50 Selat, Bali

8.6K 530 189
                                    


Rony dan Salma melanjutkan perjalanan menuju Banyuwangi. Pelabuhan Ketapang tujuannya, pelabuhan penyebrangan menuju pulau tetangga, Bali. Salma sudah memesan tiket kapal feri untuk menyeberang. Sekarang tiket bisa dipesan online. Rony minta tiket untuk jam 05.00 pagi. Pada aplikasi peta diperkirakan sekitar 3 jam perjalanan, sekitar 140 Km. Sesuai kesepakatan Rony yang menyetir malam hari, sedang Salma akan melanjutkannya saat pegi.

Salma menyiapkan diri untuk tidur. Iya, dia harus tidur supaya besok tidak mengantuk. Perjalanan Surabaya-Paiton tidak diserang ngantuk karena mereka bertengkar, tidak mungkin bertengkar lagi, ngapain. Salma sudah mencari posisi nyamannya untuk tidur. Mengatur kemiringan kursinya, memundurkan sedikit ke belakang, memberi ruang untuk kakinya.

Rony memainkan musik 'keras' untuk menemaninya menyetir malam itu.

"Nggak papa kan kalau gue pasang musik keras?" tanya Rony.

"Ga ngaruh Ron, gue tidur mah tidur aja," ujar Salma.

"Ya kali ganggu. Ya udah, tidur Sa..." ucap Rony.

Salma tersenyum sambil memejamkan matanya. Meski sudah merem perempuan itu masih berucap:

"Semangat, Ron!" sambil mengangkat kepalan tangannya.

Rony hanya tersenyum melihatnya. Perempuannya yang aneh.

Deretan Lagu pertama dari Muse, band dari Britania Raya yang terkenal dengan lagu Starlight-nya. Music Rock alternatif campur-campur. Dentuman drum yang cepat, bahkan kadang menggunakan double pedal, namun vokalnya justru lambat dan kata per katanya dilafalkan panjang-panjang. Lagu Knight of Cydonia adalah lagu yang panjang, 6 menit. Intronya sendiri memakan waktu 2 menit. Lagu Hysteria cukup unik diawali dengan 'nyanyian' bass yang bermelodi. Bahkan sepanjang lagu permainan bass cukup mendominasi.

Lagu Stockholm Syndrome menjadi lagu terakhir yang Rony dengar dari Muse di playlistnya. Sebuah judul lagu yang tidak ada frasa itu di liriknya. Stockholm syndrome sendiri merupakan keadaan dimana terjadinya ikatan secara psikologis dari seorang korban sandra kepada penyandera. Semacam jatuh cinta pada penculiknya. Lagu ini mengambil perspektif dari penyandra.

//I won't stand in your way
Let your hatred grow
And she'll scream, and she'll shout, and she'll pray
And she had a name
Yeah, she had a name//

Jalanan malam menuju pagi begitu sepi. Hanya beberapa kendaraan besar yang jalan perlahan karena beratnya muatan. Atau kendaraan pribadi yang justru kencang karena jalanan yang lengang. Malam cukup gelap, tidak nampak jelas kanan kiri jalan. Hujan rintik pun datang lagi.

Playlist Rony selanjutnya memutar lagu-lagu dari Green Day. Kali ini band dari Amerika beraliran punk rock yang terdiri dari 3 orang saja, minimalis. Lagu yang diputar lagu yang hits saja. Mulai dari Minority, Boulevard of Broken Dreams, Basket Case, Holiday dan tentunya American Idiot.

Lagu terakhir adalah lagu yang sedikit menyinggung politik. Bagaimana media disana berlebihan menyebarkan berita, membuat bingung dan menyebabkan paranoia. Apalagi untuk kaum redneck, istilah untuk kelas pekerja kulit putih Amerika yang sangat rasis, atau kaum yang konservatif dalam politik yang biasanya hanya ngekor saja, echo chamber. Dan biasanya tidak menghargai perbedaan.

Lagu yang cukup ajaib dari Green Day berjudul Jesus of Suburbia. Sebuah subject anti hero bercerita mengenai kelas bawah Amerika. Lagu dengan durasi 09.09 menit! Satu lagu namun di dalamnya seperti terdapat beberapa lagu. Setelah sampai reff tiba-tiba ada coda dengan alunan musik yang berubah, a multy part song. Hem, bahkan di Amerika yang katanya digdaya, protes dan kritik tetap ada, menunjukkan ada yang tidak beres juga di sana.

Dengarkan [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang