Rony menjatuhkan diri pada sofa di depan TV, Rumah Bujang. Dia kecapekan menemani perempuannya belanja untuk membuat pizza siang itu. Dia heran kenapa perempuan selalu kuat untuk berlama-lama berbelanja.
Tadi Salma lama karena memilih sendok takar. Dia kebingungan untuk memilih warna biru atau hijau. Salma juga lama dalam memilih sarung tangan tahan panas, cempal. Terbayang olehnya kalau warna baju nikah saja belum diputuskan sampai hari ini. Salma masih galau pilihannya kemarin masih ia pertimbangkan.
"Ron..."
Salma menyodorkan sepiring potongan semangka berwarna kuning. Satu potong sudah ada di tangan Salma sendiri.
"Sa, Lo mau bikin banyak nggak?"
"Kenapa?"
"Ajakin anak-anak kesini?"
"Ajak aja... Kalau kurang kita beli, hehehe..."
"Dasar...!" tukas Rony sambil menggigit sepotong semangka.
"Ya, ini namanya percobaan Ron, belum tentu jadi juga,"
"Ajakin Syarla sama Ditho juga, Sa..."
"Eh?"
Rony tersenyum, Salma mengangguk.
"Sore aja bilangnya, ini kan mesti fermentasi dulu yang agak lama tu," ujar Salma.
Keduanya lalu tenggelam ke hp masing-masing. Mengirim pesan ke teman-temannya. Salma lalu menuju pantry. Mencuci alat-alat barunya. Microwave juga sudah dikeluarkan dari box-nya. Tadi Rony sudah mencobanya, aman. Lalu Salma mulai menyiapkan bahan untuk membuat pizza. Dia mencontek resep dari hasil pencariannya di internet.
Rony mendekat ke meja pantry dimana Salma berkutat dengan adonannya. Membawa sepiring potongan semangka yang tadi diberi Salma. Ia mengambil duduk di kursi, seberang Salma.
"Sa, untuk acara di Jogja, Lo udah koordinasi soalan konsep, dan lainnya sama WO kita?"
"Udah Ron, sesuai yang kita sepakati. Soalan acara udah aman. Udah diurus juga sama mamah bareng WO-nya,"
"Oke. Terus apa yang kurang?"
"Banyak Ron! Huhuhu..."
"Eh...?"
"Baju harus segera kita fiks-kan si, rencana gue mau minta temenin Novia cari kain. Lo bisa antar?"
"Kabari aja mau kapan, kalau bisa gue antar. Kalau nggak bisa gapapa kan sendiri?"
"Ga papa, Lo mau request warna baju?"
"Hitam dan turunannya, ogah gue warna-warni,"
"Dasar! warna kemeja?"
"Bebas, yang penting ga warna-warni,"
"Huft! Itu mah nyuruh gue yang mikir,"
"Ya kalau gue item, selesai,"
"Jangan item lah...." Ujar Salma, Rony mengangkat alis matanya seolah bilang 'Kan... lebih baik ga usah nanya.'
"Apa lagi?" tanya Rony memastikan lagi.
"Kita mesti ngurus administrasinya. Foto, formulir, surat pengantar, dll. Nanti gue share kebutuhannya ya, Lo siapin yang mesti diurus di tempat Lo,"
"Nggak bisa sekalian gitu?" Rony nampak malas berurusan dengan birokrasi.
"Ayolah Ron.... Abis itu yang di Jogja diurus papah,"
"Iyah, iya..."
"Ada satu lagi, tes kesehatan. Masa gue mesti vaksin tetanus,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan [end]
FanficCerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mudah karena memiliki pembanding, mempertahankannya. Rony dan Salma sudah bertemu cinta. Keduanya salin...