26 Mother Complex

7.5K 508 138
                                    


"CUKUP, Mah!" ucap Rony sedikit keras sambil mengusap kasar wajahnya. Maya tersentak dengan ucapan Rony.

"Ini pernikahan kami, kasih kami waktu buat mikir. Caca juga punya banyak mimpi untuk pernikahan ini. Aku pusing mamah terus-terusan kasih saran ini, itu. Tolong lah..."

"Ron...." Maya bersuara lirih, belum pernah ia lihat anak lelakinya sekeras ini padanya.

Hatinya teriris, dia bingung. Saran-sarannya untuk pernikahan Rony dan Salma malah berujung pertengkaran seperti ini. Maya seorang ibu yang cukup tegar untuk menyembunyikan air matanya, meski mata itu sudah terasa panas.

Rony hanya menatap tajam mamahnya sejenak, kemudian berlalu pergi.

Pikirannya begitu kalut. Pertemuan terakhir dengan perempuannya juga berujung pada sebuah dialog yang sangat dingin. Padahal mereka sedang membahas untuk hari bahagia mereka. Perdebatan sederhana yang membuat Salma berkata macam-macam karena Rony berulang kali menyampaikan pendapat mamahnya.

"Lu 'mother complex', Ron!" tuduh Salma.

Istilah yang baru Salma dapatkan di perkuliahan cultural studies yang membahas mengenai psikoanalisis. Meskipun Salma hanya kulah sedikit mengenai hal itu dalam kuliah yang sangat padat berjumlah 4 SKS. Materi yang membahas mengenai perkembangan kepribadian manusia. Misalnya, pribadi manusia masa ini, terbentuk karena apa yang terjadi pada masa lalunya, misalnya pada saat kecil.

Istilah 'mother complex' itu kurang lebih merujuk pada sekelompok gagasan yang mengenai perasaan yang terkait dengan pengalaman dan gambaran sosok ibu. Seperti relasi seseorang dengan ibunya di masa kecil membentuk orang itu di masa dewasa. Salah satunya misalnya membuat seseorang menjadi sangat memuja ibunya sendiri. Selain itu juga membuat laki-laki mencari sosok ibu pada pasangannya. Pencarian sosok ibu pada pasangan ini, pada laki-laki membuatnya menjadi playboy. Kadarnya beragam.

Salma melihat hal-hal tersebut pada lelakinya. Punya banyak teman cewek, kemudian membawa-bawa mamahnya terus dalam obrolan. Sebuah tuduhan dengan analisis yang banal. Salma tidak berkapasitas mendalam soalan itu. Sepertinya dia hanya emosi sesaat karena Rony kurang banyak berpendapat mengenai acara pernikahan mereka. Itu yang membuatnya memberikan tuduhan pada Rony.

Salma mengucapkannya hanya lantaran emosi sesaat. Tapi rupanya justru menekan lelakinya. Rony malah kepikiran. Berujung keributan dengan mamahnya.

Maya perempuan yang dominan. Juga perempuan yang independent. Banyak kesamaan antara Maya dan Salma. Pada waktu kecil Rony masih mendapat perhatian yang cukup, tapi seiring kesibukan Maya, porsi perhatian pun berkurang, atau berganti. Tidak lagi dengan quality time namun mungkin dengan finansial yang berkecukupan.

Rony jadi menganalisis dirinya sendiri. Sebuah langkah yang ceroboh. Meskipun dalam rangka mengenali diri sendiri, tapi mendiagnosis sendiri itu tidak diperkenankan. Pikirannya semakin kalut, di tengah stressnya memikirkan acara pernikahannya. Ya, stress karena pernikahan tidak hanya milik perempuan.

_________

Maya : Ca, Kamu sibuk nggak?
Caca : Halo tante, enggak tante, gimana?
Maya : Ini tante lagi lewat deket kostmu,
Maya : Eh, Kamu bisa temenin tante nggak?
Maya : ada kelas baking di Mall
Maya : tante pengen ikut, tapi males kalau sendiri
Maya : Nabila ga bisa nemenin
Maya : Kamu bisa?

Salma berfikir sejenak, hari ini jadwal kuliahnya hanya pagi, dia sudah di kosnya. Hanya beberapa tugas memaksanya untuk tidak pergi-pergi. Lelakinya juga sepertinya sedang sibuk, belum mengajaknya bertemu lagi setelah pertemuannya tempo hari. Ah, sungkan juga menolak ajakan ibu dari lelakinya.

Dengarkan [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang