"Hey, Bertha", sapaku. Bertha tengah kini menyambutku di ambang pintu dengan kecemasan sesaat aku keluar dari mobil.
"Ms. Welner, apa kau baik-baik saja? Mr. Othman menunggumu sedari semalam", ucapnya sambil mengambil backpackku dari dalam mobil.
Aku berjalan ragu masuk dan kulihat Walton sedang duduk di sofa sambil membaca sesuatu. Entah mengapa, hatiku merasa bersalah saat melihatnya. Dia masih tetap membaca dan seakan tak menyadari kehadiranku. Aku masih terpaku melihatnya dengan banyak pertanyaan yang muncul di pikiranku. Bagaimana caraku menjelaskan padanya apabila dia bertanya? Ohh, Tuhan.. Bantulah aku, batinku mencelos.
"Tuan, Ms. Welner sudah sampai", ucap Bertha membuat Walton menutup benda itu dan melihat ke arahku.
"Hey", sapaku dengan senyum paksaan yang kubuat.
Anehnya dia tidak menggubrisku. Walton malah berjalan ke arah mini bar dengan muka yang datar membuatku mengernyit. Apa dia marah padaku? Pikiranku tak henti-henti bertanya tentangnya.
"Maaf Ms. Tuan marah ketika tahu kalau Ms. tidak pulang", ujar Bertha dengan wajah tertunduk.
Hatiku menjadi merasa bersalah ketika Bertha memberitahuku. Apalagi semalam aku membentaknya dan menyuruhnya agar tidak menungguku. Bodohnya aku, erangku dalam batin membuatku mendengus kesal. Lalu aku menepuk bahu Bertha lembut seakan mengatakan "semua akan baik-baik saja".
Lalu aku berjalan ke arah mini bar menghampiri Walton yang kini meneguk wine. Walton sempat melirik ke arahku tetapi kemudian dia beralih menatap gelas wine dan memutar-mutarnya secara perlahan. Aku duduk di sebelahnya lalu mengambil gelas yang ada di tangannya itu kemudian mengisinya kembali.
"Hey, apa kau marah padaku? Maafkan aku. Aku hanya ingin mengambil tugas yang dimaksud profesor Edrick yang tertinggal di apartemen. You know, jarak apartemen ke Penn cukup jauh ditambah lagi kalau harus pulang ke Mansion. Jadi aku putuskan untuk bermalam di apartemenku", jelasku panjang lebar.
Entah mengapa, sepertinya pikiranku mengatakan aku harus menjelaskan padanya tujuan awalku meskipun pada bagian Nichole yang tiba-tiba datang tidak kujelaskan. Walton tidak berhak tahu apa saja kehidupan pribadiku. Dia hanya stranger yang tiba-tiba datang di dalam kehidupanku. Jadi kurasa itu hanya membuang-buang waktuku, toh dia juga tidak akan peduli.
"Apa aku terlihat ingin tahu urusanmu, Mrs. Othman? Ohh, maaf. Ms. Welner?" katanya menyeringai.
Perkataannya yang menohok membuat mataku sedikit membulat. Responku hanya menyeringai kecil karena tidak percaya apa yang baru saja diucapkannya. Perkataannya itu seperti menekankan pada 2 sisi. Satu sisi tentang urusanku dan disisi lain nama belakangku.
"Ohh? OK. I have to go", kataku lalu hendak pergi ke kamar namun lenganku ditahan olehnya membuat langkahku terhenti.
Aku menoleh padanya dan kulihat kedua matanya sayu. Aku baru menyadari, wajahnya hari ini seperti kelelahan saja. Apa dia menungguku? Kan, tidak mungkin. Aku juga membentaknya agar tidak menungguku kalau dia sedang menungguku.
"Apa kau akan pergi lagi?"
Pertanyaan yang keluar dari mulutnya membuatku sedikit bingung. Aku lalu menaikkan alisku.
"Maksudku, kau akan pergi lagi ke luar? Meninggalkan mansion ini?" tanyanya masih dengan mata yang sayu membuat hatiku sedikit tersentuh.
"Aku mau ke kamar, Walton. Lagipula, kita harus pergi ke kampus, bukan?" jawabku.
Walton melepaskan lenganku dan kemudian berkata, "Tidak, aku ingin kau dan aku untuk beberapa jam berada di mansion. Baru setelah itu, kita pergi ke New York untuk makan malam bersama keluargamu. Kumohon, tetaplah di sini", ujarnya lirih dan segera menunduk.
Aku mencelos dalam batin dan segera mengiyakan kata-katanya. Mungkin kali ini aku mengalah karena bagaimana pun aku sudah meninggalkannya di mansion. Apalagi semalam aku bertemu dan bercinta dengan Nichole. Itu membuatku semakin merasa bersalah. Ohhh, God..
------------------------------------------------------------------------------------------
To be continue..
Vote Command Follow
-------------------------------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Married
RomanceWARNING 19++ !! Sebenarnya ini adalah cerita keduaku. Cerita pertama sudah aku unpublished karena kurang peminatnya. Hahaaha. Cerita ini murni dari imaginasiku semata. Jadi kalau pun ada salah-salah kata, aku sebagai author yang masih amatir belum p...