"Bathtub lagi?!!!" pekik Salma, lelaki yang memesan penginapan hanya tersenyum tengil.
"Gue tau, Lo suka kan? Liat air banyak aja Lo suka, apalagi bisa berendam," ujar Rony dia memang ingin menyenangkan perempuannya.
"Iya, sih. Kenapa nggak yang privat pool?" tanya Salma pelan, sedikit ngelunjak.
Iya, sebenarnya perempuan itu yang suka di bathtub. Dari pengalaman di penginapan pertama kemarin, Rony belajar itu. Dan rileksnya berendam membuat mereka bermain dengan santai, tidak buru-buru. Itu kemudian yang membuat Rony menyukainya. Dasar sama-sama otaknya berdebu.
"Lebih intim," jawab Rony sedikit malu-malu mengusap rambutnya.
Salma duduk di sofa sibuk dengan hp-nya, berkabar ke keluarga. Rony sibuk dengan tas-tasnya.
"Rasanya capek banget," keluh Salma.
"Ya udah istirahat aja, atau berendam sana?" ujar Rony, masih sambil sibuk dengan tasnya di atas kasur, hampir semua barang dikeluarkannya.
"Tai! Mau Lo itu! Lo lagi ngapain sih?"
"Bangsat! Rokok gue abis, gue pikir masih ada stok di tas yang gede, udah gak ada. Mana jauh lagi dari mana-mana,"
"Salah sendiri nyari tempat kek gini, tapi bagus banget, sumpah. Ga usah ngerokok dulu lah,"
Rony berdecak, lalu menyambar kunci mobil, "Gue keluar dulu aja ya nyari rokok,"
"Serius? Aah, gue nggak mau sendirian..."
"Bentar doang, nyari seadanya dulu lah, keburu malam nanti. Lo mau nitip apa?"
"Makanan kali Ron..."
"Ok, gue keluar dulu,"
"Tiati..." ucap Salma.
Salma mulai bingung mau ngapain. Dia berjalan keluar kamar, duduk di teras, melihat pemandangan, menghirup segarnya udara Ubud. Bersandar di bangku panjang, lalu Salma membuka hp-nya berselancar. Tapi dia bosan. Terbiasa berdua, sekedar beradu mulut, atau saling diam, sekalinya sendirian membuatnya bingung. Salma masuk lagi ke kamar. Menyalakan TV. Tapi sama, dia hanya menyalakan sebentar, lalu mematikannya lagi.
Akhirnya Salma memutuskan untuk mandi. Ke bagian belakang kamar. Bagian belakang rumah panggung itu dibatasi dinding batu alam yang cukup tinggi. Banyak tanaman juga disana. Ada bathtub oval di tengah teras panggung. Salma mengisinya dengan air hangat. Menyalakan beberapa lilin aromaterapi dengan aroma lavender dengan sedikit campuran rempah. Salma juga memilih bath bomb aroma vanila yang disediakan oleh hotel tersebut. Lilin dan bathbomb-nya tertulis produk homemade dari Bali.
Salma memutar playlist musik instrumen bertempo pelan, volume suaranya tipis saja.
Salma lalu masuk ke dalam bathtub, setelah menggulung rambutnya. Berendam, berelaksasi, melepas lelahnya. Tapi berdiam diri tidak lantas membuat pikirannya diam. Imajinasi seluas angkasa. Banyak pikiran berkelindan di saat heningnya, berlompatan kesana kemari.
Dulu dia menolak perjodohan dengan seorang lelaki, kini tergila-gila dengan lelaki yang sama. Perjalanannya berburu konser musik, lalu rencananya membangun ruang musik. Pinky agreement-nya mengenai anak, lalu hari ini malah mengantarkan kelahiran seorang anak. Dia kemarin menyabotase ide bathtub, saat ini malah dia yang menikmatinya.
Hidup se-random itu, salma tersenyum tipis, mentertawakan kekonyolan pikirannya.
"Sa...!" panggil suara Rony setelah suara pintu ditutup dan dikunci.
"Iya..." sahut Salma.
Rony mencari-cari perempuannya yang tidak ada di ruangan utama, dia menuju asal suara di ruang belakang yang terbuka satu pintunya. Dia mendengar alunan musik dari sana. Dilihatnya perempuannya yang sedang berendam. Busa putih berlimpah ruah, hanya nampak kepalanya saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/352460083-288-k793784.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan [end]
Hayran KurguCerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mudah karena memiliki pembanding, mempertahankannya. Rony dan Salma sudah bertemu cinta. Keduanya salin...