larass vs widya

619 40 5
                                    

Brakk

Laras sudah tidak bisa menahan emosinya.

"Eh i--ibu"

"Cukup sandiwara kamu widya! jadi setiap malam kamu selalu menggoda suami saya! Iya?! "

Widya menengadah menatap laras yang berdiri di depannya. Sorot mata pengasuh ini terkesan menantang, dan jelas terlihat jika kedua orang ini tidak saling menyukai.

"Ibu,,jadi setiap malam itu, saya tidak bisa tidur, dan saya selalu melihat mas teddy, eh pak teddy menghangatkan susu untuk lova, jadi saya menemani mas, eh bapak untuk berbincang bincang, dan bapak seneng seneng aja tuh bu, nggak keberatan"

Widya senang sekali bermain api yang nantinya justru akan membakar dirinya sendiri, rasanya sungguh menyebalkan, ia melebih lebihkan ucapannya, untungnya laras sudah melihat langsung dari CCTV.

"Apa kamu bilang? Menemani suami saya? Dan suami saya seneng? Kamu pikir saya bodoh, kamu pikir saya percaya dengan semua ucapan kamu! "

"Beneran ibu, ini lihat jika ibu tidak percaya, saya menemani mas teddy malam itu diruang kerja" Widya membuka ponselnya dan menunjukkan foto nya waktu itu.

Laras tersenyum miring dan merebut ponsel itu.

"Saya bukan perempuan bodoh yang bisa kamu tipu Widya, kamu pikir saya percaya sama foto ini? Tidak! "Laras melempar ponsel itu ke sofa.
"Malam itu kamu nyusup masuk ke ruang kerja suami saya dan mengambil foto mereka diam diam, dan pagi ini kamu menyusup lagi ke dalam kamar saya,menyiapkan pakaian kerja untuk suami saya, ada gila gilanya ya kamu, dasar baby sister berkedok pelakor kamu bocah ingusan"

Widya bangit berdiri setelah menidurkan lova di sofanya. Perempuan ini kemudian menatap laras dengan sorot mata yang berani.

"Jaga ucapan ibu ya, saya nggak Terima ibu menuduh saya seperti itu. Saya nggak menggoda mas teddy, saya hanya mengajaknya ngobrol, dan mas teddy juga menanggapi, jadi itu bukan salah saya sepenuhnya. Asal ibu tau ya, saya juga butuh temen ngobrol, bukan hanya iya iya saja menuruti perintah ibu. Lagi pula, tadi pagi itu, lova masih tidur dan saya tidak ada pekerjaan, jadi saya berinisiatif untuk menyiapkan pakaian dinas bapak, apa saya salah? " Ucap widya dengan beraninya

Laras meremas tangan nya sendiri, ia sudah cukup kesal dengan pengasuh ini. Ingin rasanya ia menampar mulut kotor widya, hanya saja ia mengingat suaminya. Ia tak mau berbuat kekerasan yang nantinya akan berdampak pada pekerjaan suaminya. Apalagi suaminya ini berpangkat perwira menengah.

Mendengar ucapan widya yang semakin berani, membuat perempuan ini semakin terbakar emosi. Kedua tangannya mengepal dengan sangat erat. Ia harus menahan ini semua.

"Dasar perempuan nggak tau diri kamu widya! Cepat kemasi barang kamu, dan keluar dari rumah saya! "

Seketika lova terbangun dan menangis kencang karena mendengar laras berbicara dengan nada yang cukup tinggi. Laras segera menggendong putrinya dan mendekapnya.

"Ibu tidak bisa memecat saya seenaknya karena saya bukan baby sister dari perseorangan, harus ada bukti yang kuat untuk memecat atau mengembalikan saya ke yayasan"

Sungguh pedih sekali hati laras, ia sangat takut jika rumah tangganya yang sudah lengkap ini di ganggu oleh perempuan ini, ia takut jika suaminya direbut oleh perempuan gatal ini. Ia sungguh takut jika lova berada di tangan pengasuh yang salah yang justru akan membahayakan putrinya. Laras memejam kan matanya, ia menahan emosinya dengan berlinang air mata.

"Ibu ini kenapa sih? Saya ini cuma kerja, perasaan saya tidak berbuat yang macam macam, saya tidak berbuat sesuatu yang membahayakan lova, saya juga tidak mencuri barang barang ibu kan? Udah lah bu, jangan berpikir negatif terus sama saya, nggak usah drama"

Antara Aku, Kamu dan Mas TentaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang