45 Sehari di Surabaya

9K 509 149
                                    

Tik tok jam dering alarm
pagi tak terhindarkan

Begitu kata lagu Balada Harian-nya Silampukau. Pagi menepati janji untuk datang lagi setiap hari. Pagi itu Rony dan Salma masih di atas ranjang hotel. Subuh tadi mereka sudah bangun, tapi mereka lanjut tidur lagi. Rony memeluk perempuannya yang tersandar di ceruk bahunya. Gorden yang tidak terlalu tebal nampak lebih terang tertembus sinar matahari.

Salma mulai membuka mata, mulai terjaga. Tapi masih betah di dekapan lelakinya. Tangannya parkir di dada lelakinya yang terbuka gegara perdebatan tadi pagi mengenai suhu AC. Salma kedinginan, sedang Rony kepanasan. Salah satu pemicu keributan rumah tangga, iya AC. Jalan tengahnya AC di angka 24 dan Rony bertelanjang dada. Salma memandang lelakinya yang tidur begitu lelap. Salma mengusap dada lelakinya yang berbulu tipis, pelan.

"Ron..." panggil Salma.

"Ron..." ulang Salma lagi.

"Hm..." ucap Rony akhirnya. Wajahnya mengkerut, tangan satunya mengucek matanya.

"Ron..." ulang Salma ketiga kalinya.

"Hm... pagi Sa... tidurnya enak?" tanyanya yang kedua kali sepagi itu, sambil mengecup kepala istrinya.

"He eh, em... hari ini kita ngapain?" tanya Salma, menanyakan kelanjutan perjalanan mereka.

Semalam begitu melelahkan, mereka belum sempat membahasnya. Rony sedikit menggeliat, otaknya kaget. Baru terjaga langsung ditanya rencana.

"Eh, acara konser selanjutnya besok apa lusa ya?" tanya Rony.

"Besok malam, keburu nggak?"

"Lo mau main di Surabaya dulu nggak?" tanya Rony, pertanyaan dijawab pertanyaan.

"Pengen si, tapi takut nggak keburu. Eh Lo mau ke tempat saudara Lo nggak?" tanya Salma mengingat rencananya dulu yang tertunda.

"Kita jalan malam aja. Soal sodara gur, waktu Nikah udah ketemu, yang ngomong pas midodareni. Terus jauh lagi ke arah Gresik, kapan-kapan aja deh,"

"Owh... kalau gitu eksplore sini dulu mau nggak? Lo biasanya punya banyak ide. Sebenarnya pengen ke Bromo si," ucap Salma mengingat keinginannya waktu roadtrip dulu,"

"Fokus, Sa... konsernya dulu,"

"Iya, lagian Bromo abis kebakaran, biar recovery dulu," ada nada sesal dalam kalimat Salma.

Kalau saja dulu papanya nggak sakit gara-gara foto Rony, perjalanan mereka bisa sampai Bromo. Rony merasakan sesal pada perempuannya. Ia mengusap lembut lengan Salma.

"Kalau nggak nanti pas jalan balik kan bisa, Sa..." ucap Rony, memberi harapan.

Salma mengangguk setuju. Keduanya masih betah di ranjang, belum ada yang mengawali beranjak.

"Eh, menurut Lo Silampukau gimana?" tanya Salma meminta pendapat lelakinya.

"Random banget pertanyaan Lo, gue baru melek nih,"

Salma manyun, dia kepikiran. Langsung ditanyakan sebelum lupa.

"Gue lebih mudeng sama liriknya, bandingin Melbi. Yang judulnya Doa 1, itu kek ngena banget si..." jawab Rony sekenanya.

"Relate ya bwang..." ucap Salma mentowel dagu lelakinya. Rony terkekeh.

"Sederhana, sehari-hari, tapi puitis,"

"Musiknya gimana?" tanya Salma.

"Folk itu sederhana, ya memang begitu, warna musik yang lain,"

"Gue tertarik bikin tulisan acara semalam, siapa tau bisa masuk ke media,"

Dengarkan [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang