Rony menggendong sebuah tas ransel, tas gitar dan menenteng sebuah duffle bag. Perempuannya sedang mengecek semua tempat kalau ada barang yang ketinggalan. Iya, mereka check out hari ini, sedikit kesiangan, bahkan mereka melewatkan jam sarapan pagi. Mereka keluar bersamaan, Salma sudah menenteng duffle bag-nya sendiri, sedang menutup pintu kamar ketika terdengar keributan.
"Ada apa?" tanya Salma pada lelakinya.
Rony menggeleng, melihat arah suara keributan. Dia menghentikan seorang berseragam pengelola penginapan untuk bertanya.
"Ada apa ya pak?" tanyanya.
"Ada yang mau melahirkan," jawab orang itu sambil tergopoh berlalu.
Rony dan Salma saling pandang.
"Kak Ayu Ron!" ucap Salma lalu berjalan cepat ke arah kamar Ayu. Rony mengikuti di belakangnya.
Kamar Ayu ada di deret yang berbeda dari kamar Rony dan Salma. Saat sampai di kamarnya, perempuan yang sedang hamil besar itu sedang duduk di depan kamar. Seorang perempuan pelayan hotel menemani di dekatnya. Ni Luh, nama yang tertera di pakaiannya. Ada koper besar di sebelah Ayu duduk. Dan seorang anak kecil berdiri di dekatnya, sedikit kebingungan.
"Om Ony!" teriak anak kecil itu, berlari ke arah Rony.
"Hei..." Rony langsung merengkuh anak itu.
Salma mendekati Ayu dan perempuan yang menemaninya, sedikit panik. Wajah ayu tampak pucat.
"Salma, Rony," sapa Ayu sedikit tersenyum, meski rahangnya dieratkan.
"Kami sedang berusaha cari mobil dan taxi online, tapi belum dapat. Mobil hotel sedang keluar semua mengantar tamu yang lain," ucap perempuan yang menemani Ayu.
Rony melempar pandangan ke perempuannya, seakan bertanya, apa yang harus kita lakukan?
"Kita antar ke klinik dulu gimana?" kalimat itu keluar dari mulut Salma, bukan Rony.
Rony mengangguk.
"Kak, kita antar ke klinik ya?" tanya Salma.
"Maaf ya Salma, saya merepotkan," ujar Ayu. Sebenarnya dia merasa sangat tidak enak hati, tapi kondisinya sangat tidak memungkinkan untuk menolak bantuan. Apalagi dia mengajak Komang bersamanya. Keteguhannya untuk melahirkan di Klinik Bumi Sehat membuat ia kerepotan sendiri.
"Ron, bawain tas gue, Lo ajak Komang duluan deh, siapin mobilnya," ujar Salma mengatur.
Rony mengangguk lalu menggandeng Komang, anak itu begitu kooperatif.
"Kak, bantu saya ke parkiran ya," ucap Salma ke karyawan penginapan yang sedari tadi bersama mereka. Perempuan itu juga mengangguk.
Dia memanggil seorang temannya lagi untuk membantu mereka membawakan koper, orang yang membawa koper itu juga membantu mengurus check out kamar Salma dan Ayu. Bahu membahu.
"Ayo kak Ayu," ajak Salma.
Ayu berdiri menahan sakitnya. Meski sakit, tapi tidak nampak kepanikan di wajahnya. Salma dan Ni Luh merangkul Ayu dan membantunya menuju parkiran. Ayu masih bisa berjalan. Kontraksinya masih cukup jarang. Beberapa kali perempuan itu mengatur nafas saat sakit menyerang. Butuh waktu lebih lama sampai ke parkiran.
Seorang pelayan hotel sudah di dekat mobil Rony, membukakan pintu belakang mobil. Rony sudah siap di belakang kemudi. Komang ada disebelahnya. Salma membantu Ayu masuk mobil. Lalu ia masuk dari pintu lainnya. Rony langsung menancap gas.
"Om Ony, Komang mau punya adik?" tanya Komang ke Rony.
"Iya..." jawab Rony sedikit terpecah konsentrasinya. Peluh membanjiri wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan [end]
FanficCerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mudah karena memiliki pembanding, mempertahankannya. Rony dan Salma sudah bertemu cinta. Keduanya salin...