🌷"Hidup bagaikan roda yang berputar cepat, begitu juga dengan waktu.🌷
"Ingrid Syina Ellisia"
"Kamu salah paham Faiz, aku tidak memakai gelang itu bukan berarti mudah melupakanku. Gelang itu masih ada tersimpan, aku tidak bisa memakainya, karena gelang itu sudah tidak kuat lagi, karena terjadi sesuatu hal dulu yang menyebabkan gelang itu hampir rusak sepenuhnya. Aku minta maaf karena tidak bisa menjaga pemberianmu dengan baik." Yina berusaha menjelaskan, supaya tidak ada kesalahpahaman di antara mereka.
Faiz menjadi diam, ia membuang muka ke sembarang tempat. Percaya tidak percaya penjelasan dari Yina, Desta yang sedari tadi memperhatikan keduanya mau tidak mau harus ikutan mengeluarkan suara.
"Apa yang Yina ucapkan itu benar Faiz, aku sebagai saksi matanya. Setelah kamu pergi, Yina banyak mengalami masalah. Sampai tidak mau kehilangan pemberianmu itu, Yina sampai jatuh ke sungai dan membuatnya terluka. Dia ingin sekali memakai gelang itu lagi, tapi kondisi gelangnya tidak memungkinkan. Makanya dia sengaja menyimpan gelang itu, bukan berarti dia tidak memakai, dia melupakanmu. Tolonglah, bersikap dewasa, jangan mikir seperti anak-anak." Desta menjadi sedikit kesal atas sikap Faiz yang terbilang kekanak-kanakan itu.
Memang benar yang ia katakan barusan, bahwa dulu Yina pernah di kejar-kejar anjing sampai dirinya tercebur ke sungai, demi mendapatkan gelang itu lagi. Beruntung kala itu air sungai dalam keadaan surut, sehingga ia masih bisa berjalan ke tepi.
Faiz membuang nafas beratnya, terus memandang Yina dengan sesal. "Maaf, aku seperti bocah saja tadi." Desta yang mendengarnya hanya bisa geleng-geleng kepala kecil menanggapi.
"Enggak masalah," Yina tersenyum, Faiz pun balik membalas senyuman itu. Sampai malam sudah semakin larut, mereka semua pada pulang ke rumahnya masing-masing.
Yina tengah berbaring di atas kasur, menatap langit-langit kamar. Merasa lelah, ia mulai memejamkan mata dan terlelap ke alam mimpi.
***
Tanpa terasa, hari berganti hari, bulan berganti bulan, menjalani hidup bagaikan roda yang berputar cepat. Gino sudah resmi bercerai dengan Debbi, tak lama setelah perceraian itu, Debbi menikah dengan Joy, dan Gino tidak mempersalahkan itu. Lagipula, ia tidak mempunyai rasa suka setetes pun pada wanita yang sudah mengkhianati dirinya itu.
Semakin hari, Gino semakin dekat dengan Yina. Bahkan, ia juga sangat dekat sama Victor. Sofie betul-betul bahagia melihat mereka bertiga saat saling bersama dan tertawa lepas. Sebuah tawa murni, tanpa di buat-buat. Oleh karena itu, Sofie meminta supaya Gino cepat-cepat melamar Yina, keburu di lamar orang lebih dulu. Dan Gino menyetujui permintaan itu, menurutnya hari ini adalah waktu yang pas untuk melamar wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Dream [End]✓
Teen FictionStory 6 Ingrid Syina Ellisia harus menanggung beban yang amat berat di dalam hidupnya. Ia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan diri dan sang ayah yang ada di kampung. Terpaksa Yina setiap hari harus berjualan koran, demi sesuap nasi. Sedang...