Dia sudah pergi

560 36 13
                                    

Teddy tak bisa duduk diam di depan pintu igd. Ia terlihat sangat khawatir saat ini. Ia tidak tau bagaimana keadaan istri dan calon anaknya didalam.

Laki-laki ini sudah merasa panik sejak tadi bibi Retno mengabari jika laras dilarikan ke RS karena pendarahan. Bahkan ia harus meninggalkan bapak menteri yang sedang menerima kunjungan dari kedutaaan besar Malaysia. Ini pertama kalinya ia menyerahkannya tugasnya pada rifky disaat bapak menerima tamu penting. Laki-laki ini sangat khawatir.

Ia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke RS centra, tempat dimana istrinya dibawa.

Sudah satu jam ia menunggu, tapi tidak ada tanda tanda dokter keluar untuk memberikan kabar tentang keadaan istrinya.

"Tenang teddy," Hera mencoba menenangkan putranya.

"Gimana teddy bisa tenang ma, teddy nggak tau gimana keadaan istri dan anak teddy didalam"

"Iya tapi jangan seperti ini nak, duduk, semua pasti baik baik aja"

Teddy duduk dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Apa yang terjadi ma, kenapa laras bisa terpeleset dan pendarahan"

"Mama juga tidak tau teddy, tadi setelah mama mengantar laras pulang, mama langsung ke tempat tante Siska, karena laras bilang dia mau istirahat"
"Bi Retno nggak cerita apa apa? "

"Nggak ma,, bi Retno lagi ke supermarket karena laras meminta dibelikan strawberry, Rama juga lagi teddy suruh buat antar berkas ke kantor. begitu bi Retno pulang, laras sudah pingsan dibawah tangga"

"Coba kamu cek CCTV rumah kamu"

Teddy kemudian mengambil ponselnya, hendak mengecek CCTV.

Ceklek

Pintu UGD terbuka, teddy pun mengurungkan niatnya dan kembali memasukkan ponselnya ke saku. Dokter Devi sudah keluar dari ruangan dengan wajah yang muram. Melihat pintu UGD terbuka dan dokter keluar, teddy segera menghampiri Devi.

"Mbak,, mbak Devi gimana keadaan laras mbak? Gimana keadaan istri dan bayi saya? " Tanya teddy dengan paniknya.

"Sabar teddy, biarkan dokter menjelaskan" Hera menenangkan.

"Teddy,, sebelumnya mbak minta maaf ya, mbak harus menyampaikan kabar buruk ini,,"

Teddy mendengarkan dengan jantung yang berdebar.

"Laras mengalami pendarahan yang hebat, dan maaf " Devi menjeda kalimatnya
" Kandungannya tidak dapat diselamatkan, dia mengalami keguguran"

Bagai disambar petir di siang itu,, kaki laki-laki ini langsung lemas, ia jatuh terduduk di lantai, air mata jatuh begitu saja " A---anakku," Ucap teddy menangis.

Hera juga ikut menangis mendengarkan kabar itu, perempuan ini langsung memeluk putranya.

" Sabar sayang, ini cobaan buat kamu dan istri kamu"

Teddy menggeleng, dan menatap mamanya
"anak teddy ma,, anak teddy udah nggak ada, dia pergi ma, dia ninggalin teddy, teddy nggak pecus jadi ayah ma, teddy nggak bisa menjaga dia" Teddy terus menangis dan hera menenangkan nya

"Sabar nak, sabar,, ini cobaan,, mungkin Tuhan punya rencana lain untuk kamu dan laras, sabar sayang"

"Teddy, janin laras harus segera diangkat, karena keadaan laras juga kritis karena kehilangan banyak darah. Tolong kamu tanda tangani surat persetujuan, agar kami tim dokter bisa segera mengambil tindakan"

Suster yang baru bergabung memberikan map berisi formulir kepada hera.
Hera pun mengangguk. Dokter Devi dan suster kembali masuk ke UGD meninggalkan teddy yang sedang ditenangkan oleh Hera.

Antara Aku, Kamu dan Mas TentaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang