🌷"Jika kamu jadi milikku seutuhnya di dalam mimpi, maka aku tidak ingin bangun dari tidurku."🌷
°Keesokan harinya
"Sudah semaleman dia nggak pulang? Yang benar saja." Gino tersenyum sungging, sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya.
"Buat apa juga gue bohong? Dasar cowok zaman sekarang!" ketus seorang cewek, selaku tetangga Yina. Setelah menyampaikan dengan nada kesal, ia beranjak pergi begitu saja, tanpa mempedulikan Gino yang menatapnya dengan salah satu alis terangkat sebelah.
"Apaan sih tuh cewek? Nggak jelas banget, lagi dapet kali," gumamnya, sembari menggidikan bahu sekejap.
Memang sengaja Gino pergi ke kost-an Yina guna memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja atau tidak. Gino mengacak rambutnya sebentar, ia menoleh ke sana kemari mencari keberadaan seseorang yang ingin dijumpai.
"Aish, mana cewek itu?" decaknya mulai bosan menunggu sedari tadi. Sampai-sampai kulitnya jadi muncul betol, akibat digigit nyamuk yang berkeliaran di areanya berdiri. Disaat fokus-fokusnya menepuk setiap nyamuk yang hinggap di tubuhnya, ia dikagetkan dengan suara seorang perempuan yang tidak asing ditelinga.
"Kamu ngapain ke sini?"
Suara itu ialah suara orang yang ia tunggu-tunggu, spontan saja ia segera memutar badan ke depan,l dan menjumpai Yina yang badannya banyak sekali lebam. Buru-buru ia mendekatinya.
"Hei, lo kenapa?" Tanpa ijin, ia asal menyosor. Memegang kedua pipi Yina dengan tatapan cemas. Akan tetapi, tangannya ditepis oleh Yina.
"Nggak apa," jawabnya acuh tak acuh.
"Kalau nggak kenapa-kenapa itu jadi wajah sama badan lo lebam-lebam gitu karena apa?!" tanya Gino sedikit membentak. Ia tidak sebodoh seperti anak kecil yang mudah di kelabui dengan kata-kata.
"Aku bilang nggak papa!" Kali ini Yina membalasnya tak kalah ketus juga.
"Bohong! Lo itu bohong dan gue tau itu. Jawab, siapa yang ngelakuin ini hah?!" Emosi Gino mulai memuncak, betapa kesalnya apabila di bohongi.
"Tolong menjauh dariku!" usir Yina, sambil menahan tangisan agar tidak memecah. Yina mendorong tubuh Gino hingga terbentur dengan tembok, agar menjauh darinya.
'Plak!
"Kamu apakan anak saya hah?!"
Tanpa diduga, tau-taunya Sofie ada di situ bersama Debbi. Tamparan keras mendarat di pipi kiri Yina, sedangkan Debbi membantu Gino berdiri karena kepalanya sedikit terbentur tembok tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Dream [End]✓
Teen FictionStory 6 Ingrid Syina Ellisia harus menanggung beban yang amat berat di dalam hidupnya. Ia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan diri dan sang ayah yang ada di kampung. Terpaksa Yina setiap hari harus berjualan koran, demi sesuap nasi. Sedang...