[[E N D!]]
Dijuluki Gadis Tangisan Aspal karena menangis seperti anak kecil di depan umum agar pria dihadapannya ini mau merelakan pacarnya membuatnya menjadi bual-bualan dan meme nasional. Hah? Maksudnya?
Cecilla Kinanti. Gadis berumur dua puluh...
Bukan tanpa alasan Januar disukai oleh Opa Tora. Cucunya ini teliti dalam segala hal. Sulit untuk menjebaknya. Ia selalu menang. Kali ini pun sepertinya akan menang.
Januar sampai lebih dulu ditempat yang ditetapkan sebagai tempat pertemuan dengan Baro dan kekasihnya.
Sebuah restoran di hotel Brijaya yang menyediakan ruang VIP untuk melakukan pembicaraan rahasia.
Januar melirik jam tangannya. Baro tidak sopan. Hampir sejam pria itu membuat Januar menunggu. Benar-benar buang waktu.
Srek.
Pintu digeser. Baro tiba dengan menggandeng Czes.
“Wah lihat! Siapa ini? Cucu kesayangan opa yang hebat dan bijaksana bukan?” Baro dengan ekspresi tengilnya mengambil duduk dihadapan Januar.
Januar tidak mau banyak basa-basi. “Lo dibalik semua ini kan?” Baro mengendikkan bahunya. “Sebenarnya tergantung bagaimana lo menginterpretasikannya sih. Sejujurnya gue ya ga terlalu berjasa. Sayangku ini yang berjasa.” Ucap Baro mengelus kepala wanita yang bergelayut manja di sisinya.
Januar memutar malas bola matanya. Menggelikan. Mengapa? Karena Januar tahu pasti. Czes bukan hanya wanita satu-satunya Baro. Januar tidak bodoh. Ketika diserang, Januar meyakinkan bahwa ia akan menyerang balik.
“Maaf ya mas. Saya sebenarnya ga bermaksud haha.” Ucap Czes dengan entengnya lantas tertawa bersama dengan Baro.
“Gue denger lo habis dibentak opa semalam?” Tanya Baro. Januar tersenyum tak percaya. Bahkan didalam rumah besar itu Baro punya seseorang untuk memata-matainya?
“Kenapa lo seberusaha itu buat ngejatuhin gue? Gue cuma direktur pemasaran di perusahaan lo, bar. Gue bantu lo buat bangun perusahaan lo lebih gede lagi.” Ucap Januar. Baro tertawa sinis. “Bantu? Gue ga butuh bantuan lo, sialan!”
“Gue bakalan ngejatuhin lo sejatuh-jatuhnya. Lo gaakan dapat sepeserpun harta dari opa.” Ucap Baro. Januar tadinya ingin menerima hak waris dari Opa karena ia rasa hanya dirinya yang bisa memimpin perusahaan Brijaya. Tapi ternyata ia tidak butuh itu semua. Januar tidak peduli lagi. Mau jadi sehancur apa Brijaya nanti, Januar tidak peduli lagi.
“Bilang ke opa, gue gaakan menerima sepeserpun harta beliau.” Ungkap Januar tegas. Opa Tora mengharapkan semua cucunya berlomba-lomba untuk duduk di posisinya. Maka dia meminta mereka semua berusaha karena mereka pasti punya kesempatan yang sama.
“Gue turun dari posisi calon pewaris.” Januar bangkit dari duduknya. Saat ini mungkin ia hanya menghadapi Baro, tapi untuk selanjutnya? Banyak sekali yang diam-diam sedang mempersiapkan senjata untuk menyerang dirinya. Januar sudah tidak berminat lagi, ia ingin gencatan senjata. Tidak lagi tertarik berperang.
“Untuk kamu, saya harap kamu segera mengatakan yang sejujurnya kepada media karena saya tidak ingin main-main lagi.” Januar menatap ketus wanita disisi Baro itu.
“Saya beri waktu dua hari. Selanjutnya? Jangan salahkan saya karena telah memperingatimu.” Januar pergi dari sana sementara Czes malah takut sekarang.
“Sayang! Gimana ini?” Tanya Czes panik. Baro kaget jujur. Tidak tahu bahwa Januar akan menyerah secepat ini. Apa yang direncanakan oleh pria itu?
“Tenang. Dia hanya menggertakmu. Tidak usah takut.” Ini yang Baro katakan pada Czes walau dirinya sendiri juga was-was dengan gerakan selanjutnya Januar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.