Beberapa bulan sebelumnya...
"Tin! Tiiin.... Tin!"
Suara klakson mobil membuat Salma makin keduprukan di kamarnya, di Rumah Bujang. Dia sedang bersiap untuk hari pertamanya di jenjang S2. Suara klakson itu pasti Rony yang sudah sampai untuk mengantarkannya ke kampus baru Salma. Padahal jarak dari Rumah Bujang ke kampus hanya sepelemparan batu, maksudnya sangat dekat. Paling hanya 10 menit naik motor. Tapi Rony berjanji akan mengantar di hari pertama kuliah perempuan itu. Hari pertama harus spesial, katanya.
"Gimana semalam tidurnya? Enak?" tanya Rony ketika Salma masuk ke dalam mobilnya.
"Aneh, Ron. Hehe... untung Lo telepon Novia dan dia bisa nemenin,"
Semalam adalah malam pertama Salma tidur di Rumah Bujang. Baru kali ini dia tidur di rumah orang, sendirian pula. Jauh dari keluarga dan tidak ada yang menemani. Tidak takut, aneh saja. Rony sudah menemani perempuan itu sampai malam, tapi Salma masih merasa tidak nyaman. Rony menelpon Novia untuk menemani Salma malam itu, untungnya bisa. Nabila yang sebelumnya Rony telepon sedang banyak tugas di awal semesternya. Setelah Novia datang barulah Rony pulang.
"Pasti kalian nggak tidur kan?"
"Hehe, iya. Malah curhat sampai malam banget, keasyikan." cerita Salma.
"Pantesan mata Lo gitu,"
Salma menurunkan visor mobil di atas kepalanya. Menggeser penutup kacanya, untuk melihat kondisi matanya. Wajahnya disiram matahari pagi ketika mobil mengarah ke Timur. Sedikit hangat.
"Aman kok, cantik si enggak, tetep menarik," puji Rony melirik perempuannya.
"Apaan sih, Ron!" ucap Salma.
"Eh, tuh di belakang, tadi gue beliin sandwich sama teh anget di tumbler, Lo pasti nggak sempet makan kan?"
"Waah... Lo tau banget deh! Sumpah jam biologis gue nggak karuan. Udah lama libur, sekarang harus bangun pagi, huft!"
Rony nyengir, "Novia masih tidur?"
"Iya! semalam dia cerita seru banget,"
"Cerita apa?"
"R.a.h.a.s.i.a!" jawab Salma, teman perempuan Rony itu cerita banyak hal dengan Salma, membuat keduanya makin akrab.
"Jadi main rahasia-rahasiaan sama gue, ok fine," keluh Rony.
"Haha, privacy Ron! Elah," ungkap Salma sambil menggigit sandwich-nya, memenuhi mulutnya.
Rony hanya tertawa melihat Salma lucu, dia masih begitu senang perempuannya sudah tinggal di Jakarta. Selama 3 minggu sebelum perkuliahan masuk dia harus menanggung rindu yang teramat.
"Kita belum ngobrol banyak, malah Lo udah curhatan sama Novia,"
"Kan kemarin kita repot ngurusin barang-barang gue, ga ikhlas Lo bantuin gue?"
"Lagian bawa barang banyak banget," keluh Rony, ada 3 koper yang Salma bawa. Plus satu backpack kecil yang ia tenteng kemana-mana.
Satu untuk pakaian, satu untuk sepatu dan aksesoris, satu untuk buku, CD, plus printilan lainnya. Keduanya harus naik turun beberapa kali untuk membawa barang-barang Salma. Salma langsung membongkar semuanya. Rony hanya menemani, maksudnya melihat saja. Salma landing di Jakarta selepas Maghrib. Mereka memang belum punya waktu yang proper untuk sekedar ngobrol.
"Lah, sekalian Ron, mumpung bongkar sekalian ditata," salma menjelaskan.
Rony tersenyum dan manggut-manggut.
"Lllo dah mekan?" tanya Salma tidak jelas karena masih sambil makan.
"Pelan-pelan, ditelan dulu,"
"Hew, Lo udah makan?" Salma mengulangi.
![](https://img.wattpad.com/cover/352460083-288-k793784.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan [end]
FanfictionCerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mudah karena memiliki pembanding, mempertahankannya. Rony dan Salma sudah bertemu cinta. Keduanya salin...