🌷"Jadilah seseorang yang menciptakan kebahagiaan di sekitarmu. Karena dengan memberikan kebahagiaan, kamu juga akan merasakannya dalam kehidupanmu."🌷
"Tante, kok bunda lama banget baru datang?" Wajah Victor terlihat cemas, dikarenakan sang bunda tak kunjung datang. Desta pun beralih duduk ke kasur yang ditempati Victor, lalu membelai rambut anak itu dengan untaian senyum.
"Sabar, sebentar lagi juga pasti datang kok. Palingan lagi antri, tunggu aja ya." Victor cuma membuang nafas kasar. Sedangkan Desta hanya bisa geleng-geleng kepala kecil dan masih tersenyum.
'Tok!
'Tok!
Suara ketukan tersebut membuat Desta maupun Victor kompak menoleh ke asal sumber suara. Tak lama dari bunyi ketukan itu, terdengar bunyi decitan pintu. Mereka berdua memicingkan kedua mata, menatap fokus ke arah pintu. Terlihat ada bayangan seseorang. Seseorang itu memasukkan seluruh badannya ke dalam ruangan, melihat orang itu mata Victor jadi berbinar-binar, lantaran seseorang tersebut ialah sang bunda.
Victor reflek turun, Desta pun jadi kaget dibuatnya, ia tak sempat menahan tubuh anak laki-laki itu. Yina juga jadi terbelalak saat Victor berlari ke arahnya, Yina takut jika terjadi kenapa-kenapa dengan anaknya. Yina segera menjongkokkan diri, lalu Victor memeluknya begitu erat.
"Sayang hati-hati dong, kamu ini masih perlu banyak istirahat." ucap Yina sembari mengusap punggung Victor beberapa kali.
Victor melepaskan pelukan itu, kemudian menatap bundanya yang nampak khawatir. Tiba-tiba saja Victor tertawa, hal itu membuat Desta maupun Yina saling bertukar pandang sekejap.
"Bunda nggak usah khawatir, Victor sudah baikan kok. Tapi tadi kenapa bunda lama banget baru sampai sini?" tawanya berakhir seketika, digantikan dengan raut cemberut.
Yina terkekeh pelan menanggapi. "Nunggu antrian sayang, makanya baru bisa sampai sini. Oh iya, ini sate sama susu yang kamu mau tadi." Yina menentengkan kantong kresek warna putih yang berisikan sate sama susu yang di pinta oleh Victor beberapa saat lalu.
Victor jadi ceria seketika, ia segera mengambil susu putih kotak itu dari dalam kantong kresek, terus langsung diminumnya. Melihat itu Yina jadi makin tersenyum lebar, kemudian mengusap rambut Victor lembut.
"Pelan-pelan minumnya, nanti kesedak." tegurnya halus.
"Habisnya enak banget." jawabnya, usai meminumnya separuh. Victor ingin mengelap sisa susu di sisi bibirnya, namun Yina dengan cepat menahan tangannya.
"Kotor bajunya nanti." tegurnya, seraya mengayungkan jari telunjuknya.
Desta jadi tertawa dibuatnya, melihat Victor yang cuma bisa menyengir kuda atas perbuatannya itu. Yina geleng-geleng kepala kecil, lalu menuntun Victor ke sofa untuk memakan sate. Victor memegang dadanya, tiba-tiba saja dadanya terasa ditekan-tekan. Melihat itu, Desta langsung berlari kecil ke arah mereka berdua. Yina jadi panik seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Dream [End]✓
Fiksi RemajaStory 6 Ingrid Syina Ellisia harus menanggung beban yang amat berat di dalam hidupnya. Ia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan diri dan sang ayah yang ada di kampung. Terpaksa Yina setiap hari harus berjualan koran, demi sesuap nasi. Sedang...