25 Dia Lo Gue

8.1K 484 108
                                    

Salma sedang duduk di sebuah bangku panjang di depan sebuah ruangan. Sedang menunggu dosennya. Ada tugas yang dikumpulkannya tapi dia tidak mendapatkan nilai. Seperti banyak cerita, menunggu dosen kadang menjemukan, tidak tau kapan dosen itu akan menampakkan dirinya. Tadi Salma sudah bertanya pada staff di bagian depan ruangan-ruangan dosen. Salma hanya diminta menunggu, dosen tersebut sedang ada tamu.

Sambil menunggu dia mengeluarkan hp-nya. Sosial media sudah dibuka, berganti dari instagram, twitter, lalu tiktok. Sampai dia bosan dan tidak tahu harus ngapain lagi.

SS : Ron...

Lama pesan Salma tidak dibalas.

SS : Ron! sibuk nggak?

SS : Rony Rony cintakuuh...

R~ : Oi...
R~ : bentar, salting dulu

SS : hilih

R~ : gimana
SS : lagi ngapain?
R~ : nyetir
R~ : Lo?
SS : gue lagi nunggu dosen, ngeselin
R~ : why?
SS : tugas gue nggak dapet nilai, ini mau nanya
SS : udah nunggu 45menit gada kabar
SS : bikin badmood
R~ : ga bs di chat?
SS : udah, dia minta gue ketemu di ruangannya
SS : tapi ini katanya masih ada tamu
SS : disuruh nunggu

Lama Rony membalas pesannya.

R~ : ditunggu aja
SS : Lo sibuk ga?
R~ : kenapa?
SS : udah bisa bahas soal itu?
R~ : itu?
SS : ish! nikah

Jeda lagi.

R~ : bisa
R~ : nanti?
SS : eh?
R~ : kelar urusan Lo
R~ : gue jemput
SS : motor gue?
R~ : tinggal aja
SS : ish

R~ : kabari kl dah kelar

SS : Ron, dosennya udah ada nih
SS : ntar lagi ya

Tanpa sepengetahuan Salma Rony sebenarnya sudah sampai di kampus perempuannya. Dia memang sudah tidak sesibuk kemarin. Meeting terakhir tahap konsep sudah dilakukan. Seperti yang ia sampaikan kemarin, dia sudah bisa membahas mengenai acara pernikahan dengan calon istrinya. Iya, calon istri.

Dia memilih menuju kantin untuk menunggu Salma. Kantin yang dulu sering ia sambangi ketika kuliah. Dia langsung ke arah kasir dan memesan kopi. Benar seperti kata Salma, banyak orang di kampus itu yang mengenalnya. Dia menyadari kekhawatiran Salma saat awal kuliah. Pemilik kantin masih mengingatnya betul, langsung tahu pesanan Rony. Kopi hitam tanpa gula, pakai gelas kecil. Setelah membayar dia langsung mencari meja untuk duduk.

R~ : Good luck!

Sebuah pesan dikirim ke Salma, membalas pesan terakhir perempuannya. Saat dia mendongak dari layar hp-nya, dilihatnya Syarla di salah satu meja di kantin itu, dengan laptop terbuka didepannya.

Teman kost Salma itu sedang bersama seorang cowok. Cowok yang sempat menjadi penyebab kacaunya hubungan Rony dan Salma. Cowok yang membuatnya selalu ketar-ketir kalau Salma masih di kampus. Ditho. Rasa itu masih ada, meski sebisa mungkin ditepisnya. Rasa curiga dan cemburu. Rony sempat ragu melangkah, perasaannya tiba-tiba jadi kacau.

Belum selesai Rony menata perasaannya, Syarla menangkap sosoknya. Juga cowok itu. Melambaikan tangan ke arah Rony. Mengajaknya bergabung bersama di mejanya. Dengan cowok itu?

Kali ini dia benar-benar ragu. Menolaknya akan aneh. Lagi-lagi dia menyadari bagaimana susahnya Salma ketika harus menghindari teman yang dikenalnya. Salma pasti kesusahan merangkai alasan. Bahkan mungkin cowok itu tidak tahu kesalahannya. Atau memang tidak bersalah? Rony kali ini mendengarkan omongan Salma kemarin. Biasa saja, siapa tau bisa jadi teman. Rony menarik nafas panjang. Menuju meja Syarla. Baiklah...

Dengarkan [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang