🌷"Perlahan-lahan, berakhir sudah luka lama ini, berharap selanjutnya akan menjadi lebih baik lagi."🌷
"Ingrid Syina Ellisia"
"Kenapa bunda baru cerita sekarang, kalau om Gino itu ayahnya Victor. Selama ini bunda bohong, makam ayah itu juga berarti bohong, bukannya bunda bilang kalau bohong itu dosa? Victor kecewa sama bunda, karena nggak jujur dari awal, kenapa baru sekarang?" Secara pelan, Yina menceritakan semuanya, namun, adegan memalukan dulu tidak mungkin ia ceritakan. Bisa saja anaknya itu akan berfikiran bahwa dirinya adalah anak haram, memang benar ia terlahir di luar pernikahan, namun bagaimanapun juga ia itu suci. Yang haram adalah kelakuan orang tuanya.
Begitu kecewanya Victor saat mengetahui kebenaran ini, ia tidak menyangka bahwa selama ini ayahnya ternyata masih hidup, dan lebih shock-nya, ayahnya adalah ayahnya Davin juga, yang membuatnya bingung. Tapi Yina sudah menceritakannya, baginya, Victor harus mengetahui hal ini mulai sekarang daripada nanti-nanti, kalau dirahasiakan terus, maka Victor akan lebih marah pastinya.
Dengan lembut Yina mengusap rambut Victor sambil mengulum senyum, sedangkan raut anak itu sangatlah masam, tidak ada tanda ramahnya. "Bunda baru bisa ngomong sekarang, karena bunda sudah siap. Dan Victor juga sudah mulai gede, bunda menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu ini, dan ini waktu yang tepat untuk memberitahu semuanya. Victor, bunda minta maaf, karena sudah bohong selama ini. Tapi, bunda melakukan ini untuk Victor juga, kamu mau 'kan maafin bunda?" Victor mendongakkan kepala, menatap sang bunda yang senyumnya sudah memudar, tergantikan dengan raut cemas.
Sedangkan Gino, sedari tadi hanya berada di ambang pintu kamar Victor. Ia menatap ibu dan anak itu secara bergantian. Ia tidak ingin merusak pembicaraan mereka berdua dulu, lagipula, Victor memarahinya agar jangan dekat-dekat dengan dirinya. Oleh karena itu, ia cuma bisa memperhatikan dari situ.
Victor tidak tega gurat sedih sang bunda, hingga ia membuang nafas kasarnya dan menggelengkan kepala. "Victor nggak marah sama bunda, cuma kecewa aja. Tapi Victor maafin bunda kok, karena Tuhan saja memaafkan hambanya, masa Victor nggak bisa maafin bunda." katanya, yang keluar begitu saja dari mulutnya. Membuat Yina mengembangkan senyum lagi, setetes air mata haru lolos menuruni sebelah pipi. Segera ia memeluk anak laki-laki itu erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Dream [End]✓
Teen FictionStory 6 Ingrid Syina Ellisia harus menanggung beban yang amat berat di dalam hidupnya. Ia harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan diri dan sang ayah yang ada di kampung. Terpaksa Yina setiap hari harus berjualan koran, demi sesuap nasi. Sedang...