Chapt 37 ; Hampir Gila

1.9K 159 14
                                    

“Astaga! Uda! berhenti! Devan!” Pekik Tyas menghadang Devan sementara Abyaz menghadang Januar. Kebetulan sekali Tyas sedang ada didekat sini, kalau tidak kurasa dua pria ini akan beradu tinju sampai salah satunya naik dijemput malaikat maut.

Lihat lah wajah tampan mereka jadi seperti apa sekarang.

“Kok ga lo pisahin sih, yo!” Omel Tyas. Dio mengendikkan bahunya. “Gua ga mau ikut-ikutan bonyok, ty.” Jawab Dio dengan santainya. “Yang penting kan gue uda nelpon lo.” Ucapan Dio ini mengartikan bahwa dia bukannya tidak peduli-peduli banget.

“Sialan lu! Untung aja gue lagi dideket sini! Lagian kalian berdua kenapa sih?! Dasar gila!” Omel Tyas.

“Kamu gapapa nu?” Tanya Abyaz. Januar menatap Devan dengan tatapan tajamnya. Devan juga melakukan hal yang sama.

“Istri lo ga bakalan freak out apa liat muka lo yang uda jadi bonyok begini?” Tanya Tyas. Mendengar ucapan Tyas, Devan langsung melirik jam tangannya. Sial! Padahal tadi ia hanya ingin mampir mengenang masa lalunya yang indah dengan Cilla hanya untuk sebentar. Gara-gara melihat Januar, ia malah menghabiskan waktu yang lebih banyak disini.

Devan meninggalkan dua lembar uang seratus ribu diatas meja bar dan berjalan keluar. Abyaz menahan Januar yang akan kembali menerjang Devan.

“Urusan kita belum selesai.” Ucap Devan keluar dari pubnya Dio.

Abyaz melepaskan Januar setelah Devan pergi. Januar meringis dan mengusap sisi bibirnya yang sudah koyak tentu saja.

Tyas menyodorkan sapu tangan untuk Januar. Sisi bibir pria itu berdarah.

“Ayok ke rumah sakit, nu.” Ajak Abyaz. Januar mengangkat tangannya sebagai penolakan. Kembali duduk dikursinya yang tadi dan meneguk minumannya.

Tyas menggelengkan kepalanya, lantas melirik Dio. Dio mengendikkan bahunya. Maksudnya ya tidak tahu apa alasan Januar dan Devan beradu tinju. Dia tidak mau ikut campur maka menulikan telinga saat mereka berbincang. Ya lebih ke Devan yang komat-kamit sendiri.

Abyaz disisi lain bingung. Tidak biasanya Januar meledak-ledak seperti ini.

“Tadi itu mantannya cilla.” Ucap Tyas. Abyaz mengangguk. Mengerti jadinya mengapa Januar kehilangan kendali seperti ini.

“Cilla.. apa kabar?” Tanya Januar. Tyas mengambil duduk disisi kanan Januar sedangkan Abyaz disisi kirinya Januar.

“Baik-baik aja kok.” Jawab Tyas. “Yang biasa yo,” Lanjut Tyas berbicara ke Dio.

“Mas yang ini?” Tanya Dio.

“Abyaz.” Ucap Abyaz.

“Oke. Mas abyaz mau minum apa?” Tanya Dio.

“Air putih saja. Saya menyetir soalnya.” Ucap Abyaz. Dio mengangguk mengerti.

“Lo jadi gila karena gaada cilla?” Tanya Tyas. Januar menoleh kecil ke Tyas, lalu menanamkan wajahnya diatas meja.

“Hampir.” Jawab Januar.

Tyas tersenyum. Kayanya lo gausah ngelakuin apapun buat bikin dia jatuh cinta cil, ini uda head over heels banget anaknya. Ini kata hati Tyas.

“Trus lo pikir cilla bakalan seneng liat lo jadi jelek gini gara-gara berantem sama mantannya?” Ucap Tyas membuat Januar menyentuh wajahnya lantas meringis kecil.

“Memang orang kalau uda jatuh cinta jadi bodoh, ty. Biarin aja napa, jangan diomelin. Kasian.” Ini Dio yang ngomong.

“Maksudnya saya bodoh?” Tanya Januar. Dio langsung mengatupkan mulutnya.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang