44 Jadi, Konser ke Tiga?

9.6K 578 232
                                    

Rony beranjak terburu-buru dari tidurnya, dia hanya cuci muka dan gosok gigi setelah kencing berdiri di kamar mandi. Perempuannya sudah tidak ada di kamar sejak ia terjaga dan jam sudah menunjukkan pukul 11.00 siang. Dia kesiangan, semalam dia susah tidur, gelisah karena Salma marah. Malah bikin bangun kelewat siang. Dia langsung keluar kamar untuk mencari keberadaan Salma.

Rupanya Salma sudah ada di ruang makan bersama kedua orang tuanya. Hidangan santap siang sudah siap, tapi mereka belum mulai makan.

"Sa, kok gue nggak dibangunin si?" gerutu Rony.

"Ya, Lo nyenyak tidurnya,"

"Kita mau jalan jam berapa, bisa-bisa nggak keburu konsernya,"

"Katanya Lo malas,"

"Ya ampun, Sa," Rony menghembuskan nafas panjang langsung bergabung di meja makan, ngambek perempuannya belum reda.

Anang dan Santi baru sadar kalau sedang ada perselisihan di antara anak-anaknya. Keduanya bergantian memandang Rony dan Salma. Saling diam tidak mau campur tangan.

"Ayok kalau mau berangkat sekarang, biar keburu," ajak Rony.

"Nggak usah, ga jadi aja ga papa," jawab Salma ketus.

"Sa, ini buat materi tesis Lo," Rony menegaskan, tidak mau mengacaukan rencana juga.

Rony sangat berhati-hati, tidak enak ribut di depan mertuanya.

"Ron, nggak usah maksain deh," Salma masih kekeuh.

"Sa, nggak gitu. Lo PMS?" tuduh Rony.

"Gue udah dapet kemarin, kalau Lo lupa," jawab Salma.

Iya, tentu Rony ingat, ia tahu jadwal puasanya. Otaknya juga sudah membayangkan perjalanan ini akan petualangan yang manis dan berkhasiat seperti madu. Tapi ribut kecil yang berkepanjangan ini merusak imajinasinya.

"Post menstrual syndrom, kata Lo," Rony mengingat penjelasan Salma suatu kali, kalau masalah hormonal cewek ga cuma pas dapet aja, tapi juga pre dan post-nya.

Salma menghela nafas panjang.

"Ca, kapan terakhir Kamu dapet? Jangan-jangan Kamu hamil, sensitif gitu," Santi akhirnya nimbrung dalam obrolan.

"Dua hari kemarin baru selesai, Mah. Apaan si?"

Rony tercekat, apakah bisa hamil tanpa bercinta setelah haid? Pertanyaan bodoh. Salma sibuk dan tertekan dengan seminarnya, mana sempat mereka bercinta.

"Mah, tolong lah. Aku sebel banget kenapa si kalau emosi yang ditanya soalan pms, ini malah hamil. Ngaco! Malah jadi ga bahas esensi permasalahannya. Dianggap berlebihan gara-gara hormonal. Nggak ditanya tu akar permasalahannya, substansi masalahnya jadi ilang," Salma makin emosi.

"Sa.. iya maaf, gue salah semalam milih-milih makan. Tapi nggak gini dong, kita bahas baik-baik," bujuk Rony.

"Kalau mau baik-baik ga usah bawa-bawa PMS," timpal Salma.

"Iyah, maaf... udah ya..." Rony semakin tidak enak dengan mertuanya.

"Udah, kita makan dulu, kalian ga sarapan tadi. Harus makan, biar berantemnya lebih seru!" canda Anang memecah ketegangan.

Salma manyun, Rony menurut. Santi sudah mulai menyiapkan makan siang untuk suaminya. Salma mengambil sendiri, Rony mengambil sendiri. Tidak ada kemesraan siang itu.

"Dikit amat Ron makannya," tegur Santi.

Santi jadi ikut insecure, apa Rony memang pemilih makanan? Siang itu menunya hanya sayur bening bayam dengan jagung manis ditambah ayam goreng dan tahu goreng.

Dengarkan [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang