“Saya balik ya pak.” Pamit Zachri setelah membantu Januar memasukkan kardus-kardus belanjaannya Januar dan Cilla tadi.
“Baik Zachri, kamu boleh pulang.” Ujar Zachri. Cilla terlihat panik. “Kita berdua aja ni pak? Beneran?” Januar memandangi Cilla dengan tatapan bingung. “Lalu mau bertiga dengan zachri? Saya ingin membicarakan sesuatu mengenai pesta pernikahan ra--” Cilla dengan gesit menutup mulutnya Januar mengagetkan Januar. Tentu. Cilla pikir, Zachri tidak tahu mengenai Devan dan tawaran Januar untuk memanfaatkan dirinya.
Zachri terlihat kaget, sama halnya dengan Januar. Mereka lupa bahwa memang seharusnya Zachri tidak tahu apapun tentang pernikahan Raina ini. Tapi ya untuk boss dan karyawan berduaan di rumah aja uda aneh banget ga sih? Kenapa Cilla ga mikir kok Zachri ga curiga?
“Ekhem. Kalau begitu, saya pulang ya pak.” Ujar Zachri. Cilla segera menarik tangannya dengan ekspresi malu. Bisa-bisanya ia melakukan ini kepada bossnya?
“Maaf pak.” Ujar Cilla menundukkan kecil kepalanya. Januar menggeleng dan mengusap kepalanya Cilla membuat Cilla tertegun. Usap-usap mulu, ntar jatuh cinta loh!
Januar lantas berjalan menuju belakang pantry.
Rumah Januar ini cukup besar namun terlihat nyaman. Semua dinding dan lantai menggunakan keramik marble, tempat tidur yang ada dilantai atas bisa terlihat dari lantai bawah karena kaca transparan yang digunakan sebagai penghalang. Lalu di bagian bawah adalah ruang tamu yang luas, dilengkapi dengan televisi dan speaker besar dan dapur yang dilengkapi meja tinggi dan empat buah counter stool, ruang makan, lalu dua buah pintu yang kemungkinan satu kamar dan satu kamar mandi. Berjalan melewati ruang tamu akan ada kolam berenang di bagian luar rumah.
“Duduk aja, cilla.” Ujar Januar mempersilahkan. Cilla menatap Januar ragu. Pria itu langsung membuka jasnya dan menggulung lengan bajunya keatas. Sial! Urat-urat tangannya Januar terlihat seksi. Heh Cilla! Kau disini bukan untuk memikirkan yang tidak-tidak!
Karena dapur yang tidak ada halangan, Cilla yang berada didepan televisi bisa melihat Januar yang mulai sibuk mengeluarkan bahan-bahan dari kotak-kotak yang mereka beli di Mall tadi.
“Mau saya bantuin pak?” Tanya Cilla. Mendekati Januar dan duduk di salah satu counter stool. “Gausah.” Jawab Januar santai.
Cilla menatap Januar dengan tersenyum kecil. Pilihan yang bagus. Cilla rasa ia hanya akan mengacaukan karya Januar saja jika dia ikut turun tangan membantu. “Kalau di rumah gini, bapak masak sendiri juga?” Tanya Cilla. Januar menoleh ke Cilla sembari memasukkan beberapa produk-produk yang ia beli tadi kedalam kulkas.
“Ini pertama kalinya setelah saya sampai di indonesia, tapi kalau di prancis dulu, saya memang lebih suka masak sendiri.” Jawab Januar. Cilla mengangguk kecil. Kurang lebih Cilla tahu bahwa selama dua tahun belakangan, Januar ada di Prancis untuk mengurus cabang hotel Brijaya.
“Ini buat makan berdua aja?” Tanya Cilla. Basa-basi doang sebenarnya. “Trus? Disini memang ada siapa lagi selain kamu dan saya?” Ucapan Januar menyadarkan Cilla bahwa disini memang benar-benar hanya ada mereka berdua saja. Cilla kembali malu. Bersihkan pikiran kotormu, Cilla!
Januar dengan cekatan memasak pasta dan steak untuk Cilla. Tanpa Cilla sadari, dua buah piring spaghetti aglio olio dan dua buah piring steak sudah tersaji di meja makan. Januar meraih dua buah gelas wine dan sebotol wine mahal lalu meletakkannya diatas meja.
Haruskah Januar melakukan ini untuknya? Cilla bisa gila rasanya. Saat berpacaran dengan Devan, bahkan bisa dihitung berapa kali Devan memasak untuknya. Tapi Januar melakukan hal seperti ini semudah ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Brijaya ✔️
Romance[[E N D!]] Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya? Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...