"Ron, Lo besok balik?" tanya Salma membuka obrolan dalam perjalanan pulang di mobil.
Mereka sedang dalam perjalanan pulang setelah mampir dari rumah Eyang putri Salma sekembalinya dari Ullen Sentalu. Selain karena lokasinya sama-sama di Utara Jogja, juga karena David dan Maya yang ingin sekalian berkunjung, silaturahmi. Memberi berita baik pada Eyang perihal Salma yang sudah dilamar Rony, berita yang membuat Eyang Salma tersenyum lebar sekali. Satu lagi alasannya, meminta petunjuk hari baik untuk menikah.
"Iyah, gimana? Mau ikut besok?" canda Rony
"Ish, gue masih libur. Gue masih pengen disini dulu ya belum lama kangen-kangennanya sama papah-mamah?"
"Iyah..."
"Gapapa kan?" Salma memastikan.
"Ya gapapa, emang kenapa?"
"Nanti Lo kangen, heheheh... Eh, besok rencana jam berapa?"
"Dasar, kangen pasti itu! Belum tau, ini kemungkinan bareng anak-anak, jadi bisa pada gantian nyetir. Kenapa?"
"Ini, sebenarnya besok ada pertunjukkan si, tapi acaranya malam,"
"Ini Lo lagi nggak nahan gue buat nggak balik Jakarta kan, Sa?" tanya Rony sambil menatap perempuannya di sebuah lampu merah.
"Iiiih, Rony! Gue cuma kepikiran omongan Lo soalan Ruang Musik. Nah ini tempatnya yang menarik yang pengen gue tunjukin ke Lo,"
"Alesan Lo doang itu... Lo belum mau ditinggal gue kan?"
"Ih, kesel deh. Orang beneran juga. Eh, tapi itu iya juga si... 5 hari Lo kerasa cepet banget,"
"Dasar!" ucap Rony, tangan kirinya yang bebas mencari pipi Salma untuk dicubit sangking gemasnya. Tapi Salma lebih cepat menghindar.
"Weits, belum muhrim, Ron!" canda Salma.
"Hahaha, on the way, Sa..."
"Sial!" Salma dan Rony terkekeh.
"Sa, kenapa tadi Lo setuju kalau nikahnya bulan Juni? Gue liat di awal Lo kek ga setuju. Ragu?"
'Kita tanya pendapat Eyang putri bagaimana? Siapa tau Eyang ada saran untuk hari baik,' begitu jawaban Salma atas pertanyaan terakhir Rony di Ullen Sentalu.
"Enggak, bukan Ragu. Gue nggak mempermasalahkan soalan kapannya, gue kesel karena tadi orang tua kita tanyanya pendapat Lo terus. Gue iri nggak ditanyain," jawab Salma sambil manyun menggemaskan.
Rony tersenyum melihat perempuannya. Dia meraih hp dan mengirim pesan di sebuah lampu merah. Menyusun rencana kemungkinananya menunda pulang.
"Ron..."
"Hm..."
"Ron, makasih ya Lo udah tanya pendapat gue," ucap Salma tulus.
"Iyah... ngerti banget gue kalau Lo mulai manyun gitu,"
"Si paling pengertian," Salma mencebik.
Rony hanya menyeringai, paham betul watak perempuannya.
________
Hari berikutnya, Rony memutuskan untuk memenuhi ajakan Salma untuk menonton pertunjukkan dulu. Dia akan pulang menggunakan kereta malam. Siang harinya mereka mengurus teman-teman mereka yang dari Jakarta. Mulai dari melepas kepergian empat cowok yang membawa mobil Rony; Paul, Diman, Danil dan Rahman. Lalu mengantar Syarla, Nabila, dan Anggis ke Stasiun Tugu Jogja. Sorenya Rony dan Salma mengantar David dan Maya ke bandara di Kulon Progo. Hari yang cukup melelahkan.
Sepasang teman mereka yang baru menikah tetap tinggal di Jogja, menikmati sisa libur dari pekerjaan, semacam honeymoon tipis-tipis. Iya, Neyl dan Novia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan [end]
FanfictionCerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mudah karena memiliki pembanding, mempertahankannya. Rony dan Salma sudah bertemu cinta. Keduanya salin...