Chapt 65 ; Pengaman

1.6K 134 3
                                        

Cilla melirik para rekan kerjanya yang sudah mabuk ini. "Pak, saya duluan ya." Pamit Cilla. Kebetulan, malam ini, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali.

"Mau saya antar?" Tanya Dion. Cilla sontak menggeleng cepat. Takut jadi gosip baru.

"Tidak pak, terima kasih tawarannya." Tolak Cilla tegas. Dion tersenyum simpul lalu mengangguk.

"Hati-hati ya. Kalau ada apa-apa, boleh langsung hubungi saya." Ucap Dion. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Meskipun ia tidak rela membiarkan Cilla pulang sendiri, Dion tidak punya pilihan lain. Cilla sendiri tidak ingin di antar, kan?

Cilla meraih tasnya dan beranjak dari sana. Mengendarai mobilnya menuju apartemennya.

"SHIT!" Pekik Cilla saat seorang pria melompat kedepan mobilnya. Untung sekali, ia sempat menghentikan mobilnya.

Dahi Cilla berkerut kesal saat melihat siapa pria tersebut. Jarak antara posisinya kini dengan apartemennya hanya sekitar 1 KM. Cilla akhirnya turun dari mobil.

"Lo gila ya?!" Bentak Cilla marah. Tingkah kurang waras Devan tadi bukan hanya membahayakan dirinya sendiri tapi juga Cilla. Dia bisa ditangkap polisi karena sudah menabrak orang.

"Cill.." Gumam suara itu dengan sendu. Cilla menutup matanya berusaha menahan emosinya. Hidungnya mencium aroma alkohol yang luar biasa pekatnya.

Ya Tuhan! Entah minum berapa banyak pria didepannya ini.

"Lo mabuk, Dev. Pulang! Jangan malah nyelakain orang lain!" Kesal Cilla, berencana kembali naik kedalam mobilnya tapi tangan Devan menahannya.

Cilla menghentakkan tangan Devan dengan kasar.

"Lo itu kenapa sih?" Cilla berkacak pinggang dan menatap Devan muak.

"Aku kangen kamu, Cilla. Ga bisa kah kamu kembali sama aku? Kita bahagia bareng-bareng, sama kaya dulu." Pria ini mabuk. Benar-benar mabuk.

"Gue gatau apa gue harus terus dengerin omong kosong lo." Jawab Cilla. Devan panik.

"Aku nikah sama Raina bukan atas kemauan aku, Cil. Mama! Iya Mama! Mama yang suruh aku nikah sama dia pas tau dia ternyata suka sama aku! Aku bener-bener ga salah, Cil.. please.. kembali sama aku.. aku cinta kamu.." Pria itu menangis. Benar. Menangis. Cilla sampai speechless.

Cilla memijat pelipisnya pusing. "Dengar ya, Devan. Gue ga peduli alasan kenapa lo bisa sama Raina, intinya lo selingkuh, Devan, semua ini keputusan lo sendiri. Nikah sama Raina pun akhirnya keputusan lo. Lo ninggalin gue buat sama Raina, trus setelah semua itu, lo kembali nyari gue? Gue yang gila apa lo yang gila? Hubungan kita uda selesai. Gue harap, ini terakhir kalinya lo muncul didepan gue. Gue ga mau dicap sebagai perebut suami orang." Cilla bergegas naik kembali kedalam mobilnya. Meninggalkan Devan yang duduk disisi trotoar dan terlihat begitu menyedihkan.

Cilla melirik Devan dari side view mirror mobilnya. "Ini bakalan jadi kebaikan terakhir gue.." Gumam Cilla. Cilla menekan aplikasi driver online dan memesan mobil untuk Devan.

"Halo Pak? Iya Pak. Saya yang mesen. Angkut aja langsung kedalam mobil, Pak. Tanya aja, dia mau diantar kemana. Nanti saya transfer lagi dua ratus ribu ya, Pak. Boleh Pak, kirim aja ke nomor ini. Oke Pak, Terima kasih, Pak." Tepat setelah selesai menelepon driver online yang akan mengantarkan Devan pulang, mobil Cilla sampai di basement apartemennya.

Sebuah helaan nafas terdengar dari bibirnya Cilla. Dia lelah. Rasanya ingin sekali berendam di bathtub untuk menghilangkan rasa lelahnya.

Cilla meraih tasnya dan naik ke lantai apartemennya.

Mr. & Mrs. Brijaya ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang