"Lubang apa ini? Ini memang tidak besar tapi lubangnya sangat dalam!" Ryo melihat ke dalam.
"Apakah mungkin seekor hewan yang membuatnya?" Krystal pikir mungkin hewan besar karena lubang itu akan muat untuk empat orang di dalamnya.
"Apakah alien?" Myra tersenyum senang memperhatikan dalam lubang.
"Kita harus memeriksanya ke dalam, siapa yang akan turun lebih dulu?" Tanya Thomi.
Semua orang melihat ke arah Thomi begitu juga dengan para polisi. Thomi tersenyum dan menunjuk dirinya sendiri. Apakah mereka ingin dia masuk ke dalam lubang yang gelap dan dalam itu lebih dulu?
🍂🍂🍂
"Arghttt... Pelan-pelan! Kalian ingin aku mati?" Teriak Thomi turun ke dalam lubang.
"Cepat! Apa yang kau lihat di dalam sana? Apakah alien?" Teriak Myra.
"Mana aku tahu! Aku belum menemukan apapun, ini masih lubang dan tidak ada apa-apa disini! Hey, Myra! Apakah kau benar-benar memegangi tali? Kenapa kalian menurunkanku sangat cepat? Arghttt..." Thomi memegangi tali dengan begitu erat.
Walau dia memakai pengaman tapi dia tetap saja takut. Bahkan lubang ini belum menemukan dasarnya. Thomi meneguk ludahnya dan kian turun semakin dalam. Tidak ada cahaya yang masuk lagi bahkan permukaan lubang di atas sana begitu terlihat kecil.
"Mereka pasti marah padaku! Bagaimana ini?" Thomi kian turun tapi sampai ke dalaman yang begitu dalam, dia tidak kunjung menemukan hewan apa yang membuat lubang.
"Thomi!!!! Apa yang kau dapatkan?" Teriak Myra keras.
"Tidak ada!!!!" Thomi mendongak ke atas.
Apakah lubang ini akan mencapai dasar? Bukankah itu artinya adalah dasar pesawat pusat ini? Berapa meter lagi dia harus mencapai dasar? Thomi melihat ke bawah dan memicingkan matanya. Benda apa itu?
Kenapa sangat terang?
"Tarik! Myra! Tarik!" Teriak Thomi melihat dua mata yang terbuka.
Apakah itu seperti yang dia pikirkan?
"Krakkkk..."
"Gawat! Myra!" Teriak Thomi.
"Krakkk..." Muncul kepala binatang yang bergerak cepat ke arah Thomi.
"Arghttt..." Tubuh Thomi terangkat begitu cepat dengan binatang besar itu mengikutinya di bawah.
"Krakkk..."
"Arghttt..." Thomi keluar dari dalam lubang dan melayang ke atas.
Binatang besar muncul dan membuka mulutnya begitu lebar untuk memakan Thomi.
"Dapat!" Krystal menangkap tubuh Thomi dan membawanya pergi jauh.
"Arghttt... Hah... Aku tidak mau lagi masuk!" Thomi begitu lemas saat melihat binatang apa yang hampir memakannya.
Sejak kapan cacing bisa sebesar itu? Apakah itu cacing yang bermutasi?
"Cacing!" Teriak Ryo.
"Mari kita tangkap!" Myra tersenyum begitu cerah melihat besarnya cacing yang akan mereka tangkap nantinya.
"Ini pasti akan memakan banyak waktu!" Krystal menurunkan tubuh Thomi.
"Hah! Kukira aku akan mati di dalam sana. Tapi apa-apaan cacing itu? Apakah dia yang membuat lubang begitu dalam di pemakaman?" Thomi menatap cacing yang menggeliat ke berbagai arah dan menyerang orang-orang.
"Siapa lagi? Anehnya kenapa bisa dia tumbuh sebesar itu? Tidak mungkin dia tiba-tiba menjadi hewan mutasi! Pasti seseorang membuatnya atau dia terlahir karena faktor alam! Mungin dia memakan sesuatu yang harusnya dia tidak memakannya! Kita tangkap saja dia dan jangan biarkan dia masuk ke dalam lubang lagi. Sulit memancingnya keluar. Thomi gunakan suaramu untuk menghentikannya bergerak." Krystal melesat dan mencoba menebak tubuh cacing.
"Apakah berhasil? Cacing tidak memiliki alat dengar!" Thomi melepaskan alat pengaman ditubuhnya.
