30 7 Days to Go

8.7K 521 132
                                        


Hari ini adalah hari terakhir Salma di Jakarta sebelum pulang ke Jogja untuk persiapan acara pernikahannya dengan Rony. Salma sudah ujian semester dan sudah memasuki liburan.

7 hari menuju hari pernikahan Rony dan Salma. Segala urusan untuk pernikahan sudah siap. Mulai dari baju pengantin, baju untuk bridesmaids dan groomsmen. Untuk keluarga. Sudah semua. Undangan sudah disebar dari seminggu yang lalu. Persoalan tempat, catering, dll, diserahkan pada Santi yang mengurusi WO dan Anang mengurus soalan administrasi. Maya bertugas mengurus seserahan. David mencari modal materi. Semua mendapat peran.

Rony? Ah, dia malah sibuk dengan urusannya sendiri. Hubungannya dengan teman-teman studio sudah membaik. Tapi studio juga sudah mulai padat jadwal untuk recording lagu baru dan persiapan lainnya. Dia sepertinya sengaja memadatkan jadwalnya untuk libur menikah Minggu depan.

Saat ini Rony dan Salma sedang dalam perjalanan menuju bandara. Mereka sengaja datang lebih awal ke area bandara. Keduanya berencana makan bersama terlebih dahulu. Makan terakhir sebalum berjarak Jakarta-Jogja. Rony menjalankan mobilnya pelan, dia ingin berlama-lama bersama perempuannya. Sepertinya satu minggu akan terasa sangat lama, ya karena menunggu.

"Sa, ini Jalan Pantura," ucap Rony.

"Iya, kah?" tanya Salma.

"Kata peta si gitu," jawab Rony. Tertulis di aplikasi peta Jl. Letjen Suprapto/Jl. Raya Pantura.

"Woohiya.... gue bakal bingung si disini, jalannya banyak banget ruasnya," ujar Salma.

"Hahaha...."

Rony mengarahkan mobilnya ke jalan tol menuju bandara yang lebih dekat dengan pantai utara. Menghindari kemacetan.

"Sa... udah aman semuanya kan?" tanya Rony.

"Check list gue si udah aman ya. Gue udah ngingetin Mas Ditho juga... gatau yang di Lo?"

"Ehm, mamah yang urus, hehe..."

"Lo nggak terlibat gitu?" Salma selalu ingin Rony 'hadir' dalam proses ini.

"Terlibat dong... masa enggak. Kan udah semuanya, ini kata mamah mau diapain gitu seserahannya,"

"Oh... terserah deh, Lo atur aja,"

"Lo nervous nggak?" tanya Rony.

Salma nyengir kuda, "Masa enggak,"

Rony meraih tangan Salma, menciumnya jemarinya, lalu menggenggamnya di pahanya. Keduanya terdiam larut dalam pikiran masing-masing. Perjalanan sekitar 40 menit ke sebuah restoran ala Sunda di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Restoran dengan kolam dan saung-saung di atasnya. Waktu masuk ke restoran itu, mereka diminta langsung memesan makanan, sebelum memilih tempat duduk.

"Lo mau apa?" tanya Salma yang memegang menu dan kertas pesanan.

"Lo aja yang pesan, bebas,"

"Gue pesen gurame terbang ya," ujar Salma. Rony terkekeh dengan namanya, lalu melihat gambar menu itu. Ikan goreng biasa, hanya cara fillet dagingnya tanpa terputus seluruhnya. Digoreng kering membuatnya melenting-lenting seperti sayap. Salma menambahkan ca kangkung, tahu, tempe, cumi saos tiram, sayur asem, dan Sambal. Plus es teh dan es jeruk. Hari begitu panas.

Keduanya lalu berjalan menuju salah satu saung yang berdiri di atas kolam yang airnya kehijauan. Di saung itu mereka duduk lesehan. Rony tau perempuannya suka melihat banyak air, tadi dia yang memilih tempat makan ini.

"Lo mau ngapain seminggu kedepan?" tanya Rony.

"Perawatan doong," jawab Salma, memperagakan lengan kiri yang direntangkan, kemudian mengusapnya dengan tangan kanannya.

Dengarkan [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang