🌷"Kebahagiaan adalah ketika pikiran, hati, dan tindakanmu selaras. Saat itu terjadi, kamu akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang tiada tara."🌷
"Ingrid Syina Ellisia"
Pada keesokan harinya, saat matahari sudah condong ke arah timur. Jam juga sudah menunjukkan pukul 10 pagi, terlihat Yina baru keluar dari ruangan kepala sekolah. Kedatangannya ke sekolah Victor tidak lain hanya meminta maaf sebab dirinya sudah mengacaukan acara penting kemarin lalu, tidak hanya minta maaf kepada kepala sekolahnya saja, sekalian juga minta sampaikan maaf kepada guru-guru lain.
Selain mengajukan kata maaf, sekalian juga Yina ingin mengatakan bahwa Victor akan pindah sekolah. Awalnya, kepala sekolah sangat menyayangkannya, lantaran Victor tergolong anak yang pintar di sekolah tersebut. Tapi, apa boleh buat? Itu adalah keputusan orang tua dari muridnya langsung, mereka juga tidak bisa apa-apa. Pada akhirnya, kepala sekolah menerima akan hal itu, meski agak berat hati.
Sehabis pamit pergi, Yina beranjak pergi dari tempat itu. Saat melalui gerbang, ia bertemu dengan satpam yang sedang berkeliling tersebut. Satpam yang di bajunya tertera nama Tama itu menyapa Yina ramah, memang tak asing di antara mereka. Setiap saat bertemu, mereka akan saling bertegur sapa, Yina pun membalas sapaan itu, terus lanjut berjalan ke depan. Hingga langkah kakinya berhenti, berniat ingin memesan taksi online. Tanpa sadar, ada sebuah mobil sedan berhenti tepat di depannya.
Perlahan namun pasti, kaca mobil tersebut terbuka, menampilkan wajah Gino yang terkejut melihat keberadaan Yina. Ia tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini. Buru-buru Gino keluar dari mobilnya, mendengar suara tutupan pintu mobil, Yina mendongakkan kepala. Ditemuinya Gino sedang berjalan cepat dengan memutari depan mobilnya.
Cepat Yina memasukkan ponselnya ke dalam tas selempangnya, ingin secepatnya menjauh. Namun, Gino lebih cepat menarik tangannya. Yina berusaha ingin melepaskannya, sayangnya, kekuatan Gino jauh lebih kuat daripada dirinya.
"Yina, tunggu! Dengarkan aku dulu, kumohon, sekali ini saja!" pintanya.
"Apalagi?!" Yina membentak, entah kenapa melihat wajah laki-laki itu, emosinya bangkit begitu saja. Rupanya, sulit baginya untuk menerima Gino, ternyata, perbuatan tidak semudah dengan ucapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Dream [End]✓
Genç KurguStory 6 Ingrid Syina Ellisia harus menanggung beban yang amat berat di dalam hidupnya. Ia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan diri dan sang ayah yang ada di kampung. Terpaksa Yina setiap hari harus berjualan koran, demi sesuap nasi. Sedang...