Titik terang

353 31 3
                                    

Teddy melajukan mobilnya kembali ke kediamannya. Lagi lagi usahanya untuk bertemu dengan laras gagal. Davian kembali mengusirnya. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan. Teddy ingin sekali bertemu dengan laras, membelai bayi yang ada di dalam perutnya.

Dengan wajah yang lelah ia turun dari mobil. Menatap rumah ini, rasa sedihnya kembali muncul. Dulu rumah ini terasa hangat dan penuh canda tawa. Tapi sekarang rumah ini terasa sepi dan hampa tanpa adanya laras.

"Selamat malam Pak" Sapa Rama.

Teddy mengangguk "ya, gimana Rama, ada perkembangan soal penyelidikan kamu"

"Iya, bisa kita bicara"

Teddy mengangguk.

Mereka berdua duduk di teras. Selama ini teddy meminta Rama untuk menyelidiki Allicia.

"Gimana Rama? "

"Saya sudah menyelidiki bu allice dan orang orang disekitar nya pak"

"Terus gimana? "

"Bu allicia ternyata adalah teman dekat ibu el Naura"

"ElNaura istrinya Haidar? "

"Benar pak. Mereka kerap terlihat bersama. Dan terakhir saya melihat bu allicia dan ibu Naura sama sama mengunjungi RS. Centra untuk cek kehamilan"

Teddy begitu serius mendengarkan hasil penyelidikan dari assisten nya ini.

"Dan ternyata, yang melakukan cek kehamilan itu hanya bu Naura pak, bu Allicia tidak, saya juga sudah konfirmasi dengan dokter yang menangani disana, dan dokter juga bilang yang melakukan cek kehamilan hanya bu Naura"

"Apa ini artinya dia tidak hamil? " Gumamnya

"Dugaan saya seperti itu pak, karena setelah dari RS mereka terlihat memasuki kafe, dan bu Allicia terlihat minum minuman bersoda, bukankah jika dia hamil itu dilarang pak? "

"Sialan! Brengsek! Jadi dia berusaha menipu saya! " Umpat teddy dengan penuh emosi

"Saya harus temui dia"

"Saran saya jangan dulu pak, kita harus dapatkan bukti yang lebih akurat. Dan seperti nya kita buruh bantuan dari bu Naura untuk mengorek keterangan dari bu allicia. Semoga saja bu Naura bisa diajak kerja sama"

Teddy menatap assisten nya. Benar kata dia. Saat ini ia sudah sangat emosi. Ingin sekali ia mendatangi perempuan itu dan mencabik cabik wajahnya saat ini juga.

Beberapa hari kemudian

Mulai hari ini laras akan menginap di rumah bisma dan Devi. Davian sengaja menitipkan laras pada mereka selama davian kembali ke Bandung bersama Hanna. karena tak mungkin laras yang sedang hamil hanya bersama mbak intan dirumah. Mereka merasa khawatir, dan lebih tenang jika laras berada di sana. Apalagi Devi yang seorang dokter kandungan, membuat mereka bertambah tenang ketika harus berjauhan dengan putrinya.

Laras masih mengalami morning sickness yang sungguh menyiksa dirinya. Ia merasa tak enak makan dan minum jika rasa mual sudah menguasai dirinya.

Selama berada di kediaman Devi, laras akan berangkat dan pulang bersama Daniel. Davian melarang laras untuk mengendaradi mobil sendiri apalagi naik taksi online. Pria ini benar-benar over protektif. Ia sudah tidak ingin kehilangan calon cucunya.

"Maaf Bu, didepan ada tamu" Mbak intan mendekati Hanna di dapur

"Siapa? "

"Mertuanya non laras"

"O iya, bentar, buatin minum ya bi"

Setelah kemarin mendengar kabar jika menantunya sedang mengandung. Julian dan juga herra bergegas menemui laras yang saat ini berada di kediaman orang tuanya. Mereka datang tanpa teddy, hanya berdua. Karena teddy hari ini mendapatkan tugas untuk dinas ke Riau.

Antara Aku, Kamu dan Mas TentaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang