05 I Beg U

9.1K 461 93
                                    

"Sa," panggil Rony. Salma menoleh ke lelakinya, menunggu kalimat selanjutnya.

"Kayaknya Ditho naksir Lo," Rony membuat statement.

Malam semakin pekat, jalanan pun mulai sepi. Namun Rony memacu kendaraannya pelan. Ingin mengobrol dulu. Sepertinya ini momen yang tepat untuk membahas kegelisahannya.

Salma tercekat mendengarnya. Rony pernah cemburu dengan Ditho di awal perkuliahannya. Tapi Salma sama sekali tidak kepikiran ke arah sana. Mana mungkin?

"Kata siapa?"

"Kata hati gue,"

"Hati Lo emang cemburuan banget ya, Ron? Pantesan bau gosong dari tadi,"

"Lo ngerasa ya?" jawab Rony dengan pertanyaan.

"Kok bisa Lo mikir gitu?"

"Gue cowok, Sa. Gue perhatiin cara dia liat Lo. Cara dia ngomong sama Lo,"

"Wah, ini nih bisa bikin persahabatan kacau, Lo nggak suka ya?" sangkal Salma.

"Udah sahabatan nih ceritanya?"

"Nanti gue bilang teman, Lo protes lagi,"

"Emang temen Lo di kampus cuma 2 orang itu doang?" tanya Rony.

"Ya banyak, seangkatan gue 30 ekor. Tapi disini kan dari berbagai background seni ya, yang dari musik tu cuma kita bertiga, yang di peminat pengkajian cuma kami berdua, ya jadinya cuma mereka yang sering sama gue, Ron,"

"Emang beda background ga bisa temenan? Kok Lo kek membatasi banget pertemanan Lo,"

"Bisa, cuma ya itu, belum kenal lebih jauh kali,"

"Kalau gue cemburu gimana, Sa?"

Salma tertegun. Dia belum berfikir sejauh itu. Agak kesal juga karena Salma merasa biasa saja dengan Ditho, begitupun sebaliknya menurut Salma. Selain itu, kesalnya karena justru Rony seakan membatasi pertemanannya. Tapi mau tidak mau dia juga harus mau mengerti perasaan Rony juga.

"Gue bingung, Ron. Sejauh ini gue merasa biasa aja sama Mas Ditho. Jadi gue nggak bisa jawab apa-apa. Gue nggak tau juga soalan dia naksir gue, mungkin itu cuma perasaan Lo aja, Ron. Jadi ya gue bakal biasa aja,"

"Kemungkinan yang sama besar juga kalau dia beneran naksir, Lo,"

"Ron, yang penting gue cuma naksir sama Lo, hati gue cuma buat Lo, titik," jawab Salma sambil meraih lengan Rony. Sedikit menenangkan Rony.

Rony tersenyum. Salma lega dengan senyum lelakinya. Senyum itu mengakhiri obrolan soal Ditho diantara mereka saat itu.

_______

Sesampainya di Rumah bujang, rumah itu sudah ramai. Tinggal menunggu Paul saat Rony datang. Mereka berkumpul di teras belakang, seperti jaman kuliah dulu. Yang beda sekarang ada kolam yang terisi air dan pohon kamboja yang tersorot lampu warna kekuningan. Salma menyapa mereka sebentar. Lalu mengajak Rony menuju pantry.

"Ron, kalau gue nggak ikut gabung gapapa?" tanya Salma.

"Lo nggak nyaman?"

"Iya, cowok semua,"

"Kan sama gue. Biasanya sama anak-anak kontrakan juga Lo cewek sendiri,"

"Ehm, kalian mau bahas Novia kan? Gue agak takut bocor guanya,"

"Mestinya bisa jadi perspektif lain buat Bang Neyl," Rony beralasan, sedikit curiga dengan gelagat Salma. Mungkin karena keberpihakannya dengan Novia.

"Ehm, bener juga si. Pengen denger juga perspektif Bang Neyl, mungkin gue juga bisa kasih masukan ke Novia,"

Dengarkan [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang