38. Tentang Perampok

38 7 0
                                    

"Jadi mereka mengikuti kalian?"

"Kemungkinan besar itulah yang terjadi. Sebenarnya saya ingin mengakui sesuatu! Sebelum kami berada di planet baru, kami lebih dulu berada di Planet 406.113. Kami memiliki kesalahan besar pada Kelompok Venus. Kami meninggalkan mereka disana dan pergi ke planet baru. Tapi kami mengalami kecelakaan parah dan merekalah yang menolong kami! Kegagalan misi ini adalah kesalahan kami! Kelompok Uranus! Kami siap menerima hukuman apapun!" Lamia menatap lurus pada Alister.

Kelompok Venus hanya diam mendengarkan saja. Mereka juga terkejut Lamia mengakui perbuatannya di depan semua orang di rapat anggota kali ini. Semua orang! Wajah semua orang menjadi sangat terkejut bahkan mereka tengah berbisik-bisik begitu jelas melihat Lamia bersama kelompoknya.

"Apakah itu benar Kelompok Venus?" Tanya Alister.

"Saya Thomi, pemimpin Kelompok Venus. Apa yang dikatakan Pemimpin Kelompok Uranus adalah benar. Mereka meninggal kami disana karena itu saya meminta Alice untuk datang menolong kami. Tapi saat kami tiba, Kelompok Uranus telah mengalami kecelakaan dan kami berusaha menolong mereka semua. Beberapa orang berhasil kami selamatkan tapi lainnya kami tidak bisa melakukan apapun selain memakamkan mereka di planet itu. Untuk perampok itu, Krystal yang tahu lebih jelas."

Krystal berdiri dengan gugup, kenapa tekanan di tempat sangat berbeda? Dia melirik Thomi dan menatap semua orang yang tengah menunggunya berbicara.

"Saya Krystal. Saya dan Jacob pergi untuk mencari tiga orang yang tersisa dan kami menemukan mereka berada di ruang senjata besar. Sayangnya kami diserang kawanan ular putih. Dua diantara mereka mati tergigit ular dan saya hanya bisa menyelamatkan satu diantara mereka saja. Saat saya mencoba mencari Jacob, seorang pria bertopeng datang. Jiho menembaki beberapa peluru pada saya tapi saya berhasil menghindarinya. Dari apa yang saya lihat. Bagian senjata dari Kelompok Uranus sama sekali tidak memiliki kerusakan yang parah. Bahkan beberapa bagian masih terlihat utuh dan saya juga menemukan kulit ular di dalam sana. Mungkin saja, Jiho memang sudah mengincar pesawat itu dan masuk ke dalam Pesawat R.S. Karena tidak mungkin hanya bagian itu yang masih utuh jika bukan seseorang yang menginginkannya."

Alister menatap Krystal dan berbalik melihat Kelompok Uranus yang masih berdiri.

"Hukuman Kelompok Uranus akan di putuskan setelah rapat ini dan untuk Kelompok Venus. Sepertinya kalian memang di luar prediksiku!" Alister tersenyum walau bagi Krystal senyuman itu terlihat menyeramkan.

🍂🍂🍂

Krystal menatap Lamia yang tersenyum padanya. Apakah hukuman itu akan baik-baik saja untuk kelompoknya?

"Sepertinya kami memang harus beristirahat sulit. Waktu sebulan tidak akan lama bagi kami! Terima kasih telah menolong kelompokku. Bahkan kau pergi saat salju turun demi mereka. Aku sangat berhutang banyak padamu!"

"Bukan hanya aku tapi teman-temanku yang memiliki andil besar. Ryo yang menemukan mereka, Myra yang membawa mereka, dan Thomi yang mengobati mereka. Jika bukan karena mereka, aku juga tidak akan bisa menolong kalian! Jadi kau bukan berhutang padaku tapi pada kami!" Krystal tersenyum senang melihat tiga temannya yang dikerumuni banyak orang untuk berterima kasih.

Kejadian itu memang sangat sulit untuk semua orang. Tapi jika saling membantu satu sama lain pasti hasilnya akan lebih baik.

"Aku juga ingin berterima kasih! Jika kau tidak datang malam itu, mungkin aku sudah tidak bisa lagi melihat dunia ini! Terima kasih Krystal!" Jacob tersenyum dan membenarkan letak kacamatanya.

"Itu berkat Ryo yang mencium aromamu! Aku hanya membawamu dari atas pohon saja! Kau seperti monyet saat itu!" Krystal tersenyum mengingat lagi kejadian itu.

"Yah itu!" Jacob memalingkan wajahnya begitu malu.

