🌼Chapter 15🌼

517 14 0
                                    

🌷"Sedih rasanya saat seseorang yang baru ku kenal berubah menjadi seseorang yang pernah ku kenal dulu."🌷

  Ketika sudah berada di kost, Yina segera masuk kamar, lalu merebahkan diri ke atas kasur bermuatan satu orang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Ketika sudah berada di kost, Yina segera masuk kamar, lalu merebahkan diri ke atas kasur bermuatan satu orang itu. Dipandangnya langit-langit kamar tanpa hiasan tersebut. Ia memijit dahi, sembari menutup kedua mata. Berupaya meringankan beban pikirannya.

  "Hah, sudahlah Yina jangan dipikirkan dulu," monolognya.

  Ia pun merubah posisinya jadi duduk, lekas kakinya turun ke bawah. Berjalan menuju dapur sederhana, dibukanya rice cooker, beruntung masih ada nasi didalamnya meski cuma 2 sendok makan. Setidaknya perutnya hari ini tidak kosong-melontong. Tanpa ada lauk, ia cuma menebarkan garam ke atas nasi yang sudah dimasukkan ke dalam piring. Sebelum memakannya, terlebih dulu ia berdoa. Sambil duduk lesehan di lantai, ia menikmati makanannya hari ini.

  Tak lama kemudian Yina  sudah selesai makan, sebelum berberes rumah terlebih dulu dirinya mencuci piring bekas tadi. Setelahnya ia mulai menyapu seluruh rumah dan disusul mengelap semuanya juga. Hingga air keringat membasahi tubuhnya, tapi itu tidak lama, dikarenakan rumahnya terbilang kecil dan juga dirinya cepat berberes tanpa menunda-nunda waktu akhirnya semuanya telah selesai. 

  Yina lebih dulu mandi sebelum ia pergi ke luar untuk mendatangi warung makan di depan komplek, tujuannya tidak lain yaitu untuk melamar kerja disana meskipun kerja kecil-kecilan seperti mencuci piring atau melayani pengunjung. Pikirannya saat ini hanya tetap terus mencari pekerjaan sampai dapat. Saat dirinya sudah siap dengan memakai baju kaos pendek warna abu-abu serta rok panjang hitam, dengan rambut yang dikuncir menggunakan gelang karet. 

Tok!

Tok!

Tok!

  Terdengar suara ketukan di depan pintu beberapa kali, Yina pun segera beranjak menuju ambang pintu. Sebelum itu terlebih dulu ia mengintip gorden jendela, memastikan bahwa orang tersebut dapat ia kenali atau sebaliknya. Lewat kaca terlihat seorang perempuan yang langsung ia ketahui. Lantas saja Yina langsung membukakan pintu untuk orang itu, setelah pintu terbuka, seutas senyum terpatri di kedua sudut bibir si perempuan. Ternyata yang bertamu sekarang ialah tetangganya sendiri, Desta. 

  "Ikut gue yuk?" 

  Dahi Yina jadi mengkerut bingung, tiba-tiba saja Desta menawarkannya agar ikut bersamanya tanpa memberitahu tujuan kemana. Melihat mimik wajah Yina yang keheranan, membuat Desta terkekeh pelan. 

  "Temenin gue ke supermarket, tapi sebelum itu mampir dulu ke ATM mau ambil duit," ucapnya sambil mengalungkan tangan ke pergelangan kiri Yina. 

Not Dream [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang