06112023,
//I'm just a little bit caught in the middle
Life is a maze, and love is a riddle
I don't know where to go
Can't do it alone
I've tried, and I don't know whySlow it down, make it stop
Or else my heart is going to pop//The Show-Lenka
Dear Readers, apa kabar?
Lagi-lagi, notifikasi berisi bukan cerita. Maaf ya....
Hem, gimana ya, jujur aku bingung memulai cerita lagi. Hew... eh, aku keinget lagu yang keknya menggambarkan situasi saat ini dari Lenka, judulnya The Show. Di atas kusertakan video liriknya. Aku sertakan juga full lirik-nya di bawah ya...
Jadi gini, masih karena KLB kemarin, rasanya aku belum ketemu momen yang tepat untuk melanjutkan cerita. Tentu saja aku ingin melanjutkan dan menyelesaikannya. Itu bentuk tanggung jawabku terhadap karya itu sendiri. Tapi aku merasa, saat ini bukan pilihan yang bijak, mencoba menghormati situasi. Kita lihat beberapa hari lagi kedepan, ya?
Kali ini aku ingin menyapa untuk mengobati rasa kangen. Ah, terimakasih untuk yang sudah menyapaku, aku selalu terharu tiap liat notifikasi dari wattpad... ciyus!
Ehm....
Kali ini cerita apa ya....? Fanaticus mungkin?
Seperti biasa, kalau merasa ini tidak penting, skip saja. Kalian merdeka.
Jadi gini, dalam beberapa obrolan di ruang privat (red: direct message) ada yang nanya, 'Kok bisa ya kita nggak saling kenal, nggak tau dari mana, tapi bisa merasakan kegalauan, kebingungan, keresahan yang sama?' Pertanyaan menarik kan?
Jawaban sederhananya mungkin secara primordial karena menyukai subjek yang sama, jadi merasa punya ikatan. Kek punya hobi yang sama terus jadi komunitas gitu. Nah, setelah ngomongin komunitas jadi keinget istilah Imagined Community, dari Ben Anderson. Kalau diterjemahkan jadi Komunitas Terbayang. Dia sih dulu bikin konsep itu untuk menganalisa perkembangan rasa Nasionalisme dari sebuah komunitas, khususnya negara.
Ehm... contohnya kayak negara Indonesia. Kita kan udah tinggal di banyak pulau, udah nggak saling kenal, beda suku, beda bahasa, beda keinginan, banyak banget bedanya, tapi kok sama-sama mau menyebut diri sebagai Indonesia. Kalau ada tanding bola antar negara, kita yang berbeda-beda ini pasti mau dukung Indonesia, bahkan kalau disuruh perang, kita juga akan mewakili Indonesia. Nah kurang lebih gitu.
Menurut Ben, dia percaya kalau bangsa adalah komunitas yang dikonstruksi secara sosial, dibayangkan oleh orang-orang yang memandang dirinya sebagai bagian dari kelompok tersebut. Konstruksinya sebelum merdeka melalui media cetak, buku, gitu-gitu. Juga melalui gambar peta, seakan kita tahu batas-batas wilayahnya meski belum pernah menjajakinya.
Ada penggunaan bahasa yang sama di media cetak jadi semua mengerti. Terus ada penyebutan nama yang di ulang, ada yang tahu nama Indonesia itu sejak kapan disebut? Siapa coba yang punya ide nama Indonesia? Kenapa nggak Salmonesia gitu?
Nah, laiknya Negara, ceileh bandinginnya sama negara, fanbase menurutku juga gitu. Bayangkan Army-nya BTS bisa dari berbagai belahan dunia bisa merasa galau pas salah satu personilnya mau berangkat wamil.
Itulah yang terjadi ketika KLB kemarin. Bedanya kalau dulu negara Indonesia raya merdeka-merdeka karena media cetak. Sekarang yang menyatukan rasa fanbase adalah media sosial. Ada kebersamaan, ada kecintaan, ada keseruan, bahkan pengorbanan yang terjadi di dalamnya. Asik banget si.
Apalagi untuk menjadi bagiannya nggak harus ada yang namanya penobatan, ya yang merasa aja... meskipun selanjutnya ada identitas yang melekat ya... ga bisa dipungkiri. Bahkan ada yang menunjukkan eksistensinya untuk menjadi bagiannya. Yang diem-diem aja, ga ngomong pas suka juga ga ngomong pas sedih, tapi pas KLB ternyata ikut nangis. Ajaib ya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan [end]
FanficCerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mudah karena memiliki pembanding, mempertahankannya. Rony dan Salma sudah bertemu cinta. Keduanya salin...