🌼Chapter 55🌼

493 12 0
                                    

🌷Tidak ada yang bisa merubah takdir, termasuk aku.🌷

"Ingrid Syina Ellisia"

  "Maaf ya Yina, malam tadi nggak jadi datang ke rumahmu, habisnya hujan lebat banget, mana mati lampu serentak lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  "Maaf ya Yina, malam tadi nggak jadi datang ke rumahmu, habisnya hujan lebat banget, mana mati lampu serentak lagi."

  "Tidak masalah Desta, lagian kami malam tadi juga tidurnya lebih awal." Yina menyahut, sembari menatap ke arah Victor yang sedang melanjutkan mewarnai gambarannya malam tadi. Untungnya masih ada waktu untuk meneruskan, lantaran acaranya akan di mulai pada jam 09.00 pagi.

  "Nanti kapan-kapan kami bakal ke situ kok, ngomong-ngomong ini serius Pras nggak usah datang?"

  "Iya, Victor yang mau, katanya bilangin ke om Pras nggak usah datang, biar bunda aja yang datang gitu."

  Tiap kali ada acara tentang hari Ayah, biasanya Pras yang selalu datang menghadiri, tanpa didampingi Desta ataupun Yina. Sebetulnya Yina bisa saja ikut, seperti orang tua murid yang lain, bukan hanya ayahnya saja yang hadir, tapi ibunya juga. Namun jika Yina hadir bersama Pras, ia merasa tidak enak hati pada sahabatnya itu, karena bisa saja ada yang menyangka Pras adalah suaminya. Untungnya, Victor tidak pernah mempersalahkan ibunya yang tidak pernah datang itu, karena Yina sudah menjelaskannya mengapa ia tidak bisa berhadir.

  "Oh gitu, kali ini Victor mau tampil apa?" Di lain tempat, Desta sedang mengoles roti panggang dengan selai cokelat, sedangkan telponnya diletakkan di atas meja, dan sengaja dinyalakan speaker agar dapat di dengar oleh suaminya juga yang lagi memakan roti.

  "Katanya mau baca puisi,"

  "Widih, puisi tentang apa tuh?" sahut Pras, setelah menelan rotinya.

  "Soal itu aku juga nggak tahu, dia nggak mau kasih tahu." Yina melirik ke arah Victor yang nampaknya terlalu fokus pada gambarannya, sehingga tidak mempedulikan bahwa dirinya lah yang tengah dibahas.

  "Pasti itu kejutan buat kamu Yina." Terdengar kekehan tawa kecil di sebrang sana, sontak Yina pun ikut tertawa kecil, menanggapi ucapan Desta.

  "Tapi mulai kemarin aku nggak liat dia latihan, padahal sudah penasaran banget dia mau bawain puisi tentang apa." Kembali Yina bersuara.

  "Aku yakin, dia tanpa latihan pun akan bagus hasilnya, lihat saja nanti. Kayak biasanya aku hadir, tiap dia tampil pasti bagus, aku aja bangga dengannya." Pras angkat bicara, menyatakan bahwa Victor adalah anak yang terbilang cerdas dan berbakat.

  "Iya Yina, iri banget deh punya ana kayak Victor. Udah ganteng, gemesin, pintar, penurut lagi, ah jadi pengen punya anak."

Not Dream [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang