🌷"Aku selalu berandai dapat memilikimu, tapi kenyataannya, jarak kita tidaklah dekat."🌷
Sesampainya di kost, Yina terduduk lesu di atas kasur sembari menatap ranting pohon yang bergoyang habis di tiup angin lewat jendela kamar. Daunnya yang bergoyang bagaikan seorang penari, lagi memainkan pentas. Sedangkan Faiz, setelah mengantarkan Yina ke kost, ia pun langsung pulang dengan perasaan campur aduk. Beberapa kali ia membanting stir mobil, meluapkan emosi dan kesedihan di hatinya. Mengingat bahwa orang yang disukai malah menyukai cowok lain.
Kembali lagi ke posisi Yina sekarang, kini ia membuka jendela kamarnya. Sehingga rambut sebahu kehitaman itu jadi berhembus tertiup angin. Ia membuka kembali buku diary-nya dan jari-jarinya mulai bergerak mengikuti apa yang ditulis.
"Aku tahu aku tidak pantas untukmu, kita beda kasta dan kita mungkin tidak bisa bersatu. Aku yang terlalu berharap, seharusnya aku tidak jatuh hati padamu Gino. Aku yang salah, dan aku menyesal. Sangat. Namun percayalah, namamu akan terselip dalam doaku. Dan mulai saat ini juga, namamu akan selalu kutulis di setiap diaryku tiap harinya. Sekarang ini aku cuma berharap suatu saat nanti kamu akan mengerti tentang perasaan ini. Walaupun hatiku tersakiti, tapi tak apa, yang penting kamu selalu bahagia dengan wanita yang kamu cintai. Doaku yang terpenting adalah semoga dirimu selalu bahagia. Baru pertama ini aku sungguh mencintai seseorang, yaitu kamu Gino."
Yina melanjutkan lagi tulisannya ke kertas kosong yang ada di sebelah tulisan. Ia mencatat apa yang ada di dalam isi hatinya.
"Aku pernah menemukan seseorang yang lebih baik darimu, tapi aku menolaknya, karena rasa suka itu tidak ada di diriku. Tapi setelah bertemu denganmu, rasa suka ini timbul begitu saja. Aku pun tidak tahu kenapa bisa jadi begini dan misalnya kamu tanya 'apakah kamu menyesal mencintaiku? Jawabannya adalah 'tidak. Percayalah, di sini aku selalu memanggil namamu. Walaupun tidak terlalu dalam mengenalmu, namun aku tau kalau kamu orang yang sangat baik. Jujur saja, baru kali ini aku memiliki perasaan sedalam ini."
"Melihat kamu bersama dengan wanita lain membuat hatiku hancur jadi hancur. Berharap suatu saat nanti, sekali saja aku bisa memelukmu dan kamu mencium puncak rambutku seperti kamu memperlakukan wanita yang kamu cintai."
Ingrid Syina Ellisia
Tak terasa, tetesan air mata jatuh di atas kertas putih tersebut begitu saja. Mengingat kejadian beberapa jam lalu, yang memberikan kehancuran di hatinya. Ia hanya bisa menangisi keadaan, tidak tahu arah harus bagaimana lagi. Ia menutup buku diary itu, lalu memasukannya kembali ke dalam laci. Ia memandang lurus ke depan, dimana ada sepasang burung lagi bertengger di dahan pohon. Hewan kecil bersayap itu saling bersahutan, mereka nampak bahagia satu sama lain. Itu cukup diketahui lewat kicauannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Dream [End]✓
Teen FictionStory 6 Ingrid Syina Ellisia harus menanggung beban yang amat berat di dalam hidupnya. Ia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan diri dan sang ayah yang ada di kampung. Terpaksa Yina setiap hari harus berjualan koran, demi sesuap nasi. Sedang...