14 - 16. Tersangka Utama

36 6 0
                                    

"Jadi apa yang harus kulakukan?" Bisik Chester pada Krystal.

"Menjauhlah dari Krystal!" Ryo menarik baju Chester untuk menjauhi Krystal yang sibuk menyiapkan senjata.

"Lepaskan bajuku atau aku akan membunuhmu!" Ancam Chester.

"Chester! Kau akan bersama denganku dan Myra! Menjauhlah dari Krystal atau aku akan memotong gajimu!" Arthur menarik krah baju Chester kuat-kuat.

"Aku tidak mau bersama perempuan gorila itu! Lepaskan aku!" Teriak Chester.

"Siapa yang kau anggap gorila?" Myra menatap tajam Chester dengan lengannya yang berotot kencang.

Chester meneguk ludahnya dan melepaskan tangan Arthur darinya. Dia bisa berjalan sendiri tanpa perlu di seret. Chester melirik Krystal yang membawa banyak senjata ditangannya. Entah kenapa itu menambahkan kecantikan perempuan itu. Chester tersenyum dan melihat Krystal dari atas ke bawah.

"Jaga matamu! Sebelum aku mencongkelnya dengan tanganku sendiri!" Myra berbisik begitu mengerikan di telinga Chester.

"Arghttt... Sialan! Jauhkan perempuan gorila itu dariku!" Tunjuk Chester memegangi telinganya.

"Maka diamlah! Tugas kita melewati jalan belakang. Mereka akan masuk dari depan! Ayo!" Arthur berjalan lebih dulu diikuti Myra yang terus menatap Chester seperti seorang yang akan membunuhnya.

"Sialan! Kenapa aku tidak bersama perempuan itu saja?"

Krystal mengambil sebuah kantung darah dan tersenyum lebar. Ini akan jadi sesuatu yang akan menyenangkan di dalam sana. Ryo dan Thomi bergidik ngeri dengan apa yang dibawa Krystal. Bukannya hanya senjata api tapi begitu banyak bom dan kantung darah itu yang menyita perhatian mereka. Sejak kapan Krystal menyiapkannya?

"Bawa senjata kalian! Aku yakin di dalam sana penuh dengan sesuatu yang berbahaya!"

"Aku tidak bisa menggunakan senjata! Tapi aku pandai melemparkan benda!" Ryo mengambil bom.

"Untuk apa darah itu?" Tanya Thomi mengambil senjata besar.

"Lihat saja nanti! Kita kejutkan mereka disana." Krystal sudah sangat siap bertarung. Dia jadi ingat dengan ribuan belalang saat itu.

🍂🍂🍂

Duarrr...

Boomm....

Ryo tersenyum berhasil melemparkan bom tepat di depan pintu masuk. Jika hanya melemparkan barang dan menangkap barang dia bisa melakukannya. Ryo mengendus sesuatu dan menutup hidungnya cepat-cepat. Ini bukan aroma yang menyenangkan untuknya.

"Ada apa Ryo?" Tanya Krystal.

"Busuk! Ada aroma busuk di dalam sana!" Tunjuk Ryo pada kepulan asap.

"Sepertinya banyak hal buruk di dalam sana. Sepertinya aku harus mandi dengan banyak sabun nanti!" Keluh Thomi berjalan lebih dulu.

Thomi mengangkat senjatanya ke depan. Hanya ada asap yang terlihat tapi dia merasakan sesuatu yang bergerak di antara asap-asap ini. Kakinya terus berjalan dan berhenti saat merasakan sesuatu dibawahnya.

Air? Bukan darah!

Ada banyak darah di bawah, bukan hanya genangan tapi lebih tepatnya kolam darah sebatas mata kakinya.

"Sial! Tempat macam apa ini?" Thomi meneguk ludahnya.

"Ihhhh... Kakiku!" Ryo berjinjit walau tetap saja kakinya dipenuhi darah.

Krystal mendongak ke atas dan menemukan berbagai hal yang membuatnya merasa sangat aneh. Kenapa langit-langit gudang besar ini dipenuhi sesuatu seperti sarang lebah? Apakah itu sarang lebah atau hal lain? Ada banyak lubang-lubang disana. Asap mulai menghilang dan menampakkan seluruh tempat. Mereka bertiga berhenti berjalan dan terpaku pada sesuatu yang ada di tengah gudang ini. Sebuah jantung besar!! Mirip bentuk jantung yang terus berdetak begitu cepat.

GALAXY : Choice Of World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang