Chapt 7 ; Perjodohan

2.2K 140 0
                                    

“Nanti dia naksir lo lagi, cil.” Ujar Tyas menatap sepasang sepatu sandal yang sudah tersusun rapi di rak sepatu.
Itu sepatu karet yang digunakan Cilla sebagai senjata yang ia lemparkan ke Januar. Sudah dibalikkin sama Januar gais.

Cilla dengan piyama kuning bercorak animasi anak ayamnya, rambut dicepol asal dan se ember es krim berukuran lima liter di pangkuannya melirik ke Tyas dengan tatapan santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cilla dengan piyama kuning bercorak animasi anak ayamnya, rambut dicepol asal dan se ember es krim berukuran lima liter di pangkuannya melirik ke Tyas dengan tatapan santai.

“Engga la! Baru ketemu beberapa kali, trus dia boss gua ty.. Mungkin dia ga enak kali gue mendadak viral gara dia.” Ujar Cilla menyendokkan es krimnya kedalam mulutnya.

“Lah trus emang kenapa kalau boss lo? Tau aja dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Lo pikir aja cil, ganteng, tajir, gentle? Lo kaga mau? Biar gue yang embat kalau lo ga mau.” Ujar Tyas. Meraih sendok dan ingin menyendok es krimnya Cilla namun Cilla menjauhkan es krimnya membuat Tyas menatapnya dengan tatapan tak percaya. “No!” Hardik Cilla. Tyas meletakkan sendoknya diatas meja dan menatap Cilla.

“Lo tertarik juga kan? Jujur aja.” Cilla menggeleng menjawab pertanyaan Tyas.

“Gue baru putus dari devan, tyas. Dan cinta pandangan pertama apanya? Gue ngerengek diatas aspal! Siapa yang mau jatuh cinta sama cewe gila kaya gitu?” Ujar Cilla kembali menyendokkan es krim. Tyas meraih kembali sendoknya dan ikut melakukan hal yang sama. Kali ini, Cilla membiarkannya.

“Dih? Jatuh cinta itu ga ngeliat kapan, dimana dan bagaimana cil.” Jawab Tyas membuat Cilla tertawa. Tyas tahu apa soal cinta, semua pria yang Tyas pacari kan Tyas pilih hanya karena tampangnya.

“Lagian lo sama devan itu uda putus. Uda hampir sebulan. Lo boleh dong ngedeketin orang lain?” Kesal Tyas. Tyas sudah berhenti meminta orang untuk mendekati Devan, daripada terpaku dengan masa lalu, lebih baik Cilla memikirkan masa depannya saja. Cilla terdiam. Memang benar, tapi masa iya Direkturnya sendiri?

“Pepet aja sampe mampos cil, lagian menurut gue dia kandidat terbaik.” Ujar Tyas. Cilla berpikir. “Sebelum gue pepet, ya gue harus tau dulu kan doi uda punya pasangan atau belum?” Tyas mengangguk. “Tenang.” Informan terbaik Tyas, Rangga yang akan turun tangan.

Tyas ini anak dari keluarga Darmaris yang punya usaha tekstil besar. Jadi bisa dibilang, Tyas hidup sangat berkecukupan. Setelah Cilla diusir, Tyas meminta Cilla untuk tinggal bersama dengannya. Kedua orang tuanya Tyas juga tulus menyayangi Cilla dan akhirnya mengangkat Cilla menjadi anak mereka.

Bel yang berbunyi membuat Cilla bangkit dari duduknya. Siapa malam-malam begini? Pikirnya. Saat pintu dibuka, Ningsih--Ibu kandung Tyas berdiri dengan paper bag ditangannya. “Mama.” Ucap Cilla. Ningsih masuk dan melihat Tyas yang sedang duduk dan menonton televisi.

“Kamu ini! Mama cariin kemana, rupanya disini.” Ujar Ningsih membuka kulkasnya Cilla dan seperti sudah terbiasa, beliau mengisi lauk untuk Cilla yang sudah beliau letakkan di kotak-kotak plastik kecil.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang