[ CHRISELLA POV ]
Roselyn Paige menamparku sangat keras. Menarik rambutku ke bawah membuatku bertambah meringis kesakita. Dia hanya tertawa, mengejek dan mempermainkan aku layaknya sebuah boneka. Aku tak berdaya lagi dengan semua siksaannya. Hingga mengangkap kepalaku lurus ke depan pun, aku tak sanggup. Seluruh tubuhku lemas.
"Kau sangat lemah, Chrisella Werner. Kau tahu, suamiku mati akibat ulah ayahmu sendiri. Ini belum seberapa. Kau harus menanggung semua perbuatan ayahmu!" ucap Roselyn dengan nada tajam dan keras.
Setelah dia kurasa puas menyiksaku, dia keluar dari pintu. Saat dia membuka pintu, samar-samar kudengar suara orang yang sedang berbicara. Padahal sesudah pintu ditutup, aku tak bisa mendengar apapun lagi. Aku baru menyadari kalau tempat ini dikondisikan agar tak dapat mendengar apa yang terjadi di luar atau dengan kata lain 'kedap suara'.
Saat kurasa seluruh tubuhku lemas, sakit, dan tak berdaya, aku mendengar suara pintu terbuka lagi. Aku hanya bisa pasrah jika yang datang adalah Roselyn Paige lagi, maka aku akan mati. Hingga untuk mengangkat kepalaku pun aku tak mampu lagi. Aku bisa merasakan kalau ajalku sudah mendekat.
"Chriss."
Suara itu seperti mimpi buatku. Aku sangat merindukan suara itu, suara yang sudah lama tak kudengar. Tapi tidak, itu hanya tipu daya kiamatku. Dia pasti malaikat pencabut nyawaku.
Kudengar langkah kakinya menghampiriku. Ini semakin membuatku takut. Aku meringis, berteriak dan menjerit karena ketakutanku. Aku tidak ingin mati. Aku masih ingin hidup.
"Chriss, ini aku", suara lembut itu membuatku terbayang Walton di tengah-tengah kegelapanku. Aku merintih dan meronta-ronta karena sekarang orang yang bersuara lembut itu mendekapku.
Sedetik kemudian, dia membelai dan mengelus rambutku dengan sangat lembut. Hatiku terasa nyaman saat berada di dalam dekapan orang ini. Rasanya ingin bersama orang ini.
"Walton?" kataku dengan suara ragu ketika menyadari hanya dialah yang bisa membuatku merasa tenang seperti ini.
"Iya, ini aku suamimu", jawabnya dengan suara yang bergetar dan terkesan parau. Aku sangat senang ketika menyadari Walton mengatakan 'ini aku suamimu'. Hatiku terasa nyaman, tenang dan bahagia. Akhirnya dia datang menyelamatkanku dari belenggu siksaan ini. Aku pun menangis karena haru.
"Aku akan melepaskanmu, sayang", katanya lalu memegang penutup mataku. Aku senang karena pertama kali dia membuka penutup mataku. Aku ingin melihat wajahnya yang selama ini kurindukan.
"Berhenti!! Atau kau kubunuh, Walton", kata seseorang dengan keras. Sontak aku terkejut dan merasa ketakutan. Aku tidak ingin Walton mati di tangan wanita itu. Dia sangat kejam.
"Kumohon, jangan Ms. Paige", teriakku sambil menitikkan air mata.
"Diam kau wanita jalang! Seharusnya kau sudah kubunuh dari kemarin", katanya dengan sangat tajam. Walton masih tetap membelaiku tanpa rasa takut sekali pun.
"Sekarang terimalah kematian kalian berdua", tukas Roselyn. Aku memeluk Walton sangat amat erat. Bajunya kugenggam dengan kuat.
Dorr..
Suara itu seperti suara kematian buatku. Kau tahu, aku sampai lupa caranya untuk bernapas. Tembakan itu masih bergerilya di dalam telingaku. Tubuhku bergetar karena ketakutan.
"Maaf, Walton. Aku membunuh tantemu", kata seseorang yang sangat akrab di telingaku. Dia adalah Brooklyn. Kemudian aku bisa bernapas setelah itu. Walton melepaskan pelukannnya dan tubuhnya bergerak seperti menyamping.
Setelah itu, Walton membuka penutup mataku. Kini aku membuka kedua mataku. Aku melihat wajah Walton dengan mata yang berbinar memandangku sendu. Aku menangis karena menyadari dia begitu terluka karena kebodohanku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Married
RomansaWARNING 19++ !! Sebenarnya ini adalah cerita keduaku. Cerita pertama sudah aku unpublished karena kurang peminatnya. Hahaaha. Cerita ini murni dari imaginasiku semata. Jadi kalau pun ada salah-salah kata, aku sebagai author yang masih amatir belum p...