~ chapter 35 : Heard his voice

2K 71 2
                                    

Hy Guyssss..

I know, masih ada yang suka membaca cerita wattpadku meskipun ga terlalu seru. Tapi aku harap kalian jangan lupa kasih vote di setiap chapter ya Guysss.. Hehehe

Thank you❤

with love,

lestari
xoxo
___________________________________
_________________

Aku meletakkan seluruh perlengkapan dapur yang tadi kubeli ke atas meja besar di dapur. Lalu kupisahkan bahan-bahan untuk makan malam kami sementara yang lainnya kumasukkan ke dalam lemari pendingin. Malam ini aku akan membuat bacon panggang yang sudah dibuat mirip dengan beef, daging yang tipis. Aku hanya langsung memanggangnya.

Kudengar suara pintu terbuka kemudian tertutup lagi. Aku tersenyum karena kuyakini itu adalah Brooks. Sekarang sudah pukul 06:00 p.m. Seperti biasanya dia kembali di jam seperti ini.

Beberapa saat kemudian, dia berdiri di ujung dinding sebelum masuk ke dapur. Aku melihatnya. Wajahnya terlihat lelah, aku tersenyum. Lalu aku mengingat kata-kata Nichole yang mengatakan kalau Brooklyn adalah pria brengsek dalam hal wanita. Aku akan membuat itu sebagai bumerang untuknya nanti. Lihat saja!

Tak langsung menggubrisnya, aku beralih pada alat pemanggangku. Lalu kumasukkan satu per satu baconnya ke dalam alat pemanggang. Kudengar langkah kaki Brooks berjalan ke arahku.

"Chrissella, menu apa malam ini?" tanyanya sambil mengambil air mineral dingin dari lemari pendingin.

"Bacon panggang ala Chrisella Werner", ucapku sambil tersenyum.

"Ohh?" katanya singkat kemudian duduk di kursi tempat makan.

"Kurasa aku menyukaimu saat kau memegang spatulla itu, Chriss", ucapnya. Kali ini kau akan menggodaku ternyata, ucapku dalam batin.

"Aku juga menyukaimu saat kau memasak untukku. Aku harap kau melakukannya selamanya untukku", lanjutnya lagi. Aku menelan ludahku keras.

Entah mengapa aku jadi gugup karena perkataannya. Sekaligus merasa bersalah. Bagaimana mungkin aku bisa memasak untukmu, Mr. Scoots? Sementara aku sudah menikah dengan sahabatmu sendiri, ucapku dalam batin.

Segera kuhilangkan pemikiranku tadi. Kemudian aku berbalik dan menyeringai. Aku harap perkataannya hanya sekadar caranya menggoda setiap wanita yang dekat dengannya.

"Apa kau terlalu lelah hingga bicara seperti seorang penggoda wanita?" tanyaku sambil menyeringai.

"Hahaha.. Seorang penggoda wanita? Yang benar saja", jawabnya diikuti dengan menyeringai juga.

"Kau bisa saja menyuruh 100 house keepers untuk memasak untukmu, Mr. Scoots", tukasku lalu berbalik ke arah alat pemanggang. Kemudian membalikkan daging-daging itu ke sisi yang belum terpanggang.

"Rasanya aku tak membutuhkan itu semua. Bahkan house keeper yang sudah kujanjikan semalam, telah kupecat, Chriss", katanya membuat kedua mataku membulat. Kemudian aku berbalik.

"Apa? Kau benar-benar ingin membuatku menjadi seorang house keeper sungguhan", ujarku tak percaya.

"Kau sendiri yang mengatakan kalau aku tak membutuhkan house keeper lagi. Sekarang kau menarik kembali kata-katamu. Kau membuatku bingung."

"Aku bisa saja memasak untukmu, Mr. Scoots. Tapi jujur saja, jika membersihkan penthousemu yang besar ini, aku tak sanggup."

"Kau bahkan memiliki penthouse yang lebih besar dariku, Ms. Werner."

"Tidak, aku tidak memiliki penthouse sebesar milikmu. Tempatku cukup luas, tapi tidak terlalu besar", kataku lalu mengayunkan tanganku ke udara dengan penuh drama.

Just MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang