Pertemuan Keluarga

861 90 8
                                    

Flash kamera didepan mereka menyilaukan mata, namun tetap saja, orang-orang yang ada disini menyambutnya dengan senyuman lebar.

“Kita akan mulai upacara pemotongan pita untuk restoran ketiganya Agdars!” Suara tepukan tangan memenuhi area sekitar restoran.

Potret demi potret diambil untuk meresmikan hubungan kerja samanya Darmaris dan Agaps.

Segera setelah pita digunting, semua orang kembali bertepuk tangan dan berteriak riuh.

“Mari kita dengar sepatah dua patah kata dari Pak Harry.” Ucap MC memecah keriuhan.

“Baik, Terima kasih buat semua yang telah hadir pada pagi ini. Munculnya Agdars ini tidak jauh-jauh dari kerja keras para karyawan-karyawan saya. Saya selalu berterima kasih atas kerja keras mereka. Saya sudah menaikkan bonus-bonus mereka ya hahaha! Saya berharap kerja sama dari Darmaris dan Agaps ini bisa berlangsung lama. Silahkan nikmati makanan-makanan yang telah dihidangkan! Terima kasih.” Selesai Harry mengatakan kalimat sambutannya, semua orang mulai bangkit untuk masuk kedalam restoran.

Keluarga Januar bahkan hadir pada pagi ini, mereka mendukung karirnya Januar. Tentu Opa Tora tidak. Beliau marah besar saat tahu Januar saat ini bekerja dibawah Agaps dan bekerja sama dengan Darmaris. Tapi beliau bisa apa? Januar tidak peduli dengan kemarahan kakeknya itu.

“Gimana Ma? Pa?” Tanya Januar, mendatangi Dewi dan Brahma. Brahma tersenyum puas.

“Makanannya enak, konsepnya pun bagus. Papa sih yakin bisnis ini bakalan sukses.” Ucap Brahma. Dewi mengangguk setuju.

Januar lantas kembali berkeliling menyapa orang-orang penting yang hadir di acara ini. Cukup lama ia berkeliling sampai Cilla kelihatannya kesal dengan Pria itu.

“Maaf Sayang, aku tadi ngobrol dulu sama Pak Mardi.” Ucap Januar berdiri dihadapan kekasihnya. Cilla berdecak.

“Lama banget!” Gerutu Cilla. Januar tertawa. Karena Januar kecelakaan kemarin, pembukaan Agdars diundur dan setelah masuk kerja, Januar sibuknya luar biasa.

Ia jadi sering lembur dan tidak pulang ke apartemennya Cilla. Januar kembali ke apartemennya untuk tidur karena lebih dekat dengan kantor.

Ini pertama kalinya Cilla bertemu Januar setelah hampir dua minggu lamanya Januar sibuk dengan pekerjaannya. Uda ga ldr sih, tapi ya tetap aja Cillanya dicuekin.

Cilla gatau ini harus ngambek sama Papanya atau sama Januar.

“Kamu uda makan, Sayang?” Tanya Januar melirik piring didepan Cilla. Cilla mengangguk.

“Gimana makanannya? Ada yang perlu di improve?” Tanya Januar membuka Ipadnya. Siap menulis pendapat Cilla.

Cilla berdecak. “Masa sama aku pun yang dibahas kerjaan?” Tanya Cilla. Bukannya ga support sama kerjaan Januar, tapi ini uda hampir dua minggu Cilla dianggurin?

Setelah melamarnya dengan kata-kata manis seperti itu, Januar sibuk dengan urusannya sendiri. Gimana Cilla ga ngambek? Jujur. Cilla kangen luar biasa dengan Januar. Iya memang mereka masih sering telponan, tapi bentar aja karena Januar kerap ketiduran.

Januar lantas menutup Ipadnya dan tersenyum menyesal.

“Iya. Maaf ya, Sayang.” Januar mengambil duduk disampingnya Cilla. Meraih tisu untuk mengusap keringatnya sendiri. Hasil berjalan ke sana-sini menyapa orang-orang penting disini.

Cilla jadi merasa bersalah karena merasa kesal. Cilla menarik pelan nafasnya dan meraih salah satu tangannya Januar. “Maafin aku, Mas.” Januar tersenyum manis.

“Maaf kenapa sayang?” Tanya Januar. Mengesampingkan rambut Cilla agar bisa melihat wajah cantik kekasihnya ini dengan lebih jelas.

“Maaf aku ngambek ga jelas ke Mas. Padahal aku sendiri pun tau, Mas pasti capek juga. Ribet juga nyiapin ini itu, aku malah gini. Maaf ya.” Ucap Cilla. Januar menggeleng cepat. Tangannya yang satu lagi terulur untuk mengusap lembut tangannya Cilla yang menggenggam tangannya yang lain.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang