Salma sudah pindah ke kost Syarla. Ruang yang diharapkan memberinya privacy. Tempatnya bisa dengan merdeka melakukan apa saja. Independen dan tidak tergantung. Selain drama dengan Rony sepulang dari Anyer, Salma juga harus melewati proses izin dengan Maya dan David selain dengan orang tuanya sendiri. Dia harus menyusun alasan yang meyakinkan. Awalnya tidak boleh, tentu saja.
"Why?" kata yang jadi respon pertama saat Salma mengutarakan maksudnya. Butuh teman, jawabnya diplomatis.
Pertanyaan kedua adalah, "Apa ada masalah dengan Rony?"
Keputusannya pindah ke kost langsung dikaitkan dengan hubungannya dengan Rony. Tentu Salma menjawab bukan. Setelahnya Salma hanya memohon pengertian keempat orang tua. Dia tetap teguh dengan keputusannya meskipun mereka meminta dipertimbangkan lagi. Mereka mau tak mau akhirnya mengerti.
Hubungan Salma dan Rony baik-baik saja, semakin baik malah. Rony sering berkunjung ke kost Salma. Salma juga suka ke studio Rony. Atau kadang mereka melewati waktu bersama di Rumah Bujang. Kadang berdua kadang beramai-ramai.
Hari ini Salma minta Rony menemaninya ke perpustakaan Daerah DKI Jakarta. Loaksinya masih satu kawasan dengan kampusnya. Dia membutuhkan buku untuk membuat tugas paper mata kuliah Wawasan Sosial Budaya. Mata kuliah di luar seni yang memberi teori-teori untuk mengkaji seni. Mulai dari Filsafat, Antropologi, Sosiologi, Komunikasi, Estetika, Sejarah, peneerapan kajian yang ada di masyarakat seperti gender, plurasime sampai HAM. Mata kuliah 3 sks yang cukup padat.
Sepertinya perpustakaan ini baru direnovasi. Tempatnya rapi, ada eskalator yang menyambut di bagian depan gedung ini. Dinding dan strukturnya dibiarkan berwarna abu-abu semen yang bersih. Memberi kesan yang minimalis, modern. Rak-rak baru dengan lampu-lampu kekuningan di setiap sap-nya memudahkan untuk mencari buku yang diinginkan. Dinding kaca di satu sisi terbuka lebar, mempersilahkan cahaya matahari masuk dengan bebas.
Salma dan Rony ke lantai 2, lokasi letak buku yang dicari Salma. Salma sudah mendapat buku yang dibutuhkannya. Lelakinya dari tadi hanya mengekor saja. Dia sibuk dengan hp-nya. Sepertinya ada pekerjaan yang sedang diurusnya. Meski dia tidak hadir di studio tapi pekerjaan mengikutinya kemana-mana.
Setelahnya mereka berkeliling di area buku musik. Di area buku musik ini, Rony asik dengan dirinya sendiri dengan bacaan tentang musik. Dunia digital membuatnya jauh dari buku fisik.
Ada sebuah buku yang menarik perhatian Salma. Nice Boys Don't Write Rock n Roll: Obsesi Busuk Menulis Musik, penulisnya Nuran Wibisono. 'Obsesi busuk', frasa itu yang menarik perhatian Salma untuk menarik buku itu dari rak. Perempuan itu membawa buku yang diambilnya ke meja panjang dekat dengan dinding kaca. Kemudian ia membaca buku itu. Salma tenggelam dalam buku itu. Tulisan dalam buku itu memantik ide untuk thesisnya.
"Eh, Ron. Apa kabar?" suara seorang perempuan.
Suasana perpustakaan yang hening membuat suara yang pelan tetap terdengar. Salma mencari asal suara, karena mendengar nama lelakinya disebut. Salma menemukan sosok itu. Seorang perempuan yang berdiri di dekat lelakinya. Keduanya nampak akrab. Si perempuan berani memegang lengan lelakinya. Ah, tidak itu saja, ditengah obrolan mereka, perempuan itu memegang bahu Rony! Jantung Salma berdetak cepat.
Sialnya lagi, dia mengenal perempuan itu. Bu Citra, dosen mata kuliah Seni Urban dan Industri Kreatif. Iya, perempuan yang presentasi di hari pertama Salma kuliah di kampusnya itu. Orang yang memang dikenal Rony. Orang yang memasukkan foto Rony di presentasinya. Menurut Salma, gesture dosennya itu berlebihan, lil bit flirting.
Salma menyabarkan dirinya. Rony dan Citra mengobrol beberapa lama. Saat Rony melihat perempuannya berada di meja sedang membaca Rony menyudahi obrolannya dan langsung menghampiri Salma. Duduk disebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan [end]
Fiksi PenggemarCerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mudah karena memiliki pembanding, mempertahankannya. Rony dan Salma sudah bertemu cinta. Keduanya salin...