"Tangkap! Jangan bergerak atau aku akan mematahkan tubuhmu!" Myra memeluk cacing sekuat tenaga.
"Aku sudah menangkap ekornya!" Ryo memeluk cacing.
"Hey! Itu kepala bukan ekor!" Teriak Thomi pada Ryo.
"Benarkah apa bedanya?" Ryo tidak tahu yang mana kepala dan ekor. Semuanya sama saja dan ukurannya juga sama.
Dorrr....
Dorrrr...
Krystal terus menembaki tubuh cacing berulang kali. Pelurunya masuk ke dalam tapi tidak begitu berpengaruh pada cacing. Mereka harus menggunakan cara lain untuk menghentikan cacing ini pergi atau menyerang warga.
"Beri dia garam! Hey! Kalian, bawa garam sebanyak mungkin kemari! Kita akan hentikan cacing ini dengan garam!" Thomi melihat para polisi yang terus menembaki cacing.
"Apakah akan berhasil?" Tanya Krystal.
"Kita coba saja! Jika itu tidak berhasil juga kita gunakan sabun untuk membuatnya pingsan!" Thomi tersenyum melihat cacing besar itu.
Dia akan gunakan banyak cara untuk menghentikannya.
🍂🍂🍂
"Hah... Hah... Hah..." Krystal terjatuh dengan tubuh penuh garam juga sabun.
"Aku lelah!" Myra ambruk di dekat Krystal.
"Kita berhasil walau memakan banyak waktu." Thomi menatap langit yang telah menjadi gelap.
Mereka memang berhasil menangkap cacing itu walau butuh waktu yang sangat lama. Ryo berjalan gontai dan jatuh ke perut Thomi.
"Ughhh... Kau menimpaku!"
"Apakah kita bisa pergi ke pesta? Aku memiliki janji dengan Selene!" Ryo mendongak dan melihat teman-temannya.
"Bukankah kita masih memiliki waktu untuk bersiap? Mungkin kita akan datang di tengah acara tapi sepertinya masih ada waktu untuk membuat kalian menjadi tampan juga cantik! Bagaimana?" Krystal berdiri dengan tegak.
Yang dia cari hanyalah makanan enak khas pesta. Ini pertama kalinya dia ikut dalam pesta sungguhan bukan pesta ala-ala. Dia ingin memakan makanan sungguhan juga menikmati apa saja yang ada disana. Myra bangkit dan menganggukkan kepalanya.
"Ayo! Yang terpenting kita datang ke pesta itu dan mengucapkan selamat untuk Tuan Alister juga keluarganya!"
"Jadi aku bisa bertemu Selene? Ayo, Thomi! Aku harus bersiap dan memakai jas baruku!" Ryo menarik tubuh Thomi untuk segera pergi.
Thomi hanya bisa tersenyum pasrah, dia benar-benar lelah hari ini tapi teman-temannya masih sangat bersemangat untuk pergi. Sebagai seorang pemimpin yang baik tentu saja dia juga harus pergi. Dia juga ingin menikmati pesta bersama mereka.
"Kalau begitu ayo cepat pergi! Acara itu pasti menunggu kita datang!"
"Ayo!!!!"
"Tapi bagaimana dengan cacing itu?" Tunjuk Myra pada cacing yang telah mati.
"Kita serahkan saja kepada mereka! Lagipula kita yang membunuhnya. Ayo pergi!" Ryo menarik tubuh Thomi.
"Biarkan para polisi yang mengurus cacing itu!" Thomi mengikuti langkah kaki Ryo yang sangat cepat.
"Baiklah! Tapi apakah mereka bisa membawa cacing besar itu?" Myra menatap kasian pada para polisi.
"Tenang saja biarkan laki-laki tua itu yang mengurusnya!" Krystal merangkul bahu Myra.
Karena ini permintaan Tuan Jinsie jadi laki-laki tua itu yang harus mengurus semuanya karena Krystal tidak mau lagi bekerja keras membawa cacing itu.
🍂🍂🍂
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAXY : Choice Of World (END)
FantasyKetika kau percaya akan cinta tapi nyatanya cinta itu adalah sebuah pengkhianat tanpa ujung. Ini sebuah kisah tentang manusia yang hidup di luar bumi. ----------------------------------------------------------------- Krystal sangat mencintai bumi le...