🌷"Dinding-dinding yang ku bangun untuk menjauhkan kesedihan, ternyata menjauhkanku dari kebahagiaan."🌷
Langkah kaki Yina tak tentu arah tujuannya mau kemana. Ia berjalan begitu saja, tanpa menghiraukan bulu romanya yang berdiri karena sapuan angin malam. Ia terus berjalan tiada henti, tatapannya pun kosong ke depan. Hampa.
Hembusan angin malam kian menusuk sampai ke tulang. Namun itu tidak menghentikannya untuk terus berjalan, cahaya lampu di setiap jalan mengiringi langkahnya. Bunyi gesekan ranting kayu akibat hembusan angin, menambah kesan aura seram. Justru sebaliknya, bagi Yina itu bukan apa-apanya, dibandingkan dengan kisah hidupnya yang lebih menyeramkan ketimbang hantu.
Pikirannya saat ini campur aduk, bingung bagaimana caranya untuk mendapatkan uang buat biaya sang ayah berobat. Sedangkan uang 1 juta kemaren sudah di transfer dan itu pun masih kurang. Yang kedua, ia bingung kenapa Faiz meninggalakannya tanpa alasan yang jelas. Ketiga, hatinya sangat hancur di kala orang yang di cintai sudah memiliki seorang kekasih. Ke empat, bagaimana cara membayar uang kost sedangkan waktu yang di beri sisa 2 bulan, dan yang terakhir di mana lagi ia harus mencari pekerjaan?
Banyak sekali beban pikiran yang harus ditanggung Yina di umurnya yang masih muda. Seharusnya di masa remaja begini, ia lagi berada di fase bersenang-senang. Kumpul bareng keluarga serta teman. Dan bahagia bersama. Semuanya itu hanya ilusi semata, kenyataannya berbanding terbalik.
"HEI MALING BERHENTI! JANGAN KABUR KAU!"
"OI BERHENTI!!!"
Tap tap tap
Lamunan Yina buyar seketika, tatkala suara teriakan serta seseorang yang berlari laju melewatinya itu berhasil membangkitkan kesadarannya kembali. Tau-taunya, di depan mata, ia mendapati tas berwarna merah maroon. Yina menoleh ke depan, di mana ada seseorang yang berlari kencang, mulai mengecil dari pandangannya.
"Ah, pasti orang itu menjatuhkan tas ini, aku harus mengembalikannya." Badan Yina sedikit membungkuk untuk mengambil tas tersebut. Ia mengira orang berlari barusan ialah pemilik tas itu.
"Nah ke tangkap juga kau!"
Yina terlonjak kaget, di kala seseorang menepuk pundaknya kencang. Ia langsung membetulkan posisi, beberapa orang mengelilingi dirinya. Kebanyakannya para lelaki.
"A-da apa ya?" tanya Yina gugup, sebab tatapan orang-orang tersebut sangat mengerikan. Beberapa pasang mata melotot ke arahnya.
"Balikkin tas saya, dasar maling!" ketus Ibu-ibu paruh baya, merampas tas kulit itu dari tangan Yina. Ia menerobos dari gerombolan orang-orang dan meracau tidak jelas bagi Yina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Dream [End]✓
Novela JuvenilStory 6 Ingrid Syina Ellisia harus menanggung beban yang amat berat di dalam hidupnya. Ia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan diri dan sang ayah yang ada di kampung. Terpaksa Yina setiap hari harus berjualan koran, demi sesuap nasi. Sedang...