🌷"Tiap awal pertemuan pasti ada yang namanya perpisahan.🌷
Di keesokan harinya, tepat pukul setengah sembilan pagi. Yina sedang berjalan santai ingin menuju ke tempatnya bekerja. Namun ditengah-tengah perjalanan, perutnya berbunyi keroncongan. Sontak saja ia langsung memegang perut dan merasakan getaran perutnya yang meronta-ronta ingin dikasih sesuatu.
"Lebih baik aku beli makanan saja dulu, habis itu baru kerja," monolognya sembari menatap uang berwarna biru yang lagi di pegang. Akan tetapi, kesialan menimpa dirinya hari ini. Dua orang laki-laki pengendara motor saling berboncengan yang melewatinya itu, tanpa diduga merampas uang kepunyaan Yina. Dua orang asing berjaket dan bertopi serta memakai masker hitam itu setelah mendapatkan targetnya, mereka langsung tancap gas. Meninggalkan korban yang teriak-teriak meminta bantuan kepada siapa saja yang ada disekitarnya.
"COPET! TOLONG ADA COPET!" teriak Yina teramat nyaring, tak peduli akan suara yang berubah jadi serak. Pikirannya kini cuma terhubung dengan dua orang pencopet tadi.
"TOLONG COPET!" Yina berlari secepat mungkin untuk mengejar pecopet tersebut sambil terus berteriak. Sayangnya, keberuntungan tidak berpihak padanya kini. Tidak ada orang yang lewat di jalan tersebut. Sepi.
Sangat disayangkan, pencopet itu melaju begitu cepat dengan motornya. Mengakibatkan Yina kelelahan, dan memberhentikan lari. Mengatur pernafasan yang tersengal-sengal, berusaha sabar menghadapi ujian dari Tuhan kepadanya.
"Cobaan apa lagi ini ya Tuhan?" lirihnya pelan, mencoba menahan guguran air mata yang mau jatuh. Ia hanya bisa membuang nafas pasrah. Tak berdaya lagi, ia sudah menyerah. Mau tidak mau dirinya harus merelakan kejadian buruk hari ini. Yina pun memilih untuk pergi ke tujuan awalnya, yaitu tempat kerja barunya.
Sesampainya disana, para pekerja sudah banyak yang bergerak. Cepat-cepat Yina melajukan langkahnya, ingin membantu yang lain.
'Bruk!
Tapi, akibat terburu-buru tanpa sengaja kakinya menyenggol salah satu galon berisikan air penuh itu. Yang mana posisi benda itu ada dibelakangnya berdiri, ketika ia ingin mengambil galon di hadapannya. Hingga menyebabkan Yina jadi oleng lalu terjatuh mengenai galon tersebut. Kontan saja galon itu jatuh, menimpa galon-galon lain. Yang mana galon-galon tersebut awalnya sudah tersusun rapi, berubah jadi acak. Para pekerja yang mengangkat serta menyusun galon-galon itu hanya bisa menghela nafas lelah.
"Yina! Apa-apaan ini?!" Si bos langsung mendapati anak buahnya yang melakukan sebuah hal fatal di dalam lingkungan kerjanya itu. Tergambar jelas, raut wajahnya nampak kesal.
"Pak saya tidak sengaja." Yina gugup bukan kepalang. Ia segera berdiri, lalu menundukkan kepala, sembari memainkan jari-jemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Dream [End]✓
Teen FictionStory 6 Ingrid Syina Ellisia harus menanggung beban yang amat berat di dalam hidupnya. Ia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan diri dan sang ayah yang ada di kampung. Terpaksa Yina setiap hari harus berjualan koran, demi sesuap nasi. Sedang...