"Krystal!" Thomi tersenyum dan melambaikan tangannya pada Krystal. Dia masih sangat sibuk mengurus orang-orang yang ingin berbicara padanya.

Ryo terlihat sangat kebingungan tapi dia tersenyum saat diberi banyak ikan oleh kepala koki. Begitu juga dengan Myra yang kagum pada sebuah barbel besar untuk dirinya. Mereka terlihat sangat bahagia disana.

"Kau beruntung memiliki teman seperti mereka!" Lamia tersenyum menyaksikan semua orang berterima kasih pada Kelompok Venus. Bukan hanya kelompoknya saja tapi orang-orang yang kelompok itu tolong selama ini.

"Yahh... Aku sangat beruntung!" Krystal menganggukkan kepalanya.

"Dan aku masih beruntung untuk meminta sesuatu padamu!" Bisik seseorang di tempat ditelinga Krystal.

Chester tersenyum memperhatikan Krystal yang menatapnya tidak suka. Perempuan didepannya masih memiliki satu hutang yang harus dilunasi. Krystal menggeram marah begitu juga dengan Arthur yang ingin menarik dan membawa Chester segera. Jika sesuatu terjadi lagi, bukan hanya Krystal dalam masalah tapi Chester.

"Bukankah aku memiliki satu permintaan padamu?" Tanya Chester.

"Ternyata kau tidak memiliki rasa malu padaku. Apakah itu bakatmu?"

"Mungkin! Perjanjian adalah perjanjian, apapun yang terjadi. Kau masih memiliki janji untuk mengabulkan permintaanku! Jadi lakukan apa yang kuminta sekarang!"

Krystal menarik nafasnya dalam-dalam, mungkin Chester diciptakan untuk tidak memiliki rasa malu dan hati! Mana mungkin seorang seperti Chester memiliki hati nurani. Pasti hal itu telah lama dibuang dari hidupnya yang terus seenaknya.

"Apa?"

"Cium aku!"

Semua orang terdiam dan melihat ke arah Chester juga Krystal.

"Di tempat ini?" Tanya Krystal tersenyum melihat bagaimana wajah Chester yang begitu sombong.

"Iya! Lakukan itu di depan semua orang!"

"Chester!" Arthur menarik bahu Chester.

Ini sudah sangat kelewatan! Apa yang dilakukan Chester tidak bisa lagi di tolerir!

"Apa? Ini perjanjianku dengan perempuan serangga ini! Jangan menggangguku!" Teriak Chester mendorong tubuh Arthur.

"Tenanglah Arthur! Aku baik-baik saja pada seorang laki-laki hiu ini. Memang kau tidak memiliki rasa takut sama sekali manusia ikan!" Sindir Krystal.

"Itulah DNA ku!"

"Aku juga! Sepertinya kau sangat ingin aku menciummu? Kenapa? Kau tertarik pada serangga ini? Tapi maaf, aku bukan kecoa tapi seorang belalang. Kau harus ingat akan hal itu!" Krystal menarik baju Chester.

"Heh... Apa bendanya? Kau tetap serangga."

"Benar. Tapi jika kau terjebak padaku jangan salahkan aku, karena aku sudah membencimu dalam tahap aku sudah tidak mau lagi berurusan denganmu. Setelah ini. Jangan pernah temui aku lagi atau menggangguku. Karena aku sudah menganggapmu mati Chester!"

Krystal mendekat dan mencium leher Chester. Semua orang menatap hal itu dengan menahan nafas mereka. Tidak ada yang bersuara sedikitpun bahkan cicak tidak akan sanggup melihatnya.

Tubuh Chester menegang saat sesuatu menggigit lehernya dan menghisapnya pelan. Krystal tersenyum dan menatap wajah Chester yang begitu merah.

"Mulai sekarang kau sudah mati bagiku Chester!" Krystal mengusap bibirnya dan pergi meninggalkan Chester yang masih diam mematung di tempat.

Bukan ini yang dia inginkan tapi kenapa jadi seperti ini? Arthur melihat Chester yang terdiam di tempat.

"Kau benar-benar keterlaluan Chester!" Arthur pergi bersama semua orang.

Thomi, Ryo, dan Myra menatap Chester begitu marah tapi keadaan Krystal jauh lebih mengkhawatirkan mereka. Jika Krystal seperti semalam, mereka harus membeli banyak melon untuk menenangkan perempuan itu.

"Sial!" Chester menyentuh lehernya dan menunduk dalam.

Sepertinya dia salah meminta perempuan itu menciumnya. Benar-benar salah.

🍂🍂🍂

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

GALAXY : Choice Of World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang