Chapt 25 ; 3 Pertanyaan

2.1K 144 10
                                        

“Kok bisa?” Tanya Cilla. Mahardika Superstore adalah sebuah pusat perbelanjaan besar yang dimiliki oleh seorang konglomerat bernama Arion.

Mahardika Superstore adalah kontrak besar pertama yang didapatkan Cilla di tahun ketiganya ia bekerja di Brijaya Snacks cabang kedua ini. Jika dihitung, Brijaya Snacks sudah menjalin hubungan kerja dengan Mahardika Superstore selama dua tahun lamanya. Tidak mungkin mereka memilih menghentikan kerja sama tanpa ada alasan yang jelas.

“Kata perwakilan mereka, mereka dapat kabar bahwa bahan yang kita gunakan didalam produk kita itu bukan bahan yang bisa di makan oleh manusia.” Ucap Said. Dahi Cilla berkerut bingung.

“Kabar darimana? Mereka memilih menghentikan kerjasama hanya karena rumor yang ga berdasar? Bahkan tanpa melakukan cross fakta dengan pihak kita?” Tanya Cilla sedikit kesal dan bingung. Ni maksudnya kan rumor bodong ya.

“Kata mereka, pak arion bakalan nunggu respon dari kita selama seminggu. Kalau memang gaada klarifikasi dari kita, pak arion bakalan buang paksa produk kita dari mahardika superstore.” Ucap Sara. Kebetulan Sara dan Said baru saja kembali dari pertemuan dengan pihak Mahardika Superstore.

Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan. Jika produk dari Brijaya Snacks dibuang paksa dari Mahardika Superstore, orang-orang akan bertanya-tanya apa yang terjadi dan hal ini akan membuat nama Brijaya Snacks tercoreng.

“Lalu? Kenapa tidak beritahu bu amy?” Bingung Cilla.

“Said takut bakalan diamuk bu amy.” Ujar Lara. Cilla berdecak sedangkan Said hanya menyengir. “Gue yang ngomong, lu nemenin gue aja cil. Kalau sampe bu amy jambak gue, lo tenangin beliau.” Ucap Said. Tentu bukan tanpa alasan Said takut dengan Bu Amy. Ekhem. Iya bener. Said pernah dijambak. Dua kali.

Kurasa beliau menyesal sudah mempromosikan Said menjadi ketua tim departemen satu.

Cilla meletakkan tasnya. Merapikan pakaiannya dan mengangguk. “Ayok.” Ucapnya membuat Said ikut merapikan dirinya.

Setelah merasa sudah siap, mereka mengetuk ruangan Bu Amy.

“Masuk.” Ucap Bu Amy. Bu Amy menyambut keduanya dengan senyuman.

“Ada apa id? cil?” Tanya Bu Amy. Said terlihat gugup.

“Jadi gini bu..” Bu Amy mulai mengernyitkan dahinya. Said melirik Cilla yang mengangguk kecil mencoba memberinya semangat untuk mengatakan yang sebenarnya. Tapi memang traumanya si Said, Said tidak bisa mengatakan apapun.

“Ada apa said?” Suara Bu Amy terdengar menghantui Said. Said menutup kedua matanya takut saat Bu Amy bangkit dari kursinya.

Cilla berdecak.

“Pak arion mau cabut semua produk kita dari mahardika superstore bu.” Ucap Cilla membuat kedua mata Bu Amy membesar kaget.

“Hah? Maksudnya?” Bingung Bu Amy sekaligus meragukan indra pendengarannya.

“Beliau mendapat kabar bahwa bahan yang kita gunakan di produk kita, bukan bahan yang cocok untuk dikonsumsi manusia bu.” Jelas Cilla. “Kabar? Kabar apanya! Omong kosong seperti apa itu!” Bentak Bu Amy. Cilla menundukkan kepalanya. Bu Amy lantas keluar dari mejanya dan berjalan mendekati Cilla dan Said.

Said memundurkan dirinya membuat Bu Amy meliriknya sekilas.

“Pak direktur sudah tau?” Tanya Bu Amy. Cilla menggeleng.

“Baik. Saya tidak akan memukulmu said. Kamu pikir saya apa tck!” Bu Amy keluar dari ruangannya membuat kedua kaki Said melemas dan akhirnya terduduk diatas karpet merah yang menutupi lantai vinyl ini.

“Katanya lo yang ngomong, gue berdiri doang?” Cilla menyilangkan kedua tangannya didepan dada dan menatap Said dengan tatapan kesal. Said menyengir dan menyatukan kedua tangannya memohon. “Maaf cil hehe..” Cilla memutar malas kedua bola matanya dan berjalan keluar.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang